27 Feb 2012

Batalin Puasa.

*mlm selasa, yg td puasa smoga Allah mencatatnya jd amal baik dan meningkatkan iman serta taqwax amin. yg belum puasa sunah semoga ntar bisa puasa sunah dah. amin..... :)

kawan, sering orang yg sdh terlanjur cinta puasa sunah, hatix serasa mati, fisikx jd pesakitan, seperti kehilangan bagian dari diri, jika seminggu saja dia g'puasa sunah. (kecuali yg sdg tanggal merah bwt cew).
puasa sunah yg bisa dirutini ya itu dia, puasa senin kamis serta puasa tengah bulan yaitu tgl 12,13,14 bulan qomariyah.
tp kawan, ada kalax puasa itu harus dibatalkan!
loh kok dibatalin? g'EMAN2 (bhs jawa)?
Rasul tu, sering puasa sunah tanpa niat pada malam harix, ketika sampai jam10n misal (dulu tw oda ada jam atw belum) beliau belum makan dan tidak makanan, maka beliau niatkan untuk berpuasa.
tapi, beliau jg bisa dengan mudah membatalkan puasa sunahnya bila menerima jamuan atw tawaran makan (gratis) dr saudara, tetangga atw orang lain.
kalau sekarang? pasti akan pikir2 dahulu, apalagi sudah jm4 sore! nanggung kan? itulah mulianya Rasul kawan, lebih menghargai orang lain yg ingin menjamu beliau. ini juga yg sering sy Rasakan ketika mau puasa senin kamis atw tengah bulan, ternyata ada jamuan saat silaturohim. pertama sy tolak, tp mulai sdr dan belajar mengikuti sunah Rasul lalu menggantix dihari lain, karena sy rindu puasa.
lalu, kenapa Rasul menerima tawaran untuk makan ketika sedang puasa sunah. beliau tak mau menyakiti hati orang2 yg menawari, kemauan mengelola diri utk tidak egois, dan kemampuan menekan rasa kesombongan dari awal, lbh awal, dan beliau ingin mengajarkan bahwa islam itu sangatlah toleran.
maka dari itu, yg biasax puasa sunah lalu dpt jamuan, jgn ragu buat batalin tp dengan niat mengikuti sunah Rasul, setelah itu bisa diganti hari2 lain. kn Rasul masih ngajarin puasa dawud. (sehari puasa sehari berbuka), semoga semakin banyak umat muslim yg jd ahli puasa... amin ya rabb. salam dari Sang Penggembala, Tyas Haryadi   ... ^_^

Ojek Pasar.

       Sebuah puisi lagi-lagi tercipta ketika mengantarkan ibu, kemanapun tujuannya. Namanya juga tukang ojek euy, mau ibu bisa naik motor, punya sim, tetep, sayalah tukang ojeknya. Alhamdulillah banget dah, bisa berbakti ma ortu, sekaligus bisa bikin puisi-puisi dan tulisan macam gini, ntar tinggal diketik waktu balik kerumah. Semoga puisi kali ini bermanfaat mas bro / mbak sis… ^_^
 
Kalau liburan, kembali ke kampung halaman,
Yang halamannya luas, walau tak seluas hatiku,
Yang hatiku tertaut, tautan kekeluargaan,
Yang ada keluargaku, keluarga ojek pasar.
     Pagiku kadang tak ke musholla,
     Sholat subuh jamaah disana,
     Mengaji sampai adikku siap berangkat sekolah,
     Sekolahnya, yang hanya berjarak beberapa langkah.
Jadi rutinitas tiap minggu,
Dirumah ku punya profesi baru,
Yang tetap serta berulang,
Bak hama pada musimnya.
      Berangkat ku di depan,
      Menunggu,
      Lalu pulang jg didepan,
      Begitu berulang.
Ojek pasar,
Jadi tukang ojek,
Ojek keluarga besar,
Kalau mau kepasar.
      Tak bisa digambar karena ku buat puisi bukan lukisan,
      Tak masuk hati, lebih tepatnya masuk memory lalu dihikmahi,
      Kotak, katik, kituk, katak,
      Kadang menunggu jadi serba tak bermakna.
Tapi, menunggu memberiku waktu baca buku,
Membuat tanganku menulis puisi yang tak basi,
Membuatku terpaksa merenung dalam alunan dzikir,
Membuatku teringat jika belum dhuha,
Bagiku, ceritaku bermakna walau banyak dua.

