28 Nov 2011

Pacitan, potensi yg belum terpotensikan.

Pantai Klayar, kabupaten Pacitan.
        Kawan, kembali ke berbagi dalam hunting dalam positngan kali ini. Menikmati indahnya negeri orang itu bagus, menikmati planet sebelah juga sangat mengesankan, apalagi singgah ke galaksi sebelah tentu luar biasa. Tapi tak sebijak dan tak sesederhana serta menyentuh hati, ketika kita menikmati dulu apa yang ada pada diri kita, apa yang ada pada rumah kita, apa yang ada di kota asal kita, dan apa yg ada di sekitar kita, di negeri tercinta Indonesia. Kali ini, saya mbolang “melakukan perjalanan bak orang hilang” ke kota asal presiden RI ke VI yaitu SBY. Yups, inilah pacitan kawan, kota dipojok barat daya jawa timur dan berbatasan langsung dengan jawa tengah. Saya sudah membuat janji sebelumnya dengan saudara saya “aji” (nama lengkapnya wahyu aji nugroho), sebenarnya akrab jg karena main footsall di kampus dan semakin dekat untuk silaturohim.
        Walaupun kabupaten Pacitan dekat dengan kabupaten Magetan (kampung halaman saya), tapi ini adalah pengalaman pertama saya ke pacitan kawan. Pengalaman pertama ini saya siapkan dengan begitu matang, satu cari temen karena pesen ibu “ibu g’terlalu was-was kalau kamu keluar sama temen.” Pake bahasa jawa tentunya kawan. Tapi, Alhamdulillah g’ada temen yang mau jadi patner pada perjalanan kali ini. Alhasil sayapun kembali mbolang sendirian ke pacitan, dengan perlengkapan seadanya dan modal stick PS buat maen game di pacitan, itupun pinjam. Pelajaran kali ini, *jika anda yakin maka jalanlah, jika ragu jangan jalan. Total dalam menentukan langkah itu penting, karena yg akan dilihat adl langkah anda bukan rencana anda. “tyas haryadi”. #subhanallah
        Di pacitan sudah ada saudara Aji dan saudara Bachtiar (anak ngalam) yg sudah sehari yang lalu datangnya. Ternyata jiwanya sama-sama mbolang, sendirian dan belum tahu jalurnya. Sebelum berangkat saya lihat dulu peta jawa timur lewat google map, lalu saya lihat Cuma ada satu jalur dari ponorogo ke Pacitan, tentu selain bantuan penunjuk arah di jalan-jalan kawan. Setelah meluncur dari magetan pukul 9.30n, saya menaiki kuda besi hitam 135cc ke Pacitan kawan, kota seribu goa. Dijalan ketika masuk lika-liku jalan dari Ponorogo menuju pacitan saya dibuat terkagum-kagum dengan pemandangan di kiri dan kanan jalan, subhanallah banget pokoknya.
        Dikiri kanan jalan ada bukit-bukit dari serangkaian pegunungan yang agak kering (waktu itu kemarau), tetapi masih memiliki daya pikat yang tinggi. Bisa juga untuk daerah pertanian tanaman obat, dan tanaman lain sebagainya, asal jangan sembako karena kurang cocok. Belum lagi setelah menapakkan kaki di Pacitan, di kiri jalan selalu ada sungai yang indah, bisa untuk wisata serta airnya belum termaksimalkan oleh masyarakat dan pemerintah setempat. Sayapun sempat berfoto ria disana kawan, keren juga bisa nampang wajah di tanah pacitan walau dg kamera VGA, yg banyak g’jelasnya dari pada jelasnya.
        Setelah sampai di kota pacitan kawan, kesan pertama yang saya tanamkan ketika masuk kotanya adalah “bener ni kota?”. Bukan maksud gimana, tapi memang itu yg menjadi realita, bukan majalah kali ini. Lalu saya berhenti di alun-alun sebentar, sms saudara saya aji kalau saya sudah sampai di alun-alun waktu itu sudah adzan duhur. Setelah sampai dirumah aji (yang tidak jauh dari alun-alun), saya berkenalan dan berbincang-bincang dulu dengan keluarga aji. Satu pelajaran lagi kawan, *jika anda tamu jadilah tamu yang baik yg menghargai tuan rumah (tentu bukan cara menghargai barang yg mau dibeli), dan bersikaplah ramah. Subhanallah, keluarga yang memberikan pelajaran besar kepada saya tentang sebuah tim kerja yang komplit. Aji punya seorang kakak perempuan yang baru saja lulus kuliah, saya lupa kuliah dimana, atau belum tanya malahan? #wah_manusiawi. Ayah aji bekerja sebagai guru dan ibunya buka took didepan rumah.
