30 Jul 2013

Gini-gini Aku Pendekar

Pencak silat, khas Indonesia.
       Ngeliat adik2 TPQ Al-Hasan semangat banget pengen belajar pencak silat, saya teringat waktu duduk di bangku SMP dahulu (Takeran, Magetan). Saya dan temen2 se-sub 'Kambingan' (nama dusun saya, jgn ketewa!) semangat sekali belajar pencak silat, di perguruan PSHT (Persaudaraan Setia Hati Terate), ekstra dari PSM (Pesantren Sabilil Muttaqin). Pencak silat pada dasarnya adalah seni, kesehatan, beladiri, PERSAUDARAAN & AGAMA.... 
      2 terakhir tuh yang penting, saya belum pengalaman sih ke perguruan pencak silat lain, tp saya rasa tiap Pencak silat tentu punya landasan yang kuat untuk PERSAUDARAAN untuk semua, seperguruan atau bukan... Juga dalam AGAMA, tentu yg utama itu nyiptain para pesilat yang AGAMIS... 
       Sekarang banyak banget tuh para pendekar (bukan pendek dan kekar), tp kebanyakan tidak punya jiwa pendekar, yg bisa lapang dadanya, dingin pikirnya, mulia akhlaknya, mumpuni silatnya, hangat perangainya... nggak jauh2 amat kayak sarjana sekarang, yg kebanyakan tidak diimbangi dengan hal2 diatas. ah, bukan sok-sokan, sy sendiri jg masih jauh dari kata itu, tp berusaha ingetin diri + berusaha,,,, 
       Sekarang, lebih banyak nyari gelar (sama juga sih, saya juga nyari gelar buat nyenengin ibu bapak noh!), dan semoga nggak cuma ingin dapat gelar pendekar/sarjana saja! tahukah anda, kalau di PSHT jika disahkan, maka akan dapat kain 'mori' (kafan) bertuliskan nama + ttl masing2. Tujuannya? Jelas, "ELINGO MATI" (ingatlah mati), ah siapa tahu mori itu bisa buat bungkus kita punya jasad kalau koid ntar, yakin lu idup terus? Kalau di sarjana dapetnya kertas ya? (saya kan belum dapet tuh sarjana), kertas itu kan mudah rusak ya, hancur lebih mudah, kena air mudah sobek, kena api dikit angus jadi abu dah, kena panas juga pudar tulisannya. Maknanya? "pikiren dewe talah!" (pikir sendiri dong!), semoga lah kita nggak cuma dapat kertas + kafannya aja, tp lebih dapat makna, pesan, dan menjiwainya dalam kata, tingkah dan pikir... amin... 
dari Sang Penggembala, Tyas Haryadi...

19 Jul 2013

Syukur

Sujud, mujud dari syukur, alhamdulillah.
Risau kurasa hari-hari ini, penat, gusar, tak puas,
ah,
ah,
apa ini?
mengapa?
Sungguh terlalu!
Gerutu, mengaduh derita, sengsara, selalukah?
Ku coba berhenti sejenak,
tengok belakang mengucap Alhamdulillah.
Kurasa diri ini lupa caranya syukur!
Itulah kebanyakan manusia,
berlumur dosa dan nestapa.
Ampuni kami Rabb, Yaa Ghafur...