Terimakasih, semoga bermanfaat, salam dari sang Penggembala, Tyas Haryadi……. ^_^

26 Feb 2012

Nasib Label "Made in Indonesia"

100% Made in Indonesia.
       Sudah lama saya melihat Indonesia mulai lari estafet dan lari marathon dalam merintis kemajuan ekonomi. Dalam sudut pandang kehidupan saya sebagai mahasiswa juga membuat saya makin sadar, dunia pendidikan negeri ini juga semakin semarak dan menggeliat. Lalu ketika melihat diri sebagai anggota masyarakat sosial, ternyata Indonesia mulai kehilangan sebagai bangsa yang sosialis. Sebelum simpul otak saya berpikir ketika diri ini mulai merintis sebuah usaha, tepatnya dua buah usaha yang saya beri label CM (cah magetan), produk dalam negeri.
        Nasib produk dalam negeri yang berlabel “Made in Indonesia” sekarang ini sungguh memprihatinkan. Bagaimana tidak? Kita lihat saja barang-barang yang dijual di Mall-mall, minimarket dan pasar modern, sekarang lebih identik dengan barang import. Agak bergeser sedikitlah, kita lihat saja makanan cepat saji, buah-buahan, jajanan, dan warung kaki lima. Sekarang mulai dijajaki oleh label “Made in Negara tetangga” atau “Made in Negara nan Jauh disana”. Lalu bagaimana dengan produk dalam negeri?
        Produk dalam negeri memang masih diproduksi dengan jumlah yang cukup besar, akan tetapi lebih banyak berkutat di pasar becek (pasar tradisional). Produk dalam negeri dianggap barang murahan dengan kualitas nol! Memang tidak semuanya, tapi sebagian besar dianggap seperti itu. Ada beberapa produk bangsa ini mutunya bagus, bahkan menembus eksport ke berbagai Negara besar. Tapi itu jumlahnya sangat sedikit dibandingakan dengan jumlah import kita. Celakanya lagi yang di import ternyata bahan pokok, seperti beras, gula, sayur-sayuran sampai garam. Padahal, saya waktu kecil dulu (sekarang imut) sering dengan Indonesia ini Negara agraris, kaya akan kekayaan alam dan penduduknya mayoritas petani. Ini membuat saya “ngelus dada”.
     Alangkah lebih baik jika mulai sekarang kita cinta produk negeri ini sendiri, mungkin kualitasnya tidak sepadan. Tapi ketahuilah, bahwa negeri ini memang belum layak memiliki sesuatu yg super indah. Mari hargai hasil karya dan kerja saudara-saudara kita apa adanya, lalu mereka akan bekerja lebih keras agar mampu melampaui hasil kerja Negara tetangga atau Negara seberang sana. Jadi kecintaan kepada produk berlabel “Made in Indonesia” itu sangat bagus untuk berkembangnya negeri ini menjadi maju jangan jalan ditempat. Mari mulai dengan baca dan menghargai karya tulis orang-orang amatiran tp “Made in Indonesia”… Salam dari Sang Penggembala Tyas Haryadi.

