26 Jan 2012

Mentari pagi & Homo

Sewaktu mengantar ibu ke pasar (jadi ojek kalo lagi dirumah). Saya masih berusaha produktif (bukan bahasa biologis), saya bawa kertas untuk membuat tulisan CML (cah magetan library), gunting, sekalian sebuah buku tentang membaca jati diri orang lain. Selesai menggunting, baca beberapa lembar, akhirnya saya pegang pena dan kertas. Mulailah tangan ini menulis tentang "hangatnya mentari pagi dan si homo, homo sapien..." :)

Cahaya kuning keemasan nan hangat
Menyentuh kulitku secara perlahan
Membuat sebuah bayangan panjang
Panjang dan sangat indah dipandang
      Ku tengok kanan kiri
      Semua mulai bergerak
      Bahkan ada yg melaju
      Bak burung yg keluar kamar
Kutanya,
Seberapa banyak orang bersyukur atas adanya kamu?
Seberapa manusia mampu mengambil intisari hikmahmu?
Lalu, sehangat apa kaum homo itu, membalas kehangatanmu?
      Kujawab,
      Orang-orang itu, tak melihat nikmat kecil depan matanya
      Manusia pandai mengambil kekayaan alam
      Homo itu malah bikin panas, sampai hangatmu salah arti, jadi panas di bumi.
Homo memang homo
Lalu bercermin! Apa aku homo?
Bisa jadi, kata kawan homo sapiens
Tapi lidah berucap homo
     Homo itu makin tak mengerti
     Sementara mentari pagi selalu memberi arti
     Ku harap homo semakin manusiawi
     Memberi, meminta, membagi
     Bersama mentari pagi

Semoga bermanfaat, salam dr Sang Penggembala, Tyas Haryadi... :)

18 Jan 2012

Hari Keselamatan Berkendara

Animasi Berkendara.
       BERKENDARA adalah sebuah hal yang sering dilakukan oleh setiap individu dan juga masyarakat pada dewasa ini. Baik mereka yang menggunakan kendaraan umum dan juga kendaraan pribadi, jalur darat, laut, juga udara. Tetapi akhir-akhir ini banyak terjadi kecelakaan dalam berkendara. Mulai dari kecelakaan darat yang sempat heboh akhir-akhir ini, bus Sumber Kencono, kereta api juga beberapa kali, selain kecelakaan mobil serta sepeda motor tentunya. Begitu pula dengan jalur laut, yang terjadi di Trenggalek tahun lalu juga masih hangat di ingatan masyarakat. Belum lagi kecelakaan udara, berkali-kali terjadi dan memakan korban tidak sedikit.
       Untuk mengurangi jumlah kecelakaan berkendara memang sudah banyak hal yang dilakukan berbagai pihak. Mulai dari POLISI Lalu Lintas, pemerintah daerah, para produsen kendaraan, dan para pengendara sendiri tentunya. Tetapi hal-hal tersebut memang tidak selalu memberi solusi terbaik, masalahpun malah tambah kompleks. Mungkin sudah waktunya membuat Hari Keselamatan Berkendara. Ini menjadi penting, karena akan memberikan tolak ukur kecelakaan serta standart keselamatan bagi para pengendara setiap diperingati. Selain itu, dengan adanya hari ini tentu akan membuat berbagai pihak lebih mengutamakan keselamatan ketika berkendara. Dalam beberapa hal, seperti hari AIDS sedunia, ini membuat AIDS terperhatikan. Mungkin dengan Hari Keselamatan Berkendara, keselamatan berkendara juga akan mendapatkan perhatian khusus. semoga bermanfaat, salam dari Sang penggembala Tyas Haryadi.... ^_^

12 Jan 2012

Mencari pemimpin dari lapangan hijau.