        Setelah selesai sholat dan makan siang, ini dia kawan bukti silaturohim “ndawakne sembarang kalir”. Tak mungkin kita silaturohim jauh-jauh g’deberi makan, kalau memang g’diberi makan, sungguh teganya. Kami sudah menyusun rencana untuk jalan-jalan ke gua gong, lalu ke pantai klayar yang terkenal masih asri dan indah. Potensi memang luar biasa di pacitan, sebuah kabupaten yang belum terlalu padat menurut saya, tetapi juga masih kurang termaksimalkan perkembangan ekonominya. Puas dengan jalan-jalan dan berfoto ria di goa gong, sedikit membahas goa gong. Goa ini adalah salah satu ikon kota Pacitan, yang dibanggakan sebagai kota 1000 goa. Di goa ini sudah ada sarana yg memadai dimana kipas angin sudah ada didalamnya, sehingga tidak terlalu panas, tetapi tetap memancing keringan apalagi saya adalah produsen keringat tingkat wahid. Lampu-lampu penerang, jadi g’perlu senter lagi, tangga dan pegangan untuk menjaga keamanan.
        Setelah itu kami melewati jalan tunggal yang lumayan berliku, jauh dan lubang disini disana. Tetapi semuanya itu terbayar ketika kami masuk daerah pantai klayar, masuk kami tak bayar karena ada bapaknya saudara Aji. Semua yang nalangin beliau, sebenarnya g’enak tapi sangat diharapkan. Begitu juga ketika masuk goa gong sebelumnya, karena penjaganya adalah teman dari bapaknya aji. Masuk ke daeraha wisata ini lebih mirip dengan pantai di Lombok kawan, walau belum pernah kelombok. Apalagi ketika mencari sudut berbeda ada pemandangan yang mirip dengan pantai di Australia kawan. Subhanallah, ini dia kelebihan dari pantai selatan kawan, baik mulai bali (kuta), jogja (parang tritis), blitar (serang) dan terakhir pacitan (klayar), sementara itu saja dulu yang baru saya datangi kawan. Pemandangan di pantai klayar ini memang luar biasa, selain objek wisata yang baru dibuka juga menjadi ikon baru kota Pacitan selain goa tentunya. Disebelahnya juga ada daerah terasering yang belum termaksimalkan, malahan jadi tempat pacaran, saya lihat sendiri. Ada juga semacam hutan pandan, walau bukan pandan wangi tetapi cukup menarik jika dijadikan objek wisata kawan atau dihasilkan untuk kerajinan.
        Setelah selesai berfoto ria sampai tempat ombak paling tinggi, kami sholat ashar berjamaah dulu. Poin pembelajaran *jika anda berada dimanapun selalu rajinlah, rajin kepada sang pencipta itu yang pertama, nanti pasti bakal keberkahan yang menyertai anda*. benar saja, setelah selesai solat ashar, lagi-lagi kami makan gratisan di traktir bapaknya aji. Saya dan bahtiar sedikit debat dibelakang, tapi tak apalah itung2 menghormati tuan rumah serta kesempatan buat keluarga Aji banyak sedekah, sedekahnya sama orang-orang baik macam kita lagi, #weleh. Dan kami selesai dari jalan-jalan langsung pulang kerumah aji, guna nonton Indonesia vs Qatar malam harinya dan Alhamdulillah Indonesia kalah 0-2. Lalu kami lanjutkan pertandingan PES (pro evolution soccer) yang dilakukan bertiga, ternyata kali ini si bachtiar yang jadi juara. Inilah kawan sebuah kenikmatan kehidupan kalau selalu kita lalui dengan tersenyum dan penuh hikmah.
         Keesokan harinya kami berjalan-jalan ke trenggalek dan juga ponorogo, sebelumnya kami mampir dahulu kerumah masa kecil pak SBY (presiden RI ke 6). Yups rumah sederhana yang memberikan banyak pelajaran disana, dan disana saya menuliskan. “saya akan menjadi RI1 jg pak, tunggu estafet yang akan sampai ke tangan saya!” inilah kawan sedikit tentang kota pacitan yang punya banyak sekali potensi, mulai dari bukit-bukit yang bisa menjadi ciri khas, rumah tinggal, penghasil pertanian sampai tempat wisata. Tetapi memang pacitan masih butuh tenaga-tenaga muda, jiwa-jiwa pemimpin untuk mengembangkan daerah ini agar terpotensikan. Demikian kisah singkat kali ini, salam dari Sang Penggembala, Tyas Haryadi…. ^_^