15 Feb 2012

Jika Kau Jadi Istriku Nanti

       SAYA, adalah orang dengan pribadi jarang curhat dengan manusia, jarang mengatakan isi hati kepada individu, segala emosi yg ada dihati adalah sesuatu yg spesial untukku. Saat aku menangis, tak pernah orang tahu, dan tak kuceritakan pada siapapun. Mungkin sesekali yg tahu saat aku menangis adalah adikku, saat jadi imam ngajak si peri cantik itu untuk sholat jamaah lalu belajar alif2an setelahnya. Seperti biasa ngajari adik yg kreatif ini sangat perlu kesabaran, waktu ngaji dan sholat di musholla harus saya potong demi adikku tercinta ini. Saat berdoa dg multi bahasa (sebisanya dan sepahamnya) disaat itulah air mataku keluar, isakannyapun terdengar, hanya adikku yang tahu. Bahkan ketika aku menangis tak pernah ibuku tahu, ketika aku menangis tak pernah ayahku (biasanya ku panggil bapak) mendengar apalagi tahu ceritanya.
        Itu kenapa? Karena aku selalu ingin berbagi senyum, tak pernah aku ingin berbagi tangis dengan siapapun, kecuali Allah dan adikku. Agar adikku tahu kalau aku juga bisa menangis, kakaknya yang gagah dihadapannya, yang selalu membantu disaat dia butuh yg selalu mengajari hal-hal yang tak diajarkan ibu serta bapak juga lemah. Kakaknya ini sangatlah lemah, sedikit2 menangis, bukan karena derita, bukan karena sakit, tapi karena yg ada dihati. Saat aku berdiri dengan sengatan matahari (mewarnai pagar depan rumah dg pilok pembuatan CML) adikku itu setia mendampingi. Dengan gurauan kecil dan kejahilannya setia menemaniku, dari hari ke hari, bahkan ketika hujan turun dialah yang mengingatkan “mas udan lo, g’mlebu omah?” ucapnya polos dg logat jawa.
       Kok ini malah cerita masalah nangis dan adik, g’sesuai banget dengan judul? (Mungkin ini pertanyaan anda). Tunggu dulu, sayakan masih jomblo, “status memang jomblo, tp maaf saya tak cari pacar, tp saya cari istri.” Ini masih jadi motto saya kawan. Aku hanya ingin melihat seberapa respek dirimu akan orang lain, karena aku butuh calon istri yg mau sama memberi manfaat sebanyak2nya untuk orang lain. Kelak wahai wanita yg mulia, jika kau sudah ku pinang, sudah jadi calon ibu dari anak-anakku. Kaulah yg akan bersamaku mendengar tangisku, melihat air mata menetes dari mataku. Kau pula yang akan aku bela, kau yg akan aku lindungi, kau yang akan aku jahili, kau yang akan aku ganggu dengan celotehanku. Mungkin waktu itu aku juga akan masih memberikan hal sama untuk adikku, karena waktu itu waktu paling rawan untuk dunia remajanya. Tapi, kamu juga akan memberikan pendidikan itu pada adikku, dan mungkin aku akan mengajarkan sesuatu hal sederhana untuk adikmu, kemenakanmu, atau keluargamu yg masih kecil atau dibawah kita.
        Saat aku berkerja dirumah dengan sekuat tenaga + konsentrasi, ku lihat kau disampingku menemani, barangkali sesekali aku butuh bantuan (tp aku lebih senang kau yg mengaji). Kau pula yang akan mengingatkanku kalau waktunya sholat ashar, karena diriku sering terlupa waktu jika sedang semangat bekerja.
        Wahai wanita yg kurang beruntung (ini versi merendahkan diri), yg kurang beruntung mengiyakan menerima pinangan tyas haryadi. Aku manusia yg hina, sering berbuat salah dan khilaf, sedikit bertangan besi, keras kepala, dan suka bersikap diluar pikiran orang (ini ku sebut kreatif kadang romantis). Semoga kelak kau sabar dan terus istiqomah untuk mengingatkanku, kadang aku jadi malaikat, tp kau pasti kau akan melihat aku jd syetan walau itu tak ku mau. Jadilah pemenuh kekurangan dalam pribadiku, jadilah sohibku yg akan membantu CML dan CMSku. Aku akan mengatakan padamu di awal “keluarga kita harus semakin berguna untuk orang banyak, umat, bangsa, negera dan agama.”
        Wahai kepingan mimpi dan angan2ku, kadang hati ini begitu rindu padamu. Saat melihat ayahku pergi kerja (seorang pelaut), memeluk ibu, mencium kening beliau, ku teringat dirimu. Waktu eyang kakungku di dampingi eyang putri di ruang tamu (at mojokerto February ini), aku membayang kita berdua sudah keriput dan lebih akur serta mesra dari keduanya.
        Sosok wanita yang ku rindu, akupun curhat akan dirimu kelak pada adikku, tp sebagian kecil. Sebagian kecilnya lagi adalah kepada ibuku, dan secuil untuk ayahku dan total kepada Allah Rabb kita. Wahai calon ibu dr anak-anakku, sosok ayah itu yang paling sedikit mengapresiasi dalam kata untuk keluarga tentang rasa cintanya, ternyata itu pula yang tercermin dari diriku, perlahan demi perlahan tanpa ku sadari. Aku cerewet, tapi pada hal yang disebut berguna untuk orang banyak, sementara rasa sayang yang dianugerahkan Allah padaku aku kubur dalam. Dalam sekali wahai tulang rusukku, yg kelak itu jadi harta karun untukmu. Biarkan tulisanku ini kau baca sekarang, besok, atau mungkin setelah kita menikah kelak.
        Oya, kemarin ku dari rumah eyang di mojokerto, bulik (adiknya ayah) “ibu cilik” baru aja lahirin, anak beliau cow, cakep & imut. Akupun berimajinasi betapa bahagia aku melihat tyas junior, terbayang, mau tak kasih nama siapa ya? Pake nama jawa penuh hikmah atau nama arab? Ah, ntar saja waktu kau sudah hamil. Biar aku yang akan istiqoroh buat nentuin nama, lalu ku konsul padamu. Wanita adalah juara 1,2,3, kamu, iya kamu, layaknya ayah bicara pada ibu.
       Kau baik2, ingat Allah bersama kita, takdir kita sudah ditulis sang kuasa. Mari siapin diri, saya nyiapin kekakayaan dulu (baik hati, ilmu, akhlak dan jg dana). Kau siapkan dirimu agar halal bagiku kelak dg ilmumu dan akhlak muliamu, aku lempar senyum dari hatiku yg kali ini jd melankolis serta romantis untukmu. ^_^ …. Jika kau jadi istriku nanti, itu tulisan kali ini ku beri judul. Tyas Haryadi, Sang Penggembala.