Animasi seorang pemimpin.
seorang pemimpin itu g'terlalu berbeda dengan captain di permainan bola.
dialah yg duduk mampu melihat permainan, menjaga semangat persatuan tim.
dialah yg mampu bertahan, menyerang, dan mengatur irama.
ketenangannya jd panutan, semangatnya jd penyulut kobaran api.
instingnya tiada dua, naluri kerjasamanya besar.
dia mengajari, tanpa sok pintar.
dia belajar, dengan kejujuran mengatakan ingin belajar.
dia menyusur pinggir lapangan untuk memberi umpan para striker.
kejasama di tengah untuk membuka ruang & mempertahankan bola.
dibelakang dikala yg lain menyerang sebagai penyeimbang.
sesekali menyerang, untuk mencetak gol kemenangan.
umpannya memanjakan, akurasinya tingkat tinggi, penglihatanx mantab.
tacklingnya tepat, driblenya seakan bola lekat, power dan staminanya tinggi.
dialah no punggung 10, walau kadang pakai 9, atau yg lain.
tp dialah roh tim, tak tergantikan,
dialah sang captain, pemimpin dalam lapangan.
sedikit kejelasan dr tipikal pemimpin dari lapangan hijau.


pemimpin itu lebih bagaimana dia punya skill multi, *bukan multimedia (itu bisnis sy).
yg mampu menempati bnyk posisi, yg bisa mencairkan suasana memanas.
pemimpin jg yg memberikan semangat besar kepada semua elemen dalam sebuah tim.
pemimpin itu adalah pemimpi. pemimpin itu adl yg mulia tutur katanya.
maut senyumnya, berwibawa diri sebagai seorang pribadi.
pemimpin itulah yg mau dipimpin, mau memimpin, hanya semangat memberi, tanpa berharap menerima.
inilah sang captain pula, pemimpin.