18 Nov 2011

Bertambah tapi Berkurang.

Umur
Satu kata banyak arti
Menjadi kata yang selalu berarti
Panjang pendeknya siapa yang tahu?
       Ketika genap membuat diri bahagia
       Layaknya mendapat sebuah piala
       Tapi itulah piala hati, bak kemenangan piala dunia
       Dan indah jika kau dengar kata selamat serta doa pada waktunya
Usia
Dalam awal tangis, akankah berakhir tangis
Yang dimulai senyum, semoga ditutup pula dalam senyum
Dan sekarang anggaplah masih bisa hidup seribu tahun, dalam karya, dalam guna

       Sesuatu yang dihitung, tapi kadang tak terhitung
       Sesuatu yang indah, jika dilalui dengan rasa syukur
       Itulah yang bertambah dan berkurang
       Inilah yang berkurang dalam penambahan
Umurmu, umurku,
Usiamu, usiaku.


Sebuah puisi mengingatkan akan maknawi umur kita kawan, dan sebagai kado ulang tahun serta doaku bagi semua yang berulang tahun, serta sebuah penepatan janji akan membuat sebuah puisi. Sebuah karya yang tak pernah ingin terhenti dari Sang Penggembala, Tyas Haryadi…. ^_^

Mengais Rupiah dari Blog.

