19 Sept 2012

Lumbung Jerami, atasi masalah tanpa masalah

Jerami di daerah persawahan.
       Lumbung biasanya lebih identik dengan hasil panen, berupa padi, gandum, ketela dan lain sebagainya. Tetapi bagaimana kalau ada lumbung sisa-sisa hasil panen itu sendiri (biasanya sering disebut barang limbah). Sebagaimana diketahui bahwa di Indonesia sangatlah banyak petani padi, begitu pula banyak jerami yang dihasilkan, dan lumbung jerami bisa jadi solusi. Lumbung jerami pada dasarnya akan memberikan solusi masalah bagi para peternak dan petani. Petani sekarang ini kesulitan dalam hal menyalurkan jerami kemana, seperti yang ada di desa saya (Kambinga, Kuwonharjo, Kab. Magetan) baca Kambingan dusunku. Kebanyakan para petani memilih membakar jerami mereka di sawah, karena dianggap tidak berguna, dan mereka tidak memiliki ternak untuk diberi pakan jerami (biasanya sapi atau kerbau). 
       Begitu pula dengan peternak, mereka terkadang kesulitan mencari pakan berupa jerami. Karena panen satu desa dan desa lainnya berbeda, atau telat mengetahui, akhirnya jerami dibakar. Dengan adanya lumbung jerami, para petani tak perlu risau menyalurkan jerami agar tetap menghasilkan yaitu berupa uang. Begitu juga dengan peternak, jika mereka butuh pakan tinggal datang ke lumbung jerami untuk membeli. Selain itu di lumbung jerami juga harus dikelola agar bisa memaksimalkan jerami menjadi lebih bernilai, misal menjadi jamur, pupuk, dan lain sebagainya. Jadi kesejahteraan para peternak dan petani juga bisa meningkat dengan adanya lumbung jerami ini, tidak hanya berakhir pada pembakaran. TYAS HARYADI, Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika UIN Maliki Malang. semoga bermanfaat, dari Sang Penggembala... ^_^

Hiperbola dalam bahasa Jawa

Berbicara, Tyas Haryadi, orang jawa.
       Budaya adalah hasil karya cipta serta rasa manusia, itulah penjelasan secara harfiah tetapi menilik beberapa budaya orang Jawa boleh kita tengok sedikit dari cara bicara. Yaitu hipebola atau melebih-lebihkan, terutama untuk Jawa bagian barat (Jawa kulonan). Ketika menyatakan sesuatu yang sangat besar seharusnya dengan “gedhe tenan”, akan tetapi itu biasanya jadi “Guuueedheeee.......”(dengan nada medok). Sangat kecilpun menjadi “cuuuuiiillliiiikkkkk.....”. sangat jauh menjadi “uuuuuuaaaddduuuooohhh......” dan sebagainya. 
       Logat ini biasanya digunakan oleh orang timur bagian Jawa Tengah (Jogja, Solo, Surakarta, sragen) dan orang barat di Jawa Timur (Blitar, Kediri, Ponorogo, Pacitan, Madiun, Ngawi, Magetan). Jika Anda ke Jawa Timur tengok ke timur, menggunakan logat ini. Maka Anda akan jadi sumber tawa. Karena lucu dan unik. Itulah budaya, selalu istimewa dan punya ciri khas masing-masing. Walau terkadang ini mempengaruhi tipikalis pemimpin di jawa (baca, Jenis Kepemimpinan ala jawa).
       Nah, bagaimana dengan bahasa khas daerah anda? Karena kita berada di Negara kesatuan dari berbagai suku bangsa dan bahasa tentu akan banyak sekali bahasa yang unik dengan cara pengucapan masing-masing. Kita patut mencintai bahasa daerah masing-masing dan menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa Indonesia. Bagaimana dengan hiperbola di daerah anda? “tresnani basa suku piyambak-piyambak (cintai bahasa suku sendiri-sendiri), junjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. baca bahasa Nasional Bahasa Daerah Bahasa Jawa, Semoga bermanfaat, salam dari sang penggembala, Tyas Haryadi… ^_^
sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com