semoga bermanfaat kawan. salam dari Sang Penggembala, Tyas Haryadi... ^_^

10 Jan 2012

RM Ronggowarsito, pujangga terakhir kraton solo

Patung dada, RM Ronggowarsito
       Pada abad 18 tentang pujangga terakhir tepatnya di kraton solo (waktu itu jaman perang diponegoro) ceritanya begini mungkin ini dimulai sejak si pujangga lahir ya yakni hari Senin Legi tanggal 10 Zulkaidah tahun Jawa 1728 atau tanggal 15 Maret 1802 Masehi kurang lebih jam 12.00 siang lahirlah seorang bayi dirumah kakeknya yang bernama R. Ng. Yosodipuro I, . Bayi yang baru lahir itu diberi nama Bagus Burham. 
       Sejak umur 2 tahun sampai 12 tahun Bagus Burham ikut kakeknya.Ayahnya bernama R. Tumenggung Sastronegoro yang mengharapkan anaknya dikelak kemudian hari menjadi orang yang berguna bagi bangsa dan negaranya. Maka oleh sang ayah, Bagus Burham dikirim ketempat pendidikan yang memungkinkan dapat mendidik anaknya lebih baik dari dirinya sendiri.Waktu itu pondok Pesantren di kawasan Ponorogo yang dipimpin oleh Kyai Imam Besari terkanal sampai dipusat Kerajaan Surakarta. Kesanalah Bagus Burham dikirim untuk mendapatkan tambahan ilmu lahir batin serta keagamaan. Pondok Tegalsari yang dipimpin Kyai Imam Besari ini mempunyai murid yang banyak dan terkenal.
        Bagus Burham berangkat ke Pesantren Tegalsari disertai pembantunya(penjaga/bodyguard kali ya) yang bernama Ki Tanujoyo. Ditempat yang baru itu Bagus Burham sangat malas. Ditambah lagi lebih suka menjalankan maksiat dari pada mengaji. Berjudi adalah merupakan pekerjaannya setiap hari. Juga pekerjaan maksiat yang lainnya. Adu ayam termasuk kesukaan yang tidak perbah diluangkan. Dari pada mengaji hari-harinya dihabiskan dimeja-meja judi dari satu desa ke desa lainnya. Sehingga terkenallah Bagus Burham bukan sebagai santri yang soleh tetapi sebagai penjudi ulung dikalangan orang-orang di daerah Ponorogo.
        Dasar seorang anak Tumenggung, uang banyak dan biasanya dimanja oleh orang tua atau kakeknya. Karena kegemarannya bermain judi, adu ayam dan perbuatan-perbuatan maksiat yang lain Bagus Burham banyak berkenalan dengan warok-warok Ponorogo yang satu kegemaran. dan pembantunya(bodyguard) juga selalu memamerkan sihir dan bermain dengan jin sehingga Perbuatan putra Tumenggung ini sangat merepotkan hari Kyai Imam Besari. Diharapkan seorang putra priyayi keraton ini akan memberi suri teladan bagi murid-murid (santri-santri) yang lein tetapi ternyata sebaliknya.Seringkali Bagus Burham mendapat teguran dan marah dari Kyai Besari. Namun hal itu tidak merubah sifatnya. Dia tetap penjudi, tetap penyabung ayam, tetap gemar pada tindakan-tindakan yang menjurus ke maksiat. Karena merasa bosan setiap hari mendapat dampratan dari gurunya maka Bagus Burham perni meninggalkan pondok Tegalsari diikuti oleh Ki Tanujoyo.
        (Versi lain mengatakan bahwa kepergian Bagus Burham karena KyaiImam Besari merasa jengkel akan ulah Bagus Burham. Kemudian pimpinan pondok Tegalsari itu memanggil abdi kinasih Ki Tanujoyo dan menseyogyakan Bagus Burham tidak usah belajar mengaji di pondok Tegalsari). Meninggalkan pondok Tegalsari Bagus Burham tidak mau pulang ke Solo. Dengan diiring oleh oleh abdinya yang bernama Ki Tanujoyo.
        Bagus Burham bertualang sampai di Madiun. Ditempat itu uang sakunya habis. Ki Tanujoyo kemudian berdagang barang loakan. Sedangkan Bagus Burham tetap pada kegemarannya semula. Betapa bingungnya Raden Tumenggung Sastronegoro tatkala mendapat laporan Kyai Imam Besari bahwa puteranya pergi dari Tegalsari. Kemudian dipanggillah di Josono agar mencari Bagus Burham sampai ketemu. Bila ketemu agar diajal kembali ke Tegalsari. Kyai Imam Besari kembali dari Keraton Solo mendapat laporan dari penduduk Tegalsari bahwa sekarang daerah Tegalsari tidak aman.
        Banyak pencuri serta tanaman diserang hama. Kyai Imam Besari memohon petunjuak dari Tuhan. Mendapatkan ilham bahwa keadaan daerahnya akan kembali aman damai apabila Bagus Burham kembali ke Tegalsari lagi. Oleh karena itu Kyai Imam Besari segera mengutus ki Kromoleyo agar supaya berangkat mencari kemana gerangan perginya Bagus Burham. Bagi Ki Kromoleyo bukan pekerjaan yang sulit mencari Bagus Burham. Sebab dia tahu kehidupun macam apa yang digemari Bagus Burham. Tempat judi, tempat adu ayam. Itulah sasaran Ki Kromoleyo. Pada penjudi dan pengadu ayam ditanyakan apakah kenal dengan pemuda yang bernama Bagus Burham. Orangnya tampan. Jejak Bagus Burham akhirnya terbau juga. Ki Kromoleyo dapat menemukan Bagus Burham dan mengajak kembali ke Tegalsari. Namun Bagus Burham tidak mau. Karena bujukan Ki Josono utusan orang tuanya yang kebetulan juga sudah menemukan tempat Bagus Burham maka kembalilah Bagus Burham ke Tegalsari. Kyai Imam Besari menghadapi Bagus Burham dengan cari lain. Sebab ternyata sekembalinya dari petualangannya Bagus Burham bukan semakin rajin mengaji tetapi semakin boglok dan bodoh. Tampaknya. Menghadapi murid yang demikian Kyai yang sudah berpengalaman itu lalu mengambil jalan lain. Bagus Burham tidak langsung tidak langsung diajar mengaji seperti santri-santri yang lain. Dia bukan keturunang orang biasa tetapi masuk memiliki darah satriya. Maka tidak mengherankan kalau dia juga memiliki/mewarisi sifat-sifat leluhurnya. Gemar sekali kepada hal-hal yang memperlihatkan kejantanan seperti adu ayam dan lain sebagainya.