maksimalkan blog untuk dapat duit.
       Blog adalah sesuatu yang sudah mendarah daging bagi para pemuda sekarang, bahkan blog juga merambah pada usia dewasa dan tua. Dengan berbagai tujuan dan isi, tetapi kali ini mari kita membahas tentang mengais Rupiah dari blog. Kenapa saya pilih rupiah, bukan dolar? Ah, sudah kaga’musimnya kita pake mata uang tetangga jauh kawan, sudah waktunya mata uang sendiri Berjaya dinegeri sendiri. #wuih,
        Sekarang cukup dengan koneksi internet yang langganan perhari Rp2.500,- atau masuk WARNET, kita sudah menjelajah kemana saja (dunia maya tentunya, kan tarifnya beda dg pesawat terbang). Dan bisa menghasilkan lebih banyak lagi dana, walaupun hanya buka blogger.com , wordpress.com , multiply.com dan lain sebagainya. Dengan mengisi artikel yang menjadi hobi, pelajaran, tugas-tugas, pekerjaan, sampai daftar pustaka. Dan yang memang menggoda adalah bagaimana kita bisa mendapatkan uang dengan sangat mudah, yaitu dari iklan-iklan (baik yg pay per clik, bukan pay per detik kawan). Untuk yang di Indonesia sudah mulai banyak grup-grup blogger yang tujuannya adalah menampung para pecinta blogging untuk mendapat dana. Semisal www.kumpulblogger.com yang memberikan setiap kliknya Rp300,-sampai Rp350,-. Ada pula di kota banyuwangi yaitu www.minakjinggo.com , masih ada pula di Kota Magetan ada juga www.bloggermagetan.com , dan lain sebagainya.
        Lalu, apakah Cuma itu saja kawan? Tidak! Saya termasuk orang yang kurang hobi bila bermain dengan iklan pay per clik ini. Tetapi saya juga mendukung saudara-saudara setanah air yang mengembangkan blognya dengan cara ini. Tawaran saya adalah bagaimana kita jadi pedagang dengan blog, dagang apakah itu? Dagang barang atau jasa, kalau dagang duit juga kaga’apa-apa boy. ^_^,,, berdagang produk sendiri, tentu setiap individu punya kelebihan yang kebanyakan unique, dan tidak dimiliki oleh orang lain. Inilah yang layak dijual kawan, mari kita lihat beberapa orang sukses yang berhasil menghasilkan rupiah dari blog.
        Ada raditya dika, yang menjual tulisannya lewat blog, ada pula obama yang menjual popularitas melaui blog. Dan selanjutnya tentu anda, yang bisa menjual tempe, tahu, klip-klip music anda, kumpulan puisi, artikel, karya ilmiah, sampai penemuan-penemuan spektakuler. Atau kalimat-kalimat sederhana yg semuanya memang layak dijual, bahkan kalau anda seorang fotographer. Karena saya juga menjual beberap promosi saya, seperti popularitas saya yang ingin menjadi DPRD th2014 magetan dengan membuat blog visit magetan. Dan saya juga menjual sebuah usaha Cah Magetan Studio agar juga bermanfaat bagi yang lain. Sekian semoga bermanfaat kawan, mari mengais rupiah dari blog. Sekian dari Sang Penggembala, Tyas Haryadi… ^_^

13 Nov 2011

Apa adanya, ada Apanya

aku adalah pesastra, dari tempat mulia, surga.
dan kemudian dibuang kebumi karena dosa.
aku penerus chairil anwar, yang mengaku binatang jalang.
yang berkarya dalam 7th sisa umurnya.
regenerasi goenawan mohammad, pesastra Indonesia.
dan aku masih 20th saat deklarasi itu.
      aku sang imajinator yang visioner, penerus bung karno dan melebihi albert einstein.
      yang jalan-jalan ke galaxy sebelah,
      melihat bumi purnama dari bulan.
      Bermain air di mars, numpang solat di Pluto.
      dan kembali ke negeriku tercinta, Indonesia.

ku seperti tukang becak,
bekerja keras seharian, lalu pulang dipetangnya untuk bertemu keluarga.
tak butuh berjuta-juta, hanya butuh untuk memenuhi perut ini, melihat keluarga tersenyum
memberi yang terbaik utuk penerusku, memberi terbaik untuk bangsaku.

      ku tak mampu sediktator soeharto,
      tapi ku ingin lebih visioner dan murah senyum dari beliau.
      sedikit bicara, walau kalo bicara susah berhentinya.
      selalu tersenyum, apapun keadaannya,

dan akulah sang penggembala.
diam dalam senyum, berpikir dalam melangkah.
selalu berguna untuk yang lain, selalu bisa membuat orang lain tersenyum, kesuksesan dunia.
mati khusnul khotimah, kesuksesan haqiqi.
sederhana, apa adanya, ada apanya.


puisi kesekianku, yang berjudul "Apa adanya, ada Apanya", semoga bermanfaat kawan. salam dari Sang Penggembala, Tyas Haryadi.... ^_^