2 Feb 2012

Alhamdulillah, terimakasih & sisa umur.

Ucapan alhamdulillah.
setiap masuk bulan february, umur saya selalu bertambah dan sisanya berkurang.
alhamdulillah tahun 2012 ini, saya masih diberi kesempatan Allah menggenapi umur ke 21.
saya masih manusia jalang, selalu berdosa, berbelut dengan nista.
alhamdulillah again, banyak ucapan selamat walau saya tahu sudah dekat kiamat. alhamdulillah sepindah maleh, banyak doa walau saya tahu waktu semua orang makin tiada.
alhamdulillah lagi, banyak pula saran, pesan, yg membuat saya terkesan.
alhamdulillah jadi rutinitas, untuk ortu yg menjalin ikatan suci, sehingga hamba yg hina ini ini terlahir di dunia.
alhamdulillah saya haturkan tiada batas, terimakasih saudara-saudari satu eyang, eyang adam dan eyang putri hawa, atas ucapan selamat dan doanya.
yang saya tahu hanya berterimakasih, sebagai apresiasi, sebagai doa, sebagai respek, sebagai cahaya matahari yg mengenai embun kesejukan ucapan selamat, doa, serta saran.
terimakasih, tak lupa sambil nundukin kepala,
terimakasih, sambil terenyum tanda syukur,
terimakasih, sambil menetes airmata, doaku dalam hati "ampuni hambamu yg hina ini ya rabb"
terimakasih, lalu ku berdoa kepada anda semua "barokallah"
terimakasih, dan ku berjanji, sisa umur yg makin pendek ini akan saya usahakan makin bermanfaat untuk semua.
dari Tyas Haryadi, hamba hina yg ingin berfilosof seperti penggembala... :')
sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com