        Setelah menjalani tapa kungkum selama 40 hari lamanya maka Bagus Burham tumbuh menjadi anak yang pandai. Kyai Imam Besari tersenyum lega melihat perkembangan anak asuhnya yang paling bengal itu. Terapinya kena sekali. Padahal terapi itu hanya berdasarkan dongenn yang pernah didengarnya. Bahwa dahulu kala ada seorang pemuda yang bengal, nakal, penjudi, pemalas, perampok yang bernama Ken Arok. Namun karena ketekunan seorang pendidik yang bernama Loh Gawe maka akhirnya Ken Arok enjadi raja di Singosari. Menurunkan raja-raja besar di tanah Jawa. Dari Mojopahit sampai ke Surakarta semua menurut silsilah masih keturunan langsung dari Ken Arok. Dan R. Patah pun keturunan Ken Arok. Jadi Bagus Burham juga keturunan Ken Arok. Siapa tahu kenakalannya juga turunan yang dikelak kemudian hari akan menjadi orang yang luar biasa. Bagus Burham menjadi murid yang terpandai. Selama 4 tahun dipondok Tegalsari ilmu gurunya sudah terkuran habis. Tidak ada sisanya lagi. Kyai Imam Besari memuji keluhuran Tuhannya. Dia melimpahkan habis ilmunya kepada muridnya. Setelah dirasa cukup maka Bagus Burham kembali ke Surakarta. Oleh tuanya Bagus Burham disuruh langsung ke Demak untuk belajar mengenal sastra Arab dan kebatinan jawa pada Pangeran Kadilangu.
        Apakah ayahnya punya maksud agar kelak anaknya dapat menandingi kepandaian rajanya ? Bagus Burham seorang kutu buku yang luar biasa. Dengan bekal kepandaian yang dimiliki dari beberapa guru-gurunya, Bagus Burham kemudian menekuni soal kesusastraan Jawa serta peninggalan – peninggalan nenek moyang. Buku-buku berbahasa kawi kuna ditelaah dan dipelajarai sebaik-baiknya.
        Jiwa petualang masih juga membara dalam kalbunya. Dia seringkali mengadakan perjalanan dari satu daerah kedaerah yang lain. Bagus Burham meninjau tempat-tempat yang bersejarah, tempat-tempat yang mengandung nilai-nilai historis, tempat-tempat yang keramat, ke candi-candi dan tempat-tempat penting lainnya. Disembarang tempat dipelbagai daerah kalau dianggap ada orang yang memiliki kepandaian lebih maka tidak malu-malu Bagus Burham berguru para orang tersebut. Tidak peduli dia hanyalah seorang juru kunci atau orang biasa. Pada usia 18 tahun sebagaimana kebiasaan anak priyayi waktu itu ingin mengabdikan dirinya kepada keraton. Caranya haruslah dengan magang (pegawai percobaan) pada Kadipaten Anom. Jiwa senimannya atau darah kepujanggaannya terasa mengalir deras ditubuhnya. TIdak merasa puas dengan pekerjaan magang tersebut. Maka Bagus Burham mohon pamit sebab dirasa tidak ada kemajuan. Dia ingin mengembara ingin bertualan menuruti gejolak darah senimannya. Hampir seluruh pelosok pulau Jawa telah dijelajahi oleh Bagus Burham. Bahkan juga luar jawa sepeti Bali, Lombok, Ujung Pandang, Banjarmasin bahkan ada sumber yang mengatakan pengembaraan Bagus Burham sampai di India dan Srilanka. Melihat perjalanan hidupnya seperti tersebut diatas pantaslah kalau Bagus Burham menjadi manusia yang kritis menghadapi suatu persoalan. (Ungkapan perasaannya tampak ada karyanya ” Serat Kala Tida “.
        Pulang dari pengembarannya Bagus Burham kawin. Karena sang mertua diangkat menjadi Bupati di Kediri maka Bagus Burhampun mengikuti ke Kediri. Ditempat tersebut yang terkenal sebagai tempat bersejarah banyak peninggalan-peninggalan dari jaman terdahulu. Di Kediri pernah berdiri kerajaan besar dimana salah satu rajanya adalah Sang Prabu Joyoboyo. Waktu sang prabu berkuasa agaknya keadaan negara sangat tenteram dan damai terbukti lahirnya beberapa karya sastra besar. Sang Prabu memerintahkan kepada Empu Sedah dan Empu Panuluh agar menceritakan kembali atau menyusun ceritera BARATAYUDAHA dalam bahasa yang lebih muda diambil dari buku Maha Barata asli dari India. Demikian indahnya gubahan tersebut sehingga banyak yang mengira bahwa kejadian itu terjadi di tanah Jawa. Sebelum raja Joyoboyo, di Kediri juga lahir hasil sastra yang tinggi mutunya. Smara Dahana kitab karya Empu Darmaja, juga buku Sumana Sentaka karya Triguna merupakan hasil sastra yang sulit dicari bandingannya. Di daerah yang seperti itu tentu saja banyak peninggalan-peninggalan berupan rontal-rontal yang dimiliki penduduk warisan dari nenek moyang. Dengan tekun Bagus Burham di Kediri waktunya dihabiskan untuk mempelajari rontal-rontal yang dapat dikumpulkan dari perbagai daerah. Dari rontal-rontal, pengalaman / pengetahuan selama mengembara dan berguru itulah dia dapat menimba pelbagai ilmu.
        Baru setelah Bagus Burham berumur 38 tahun mulai produktif dengan karya sastranya. Dan pada tahun 1844 pihak keraton mengangkat menjadi Kliwon Carik dan disyahkan menjadi Pujangga Keraton. Namanya Raden Ngabehi Ronggowarsito dan semakin tenar. Kariernya tidak licin sebab agaknya juga dipengaruhi bahwa orang tuanya (Raden Tumenggung Sastronegoro) dianggap bersalah kepada kompeni Belanda sebab pernah merencanakan akan menggempur benteng Kompeni diwaku jaman pemberontakan Diponegoro (1825-1830). Akhirnya R.T. Sastronegoro dibuang dan makamnya ada di Jakarta.
        Setelah Raden Ngabehi Ronggowarsito tiada itu tidak ada lagi pujangga baru selama 1 abad maka pantaslah kalau dia bergelar pujangga terakhir. semoga bermanfaat, salam dari Sang Penggembala, Tyas Haryadi.... ^_^