Caraku dan Ajakanku untuk Mencintai Indonesia

Kenali dan cintai negeri ini.
       Indonesia adalah sebuah Negara besar, Negara kepulauan, Negara agraria, Negara yang memiliki lambang garuda dan Negara kita. Sebagai warga Negara tentu setiap individu punya cara sendiri untuk menunjukkan kecintaan kepada tanah airnya. Begitu pula dengan saya, anak pinggiran kabupaten Magetan, yang ingin menunjukkan bagaimana cara saya untuk mencintai negeri ini. Jika berbicara kata cinta, tentu kita harus memahami dahulu apa itu cinta? Cinta adalah sesuatu yang berawal dari hati, mempengaruhi pola pikir di otak dan teraplikasi oleh tindakan, ucapan, serta sifat kita sebagai individu.
         Cinta itu memang sangat indah, cinta itu membuat yang buruk menjadi indah, keluarnya darah seperti keluarnya keringat. Dengan mencintai negeri ini, buruknya negeri ini menjadi suatu keindahan untuk pribadi kita. Buruknya sikap pemuda menjadi sebuah tantangan untuk merubah berpikirnya para pemuda di negeri ini. Bencana dimana-mana menjadi sesuatu yang menjadi khasnya negeri ini, belum tentu dinegara lain juga terus-terusan kena musibahkan? Apapun, asalkan itu di negeri ini, maka akan tetap indah. Itulah sedikit hal tentang bagaimana sebuah rasa cinta Indonesia.
        Bagaimana saya mencitai Indonesia? Inilah cara saya untuk mencintai Negara tumpah darah, Negara tempat saya terlahir, dan saya harapkan disini pula saya kelak mati. Saya mencintai Indonesia saya mulai dari hati, saya memulainya dari apa yang saya rasakan. Mencintai Indonesia karena apa yang ada di hati ini, bukan hanya menang dan kalah, bukan karena kaya dan miskin, bukan karena didukung atau dihina. Hati adalah pondasi dasar, sesuatu yang akan sangat berharga, karena dari hati itu sesuatu yang bisa mengubah segala hal.
        Dalam hal ini, saya mencintai Indonesia dengan tiga M. yaitu memulai dari diri sendiri (hati), memulai dari hal-hal sederhana, dan mulai sekarang juga. Kenapa kok tiga M? M yang pertama adalah memulai dari diri sendiri, saya masih ingat ketika seorang bijak berkata “jika anda ingin mengubah dunia, maka mulailah mengubah diri anda sendiri!”. Dalam hal ini, mencintai negeri ini adalah sesuatu yang mulia dan pastinya akan memperngaruhi semua peduduk negeri ini, bisa jadi! Karena ketika kita mengawali hal-hal itu dari diri sendiri itu akan menjadi nilai plus, agar orang lain mengikuti kita, apa yang kita kerjakan, dan apa yang kita kerjakan. Sehingga cinta kepada Indonesia mampu menyebar dengan lebih cepatnya. “orang pertama yang harus berubah adalah orang yang saya lihat di cermin!”, begitu pula kata alm. Michael jakson. Jadi, saya mencintai Indonesia dengan memulainya dari diri sendiri.
        Setelah M yang pertama lalu lanjutkan dengan M yang kedua, yaitu mulai dari hal-hal sederhana. Karena pemimpin besar adalah mereka yang tidak lupa akan hal-hal kecil dan memulai sesuatu dari hal-hal kecil pula. Bisa saja kita sering-sering mendengarkan lagu nasional, menonton timnas waktu bertanding, menyandang kaos bertuliskan Indonesia, sampai selalu merasa bangga dengan negeri ini. Sebuah hal besar itu berasal dari hal kecil, sederhana tapi luar biasa. Sesekali wallpaper handphone kita pakailah bendera merah putih, atau lambang garuda, pancasila, dan segala hal tentang Indonesia. Begitu juga dengan background laptop kita, sesekali harus ada waktunya ada penyemangat untuk negeri. Apalagi waktu ada hari-hari besar, wajib kita memberi sebuah apresiasi walau itu hanya dengan kata “selamat”.
        Memulai dengan hal kecil juga bisa diaplikasikan dengan mencintai Indonesia sebagai bumi yang harus dijaga. Mengambil sampah kita sendiri lalu memasukkannya ke tong sampah juga menjadi bukti kecintaan kita. Seperti sebuah motto “buanglah sampah disembarang tempat sampah”. Dengan membeli produk-produk dalam negeri, juga menjadi sebuah bukti kecintaan kita kepada Negeri ini, Indonesia. Cukuplah kita mulai dengan hal-hal kecil yang kelak menjadi luar biasa.
        M yang terakhir adalah mulai sekarang juga. Waktu yang paling baik untuk memulai suatu hal adalah mulai sekarang juga. Mencintai Indonesia (entah kita sudah mendarah dagingkan, atau belum sama sekali), patut mulai detik ini kita evaluasi kembali. Kita harus semakin mencintai Indonesia mulai sekarang, saat ini, detik ini dan dengan kedipan mata ini. Siapa tahu, besok-besok kita akan mati, bahkan siapa tahu, semenit lagi kita sudah tiada. Karena menunda-nunda suatu hal adalah menumpuk masalah pada keesokan harinya. Masihkah kitra mau menumpuk-numpuk cinta yang tak keturutan di waktu yang akan datang?
        Beginilah caraku, dan ajakanku mencintai Indonesia. Cukup dengan tiga M, memulai dari diri sendiri (from heart), mulai dari hal-hal kecil (sederhana dan menghasilkan sesuatu yang luar biasa), serta mulai sekarang juga (mulai detik ini, karena siapa tahu didetik berikutnya kita akan mati). Demikian kawan, semoga yang saya awali dari tulisan untuk diri sendiri ini, dari hal sederhana berupa dokumen dengan font Arial, size 12 ini, dan saya awali sekarang bisa bermanfaat kawan. Salam dari Sang penggembala, Tyas Haryadi ^_^