butuh APBP bukan APBN

Anggaran Pemasukan Belanja Keluarga.
        AWAL TAHUN menjadi momen yang tidak terlewatkan begitu saja, apalagi pergantian tahun. Ketika tahun berganti Anggaran Pemasukan dan Belanja Negara (APBN) pun juga berganti. Lalu bagaimana dengan keluarga sebagai bagian masyarakat Indonesia? Memang Negara Indonesia sangat identik dengan APBNnya ketika berganti tahun atau berbicara dengan keuangannya. Hal ini juga sebenarnya menarik untuk setiap individu, dan patut untuk dicontoh.
    Seperti kita ketahui, ketika keuangan menjadi lebih terstruktur, maka kesalahan juga akan terminimalisasi, serta dapat menentukan target pertumbuhan. Belum lagi dengan evaluasi di belakang kelak akan lebih mudah. Ini pula yang seharusnya diterapkan oleh individu atau keluarga. Anggaran Pemasukan dan Belanja Keluarga (APBK), mungkin belum terlalu marak dimasyarakat. Tetapi seharusnya hal ini diperhitungkan, karena keluarga akan bisa membuat rencana jangka panjang untuk masa depan keluarga tentunya. Disini, keuangan keluarga tak akan kocar-kacir, dan lebih stabil. Jika ada masalahpun tentu bisa diselesaikan pada awal, dengan mennyiapkan antisipasi terbaiknya. Dalam hal ini tentu tidak membutuhkan persetujuan dari DPR RI. Cukuplah dengan ada DPK (dewan perwakilan keluarga), yang diwakili oleh mereka yang sudah dewasa serta mengerti bagaimana keadaan keuangan keluarga. Kalaupun keluarga berhutang, tentu akan lebih mudah melunasi hutang, semoga tidak seperti negeri ini yang kesulitan melunasi hutang. Amin… salam dari Sang Penggembala, Tyas Haryadi... ^_^

Berlari, lari, dan larilah

Mukaku using, kusut, tak berseri
Kadang pucat walau ku bukan vampire
Sering terinfeksi penyakit bosan
Bingung, linglung, sampai galau rasa gula
     Lalu, segera ku ambil sepatu orange
     Pakai kaos kaki, dan segera lari
     Berputar mencari jalur terjauh
     Agar semua rasa penat ikut jauh

Sampai kupahami
Memang hidup harus berlari
Berlari dari segala hal negative
Agar bersua dengan yang positif

      Berlari bersama agama
      Agar hidup jadi berguna dan bermakna
      Berlari mengelilingi negeri
      Agar makin cinta dengan tanah air

Dengan berlari kaki yang paling aktif
Tapi hati ini juga tak akan pasif
Lari mengasah insting
Lari menggapai mimpi

      Karena dengan berlari kumaknai hidup
      Tentang jauh kaki ini melangkah
      Sebuah ketidak pastian akan kematian
      Sampai ku berkata, “berlari, lari & larilah”
      Sampai nanti, sampai mati



inilah puisi bagaimana diri ini harus berlari dalam melalui kehidupan, semoga bermanfaat. salam dari Sang Penggembala, Tyas Haryadi.... ^_^

4 Jan 2012

Purwacaraka

Transkripsi
       Transkripsi adalah alih tulis naskah tanpa mengganti jenis tulisan naskah yang disalin, misalnya dari tulisan Jawa ke Jawa, dari tulisan latin ke tulisan latin.
a. Transkripsi diplomatik,yaitu alih tulis naskah tanpa mengganti jenis tulisan naskah yang disalin sesuai bentuk aslinya.
//o//purwawacana//
         //nuwun tumrap tumrapipun dulaŋ ŋanjawi iŋ madya wiyata, prêlu saŋêt wontènipun sêrat waosan iŋkaŋ dhapukan saha basa punapa malih suraosipun sagêt laras kaliyan alamipun sapunika : jaman mardika, swasana nasiyonal iŋkaŋ susila.
        //basapunika woh iŋ kabudayan iŋkaŋ kapara baku piyambak, déné kabudayan iŋkaŋ kêdah pinilala, kusus kêdah namuŋ kabudayan iŋkaŋ sagêd murakabi iŋ ŋakathah, tuwin wontên mumpabatipun dhatêŋ kasusilan kaluhurraniŋ budi. Lah iŋgih punika iŋkaŋ dados anycêriŋ sêdya ŋaŋgén kula kapi adraŋan dhapuk sêrat waosaréaŋgal kaŋge para mudha putri putra kita.
        //kalampahnipun sagêd awujud sêrat sarta pantês kaécap punika, kabêkta sakiŋ gên kula bêgja, kasil aŋgén kula aŋgu bêlambabana dhatêŋ priyantunsêpuh iŋkaŋ sampun mardika mahambêg pinanthika wontên iŋ pacrabakan sikênong kithaklathén inggih punika radén tumêŋguŋ yasawidagda, juru ŋarrangŋiŋ sêrat sêrat iŋkaŋ dados karêmêniŋ ŋakatah, wiwit jaman watawis taun 1915 dumuginipun sapriki, kadosta:
1 // kraton powan bab patilassan patilasaniŋ sukunipun prêdilawu sisih lér.
2 // mitradarma, cariyos mitra kakalih namasaŋ kankaliyan paran, alam gégér trunajaya.
3 // purasani, sêmahipun simpên, iŋ talatah prambanan,
4 // jarot 2 jilid
5 // kirti anyjunyjuŋ drajat, satuŋgaliŋ nênêma nilar kapriyantunan botên purun magaŋ, dipun pilalah dados tukaŋ sêpêdhah.
6 // niwuŋ kuka iŋ béndha growiŋ, agambar kastraniŋ biyuŋ dateŋ anak,
//Sadaya punika wêdalan balé pustaka, basa jawi, sedereŋipun taun 1942.
//Wiwit kala samantên kéŋing winas tan pêpêt sumbar, sampun botên mêdal sêrat maosan jawi, kajawi sêrat kalih:
1. Nama pêti wasiat iŋgih sakiŋ yasawidagdan pêdalan yayasan bakti iŋ Jakarta, sampun taun 1952 punika.
2. Dongéng sato kéwan yasanpakpriyana windu winata pros dhoktor priyono, wêdalan balé pustaka 1952.
Lah sasana sastra kasêmbadana dados sêrab jawi wdaŋka 3 wiwit ŋanycik jaman mardika. Awon saé, kéŋnarêsan utawi botên punika sumaŋgakakên dhatêŋ para iŋkaŋ sudi kasduŋuni ŋandi utawi ŋagêm pintên baŋgi kêdugi nanarik sêŋsêmipun anak putu tumrap dhatêŋ éndah édiniŋ kasusastran jawi. Manawi kahupamêkna taman banjaran sari, para anak putu têmah lajêŋ sami puruna aŋiŋipuk andhaŋir ŋrapuk supados sakathah ing tatanêman pêpêthêtan sagêd subur sêgêr ngrêsêp pakén manah tuwin mêdal mumpaŋatipun,
        //Déné sasana sastra punika tiyaŋ iŋgih namiŋ nama. Dumados siŋ nama limrahipun pinaŋgih sakiŋ prêntuliŋ manah utawi wêdhar ing raos botên mawi kanalar rumiyin mêŋgah iŋ têgês têgêsasipun, manawi wêdharripun punika sampun adamêl marêm mingraoa sawêg lajêŋ dipun manah bab têgêsipun sados têgês punika dhawah wdaŋkakalih, utawi namiŋ nututi. Sasana sastra manawi kanalar têgêsiŋ têmbuŋipun
Ha// sagêd atêgês : sêrat piwulaŋ. Sastra kaŋ sisi sasana.
Sastra=kitab sêrat wawaton juru mulaŋ. Nahnana=piwulaŋ.
Na//Kéŋiŋ dupun têgêsi: êŋgén sastra, utawi: kaŋgé wadhah sastra. Sastra iŋ ŋriku ktêgêsan: basa, kawruh bab basa, basa édi. Sasana= Asana, paŋnaŋgahan papan kadosta iŋ têmbaŋ siŋgasana = siŋa Asana, paŋnaŋgah aniŋsiŋ. Sêrat sanasunu tilarranipun pujoŋga agêŋ kaiyasadira pura, punika wêtahipun: sasanasunu. Atêgês piwulaŋ mrapiŋ anak, manawi kaurutakên makatên sasana sastra iŋgih sagêd atêgês: piwulaŋ tumrapiŋ basa, punapa tumrap iŋ tulis,
// iŋ têmbaŋ têmbaŋ jawi kadosta: sana séwaka, sana suméwa, sana prabu, sasana mulya, sasana suka, sasana mudha, tirtasah sakiŋ sasana, punika sana utawi sasana sami sampun atêgês piwulaŋ agama Buddha.
//Sasana sastra damêlan saha gadhahanipun tiyaŋ kalih, yasasidagda adiwijaya, punika, nadyan aksara jawi, mugi kalampah ana dados sêrat capcapan kanggé nyampêdika kabêtahan,
//Yogyakarta 1 désémbêr 1952.