5 Nov 2011

Ibu, ini aku sekarang

Ku rindu seorang sosok
Yang meneteskan air matanya untukku
Diam, tersenyum, berdoa, berusaha, dan selalu disampingku
Menyelimutiku disaat tertidur tanpa baju
       Ibu
       Ku ingat kau sabar memandikanku
       Disaat badanku penuh luka
       Padahal hatimu terluka dengan kataku

Maafkan, dan lihatlah pengabdianku
Padamu, pada ayahku, adikku dan keluarga besarku
Ku berusaha berdiri di tanahku
Jalanku, dan menggapai mimpiku

       Karena aku anakmu, yang kecil dahulu
       Yang kau banggakan karena ompolnya
       Di ingat tetangga karena pipi tembem waktu kecilnya
       Anak nak imut itu sekarang berusaha besar
Besar bersama agama, nusa bangsa dan tanah airnya
Ibu, aku adalah individu yang selalu ingin besar
Bukan membesarkan diri, tapi besarnya orang disekelilingku
Ibu, jangan dulu kau bertanya tentang tulang rusukku
Aku yakin, tulang rusuk itu sedang menantiku
Kami akan punya rumah sederhana, nan bahagia
Dengan tanaman hijau di halaman, tawa & tangis si kecil
Kan ku jaga, karena dia adalah calon ibu pula, dari anak-anakku.
Inilah kata anak yang berusaha besar kepada ibunya.


sebuah puisi yang mulai dikatakan anak ketika mulai mandiri, tapi masih sangat merindu karena rasa bakti kepada ibunya. semoga bermanfaat, dr Sang Penggembala Tyas Haryadi... ^_^
sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com