b. Transkripsi ortografi,yaitu alih tulis naskah tanpa mengganti jenis tulisan naskah yang disalin dan disesuaikan dengan penulisan dengan berdasarkan ejaan yang disempurnakan.
//o//purwawacana.
        //nuwun tumrap tumrapipun dulang nganjawi ing madya wiyata, prêlu sangêt wontênipun sêrat waosan ingkang dhapukan saha basa punapa malih suraosipun sagêd laras kaliyan alamipun punika : jaman mardika, swasana nasional ingkang susila.
       //basa punika woh ing kabudayan ingkang kapara baku piyambak, déné kabudayan ingkang kêdah pinilala, khusus kêdah namung kabudayan ingkang sagêd murakabi ing kathah, tuwin wontên mumpabatipun dhatêng kasusilan kaluhuraning budi. Lah inggih punika ingkang dados anycêring sêdya nganggé kula kapi adrangan dhapuk sêrat waosa rénggal kanggé para mudha putri putra kita.
        //kalampahnipun sagêd awujud sêrat sarta pantês kaécap punika, kabêkta saking yen kula bêgja, kasil anggén kula anggubêlambabana dhatêng priyantun sêpuh ingkang sampun mardika mahambêg pinanthika wontên ing pacrabakan sikênong kithaklathén inggih punika radén Tumênggung Yasawidagda, juru ngaranging sêrat-sêrat ingkang dados karêmên ing ngakatah, wiwit jaman watawis taun 1915 dumuginipun sapriki, kadosta:
1 //kraton powan bab patilas san patilasaning sukunipun prêdilawu sisih lér.
2//mitradarma, cariyos mitra kakalih namasang kaliyan paran, alam gégér trunajaya.
3//purasani, sêmahipun simpên, ing talatah prambanan,
4//jarot 2 jilid
5//kirti anyjunyjung drajat, satunggaling nênêma nilar kapriyantunan botên purun magang, dipun pilalah dados tukang sêpêdhah.
6//niwung kuka ing bêndha growing, agambar kastraning biyung datêng anak,
//Sadaya punika wêdalan balé pustaka, basa jawi, sêdéréngipun taun 1942.
//Wiwit kala samantên kénging winas tan pêpêt sumbar, sampun botên mêdal sêrat maosan jawi, kajawi sêrat kalih:
1. Nama pêti wasiat inggih saking yasawidagdan pêdalan yayasan bakti ing Jakarta, sampun taun 1952 punika.
2. Dongéng sato kéwan yasanpakpriyana windu winata pros dhoktor priyono, wêdalan balé pustaka 1952.
Lah sasana sastra kasêmbadana dados sêrat jawi dangka 3 wiwit ngancik jaman mardika. Awon saé, kangnarêsan utawi botên punika sumanggakakên dhatêng para ingkang sudi kasdunguni ngani utawi ngagêm pintên bagike dugi nanarik sêngsêmipun anak putu tumrap dhatêng éndah édining kasusastran jawi. Manawi kahupamêkna taman banjaran sari, para anak putu têmah lajêng sami puruna angingipun andhangir ngrabuk supados sakathah ing tatanêman pêpêthêtan sagêd subur sêgêr ngrêsêpakên manah tuwin mêdal mumpangatipun,
       //Déné sasana sastra punika tiyang inggih namung nama. Dumados sing nama limrahipun pinanggih saking prêntuling manah utawi wêdharing raos botên mawi kanalar rumiyin menggah ing teges-tegesipun, manawi wedharipun punika sampun adamêl maêm ming raosa sawêg lajêng dipun manah bab têgêsipun dados têgês punika dhawah wdangka kalih, utawi namung nututi. Sasana sastra manawi kanalar têgêsing têmbungipun
Ha// sagêd atêgês : sêrat piwulang. Sastra kang isi sasana.
Sastra=kitab sêrat wawaton juru mulang. sasana=piwulang.
Na// Kénging dipun têgêsi: ênggén sastra, utawi: kanggé wadhah sastra. Sastra ingriku katêgêsan: basa, kawruh bab basa, basa édi. Sasana= Asana, pangnanggahan papan kados tahing têmbang singgasana = singa asana, pangnanggah aning singa.
      //Sêrat sana sunu tilaranipun pujangga agêngka iyasadira, punika wêtahipun: sasana sunu. Atêgês piwulang mraping anak, manawi kaurutakên makatên sasana sastra inggih sagêd atêgês: piwulang tumraping basa, punapa tumrap ing tulis,
// ing têmbang-têmbang jawi kadosta: sana séwaka, sana suméwa, sana prabu, sasana mulya, sasana suka, sasana mudha, tirtasah saking sasana, punika sana utawi sasana sami sampun atêgês piwulang agama Budha.
//Sasana sastra damêlan saha gadahipun tiyang kalih, Yasasidagda Adiwijaya, punika, nadyan aksara jawi, mugi kalampah ana dados sêrat cap-capan kanggé nyampédika kabêtahan,
//Yogyakarta 1 Désémbêr 1952. salam dari Tyas Haryadi, Sang Penggembala.... ^_^

Tahun Baru System Operasi Baru

Logo Sistem Operasi BlankOn.
       INFORMASI-memang bergerak terus tanpa henti, setiap detik sudah ada informasi baru dan jika ketinggalan bisa jadi sebuah kerugian. Begitu juga dengan system operasi / operating system (OS) yang digunakan untuk laptop, komputer PC, sampai HP modern saat ini sangat bervariasi. Mulai dari yang berbayar, sampai yang gratis. Tahun baru biasa identik dengan kembang api, petasan, terompet, sampai arak-arak untuk menyambut pergantian tahun.
        Sebagai pengguna produk IT (Informatic and Technologi) kita seharusnya juga melakukan sebuah perubahan di tahun baru yang akan datang ini. Seperti halnya juga pemerintah yang banyak menggunakan produk IT di berbagai instansi. Yang sangat dekat dan mungkin terwujudkan adalah berganti OS. Seperti kita ketahui, di berbagai instasi pemerintahan dan kelayak banyak di Indonesia masih menggunakan OS berbayar seperti Windows, Apple, Blackberry, dll. Padahal sekarang sudah ada Linux, sebuah OS yang free tanpa syarat. Seharusnya ini menjadi alternatif bagi pemerintah dan pengguna IT di tahun baru 2012. Karena dengan gratis ini bisa menghemat pengeluaran Negara dan pengeluaran individu. Kalaupun keuntungan lain selain penghematan tentu kreatifitas untuk mengubah dan membuat sendiri OS dari dalam negeri (Made in Indonesia). Seperti yang sudah ada di Indonesia sekarang ini, yaitu Nusantara, Blankon, Uinbuntu juga. Siap ganti OS di tahun baru?
TYAS HARYADI, Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika UIN Maliki Malang.
sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com