8 Jul 2013

Teknik Informatika UIN Maliki Malang

Saya mengenakan Almamater tercinta, UIN Maliki Malang.
#testimoni 
       Saya mahasiswa TI (Teknik Informatika) UIN Maliki Malang angkatan 09. Saya akan bercerita sedikit tentang jurusan dan kampus saya. Jika dikampus lain mata kuliah agama hny 3sks dr 146 sks, maka dikampus kami 160 dari 160 sks. Semua keilmuan kamu haruslah berintegrasi dg islam, jd kalau kuliah (misal) pengolahan citra, sebelum dan sesudah dimulai materi ada kultum (nggak semua dosen sih, tp kebanyakan gitu). Tugasnya selalu ada hubungannya dg keislaman pula, dlm materi jg selalu ada unsur2 islam yang masuk. 
       Jika di kampus lain harus nyari guru ngaji, ustadz, atau guru spiritual tersendiri untuk nambah ilmu agama + konsumsi ruhani. Kami mahasiswa TI UIN Maliki nggak perlu deh kayaknya, dosen kami ustadz/ah semua (tentu dg kadar n spesialisasi masing2). Dalam hal TI kami mungkin sedikit tertinggal drpd jurusan2 TI yg lebih tua/kampus yg spesialis teknik (dari hal SDA [A untuk Alat] + SDM). Tapi maaf, dalam urusan spesialisasi integrasi TI dan ISLAM, kami lebih unggul dari anda2. Anda2 yg harusnya belajar dari kami, ini percaya diri. 
       Saya sekarang smt 8 (semoga nggak daftar semester 9), sudah nempuh 154 sks, 1 tahun tinggal di ma'had, 1 tahun ikut program khusus bahasa Arab (masuk hari senin-jumat, 14.00-20.00, break 16.30-18.30), 1 tahun ikut program khusus bahasa inggris. Yang saya sebut tadi bukan kegiatan diluar kampus, bkn ikut les privat dan sejenis, ini kegiatan kampus saya. Walaupun nggak banyak yg saya kuasai dari dua bahasa/baca2 kitabnya, minimal banyak yg saya dapat, saya tahu dan saya terapkan dalam hidup sehari-hari. 
       Di jurusan-jurusan lain UIN Maliki juga seperti ini, bahkan bisa jd lebih baik dari kami dlm hal integrasi agamanya. Saya juga baru ngerjain skripsi kemarin, mau ujian sidah nih (mohon doanya). Tahu isi pertama latar belakangnya? "Allah berfirman : .....", padahal saya bahas penghitungan luas daun umbi-umbian dg citra digital, UIN Maliki bro!!! Masih banyak jg yg jd hafidz/ah, subhanallah, TI hafidz/ah (doain sy juga biar jd hafidz, walau baru mulai). Memang masih bnyk kurang, misal akreditasi jurusan TI yg masih GEJE, atau kerjasama jurusan kami dg pihak luar yg masih minim, sarana yg belum maksimal, atau hubungan HMJ & jurusan yg kurang intens. 
       Tak apa, KAMI MENGEJAR AKHIRAT dengan keilmuan kami, insyaAllah dunia akan ikut, tunggu saja waktunya, mulai sekarang jg sudah terlihat. KAMI MENEGAKKAN AGAMA ALLAH DENGAN KEILMUAN KAMI, BIARKAN ALLAH YANG MENEGAKKAN & MENINGGIKAN DERAJAT KAMI. Kalau anda punya perusahaan, nyari yg ahli IT + ahlak mulia, insyaAllah lulusan kami begitu semua. Jika anda mau investasi, cari orang kredibel dan amanah, dari kampus kami berlimpah alumni seperti itu. Bahkan sampai cleaning service, security kami jg ahlul ibadah + ilmunya mumpuni, staf2 juga sholih/a. 
       Saya ingat, cita2 kampus kami adalah menjadi kampus islam terbesar di dunia, pusat studi islam yg dahulunya di Al-Azhar, sebentar lagi pindah ke UIN Maliki Malang. Kampus hijau kami, kampus ULUL ALBAB, dengan segala kekurangan dan kelebihannya. amin... saya bangga pernah ber almamater UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG, kelak ini akan jadi cerita spesial untuk anak, istri, cucu & mertuaku. kelak juga untuk bangsaku, ketika aku jadi RI 1... amin... ^_^ dari Tyas Haryadi Sang Penggembala

Manusia yang Bahagia

Keluarga, bahagia, kebahagiaan yang hakiki
       Sebagai manusia, kita tentu mencari kebahagiaan. Akan tetapi kita terkadang salah mengerti maksud dari kebahagiaan itu sendiri. Apakah bahagia itu harus kaya? Harus pangkat tinggi? Punya jabatan tinggi? Berpengaruh di masyarakat? Kecantikan, Ketampanan, Keperkasaan? Itu hanya hiasan dunia, fana, bersifat sementara. 
       Bahagia sebenarnya adalah rasa syukur, yang mampu bahagia dikala tidur tanpa alas. Menikmati kehidupan dengan apa adanya, tanpa mengada-ada. Lalu bagaimana bisa menjadi orang bahagia, yg dicerminkan dari syukur tadi? 
       Ada 3, pertama adalah orang yg selalu ingat dosa-dosanya. Alangkah indah jika yg kita ingat adalah dosa2, membuat kita tidak berbuat dosa lagi. Dan akan selalu mendekatkan diri kepada Allah, setelah itu tentu akan bahagia nantinya. 
       Kedua adalah orang yang melupakan semua kebaikannya. Kebaikan bukanlah untuk diingat dan dihitung2, tetapi untuk segera dilupakan, sehingga kita segera mungkin untuk berbuat kebaikan sebanyak-banyak. Jika kita seperti orang yg belum berbuat baik sama sekali, tentu sebuah kebahagiaan untuk selalu berbuat baik yang pertama. 
       Ketiga adalah orang yang selalu mengutamakan agama disetiap urusannya. Tentu ini akan menjadikan batin seseorang terpuaskan, bahagia sesungguhnya letaknya di hati, bukan di nafsu. Sehingga orang2 yang selalu menyertakan agama sebagai pedoman dalam setiap urusannya akan selalu bahagia. semoga kita disampaikan pada bulan Ramadhan, yang penuh berkah dan maghfiroh. amin 
#kutbahJumat, #MasjidAlhasan_TunggulWulungMalang, dari Tyas Haryadi Sang Penggembala... :)

6 Serdadu Muda,

       Saya punya teman, Said namanya, dia adalah teman sebaya saya, muda penuh energi dan jiwa ingin mengajar. Dia sudah mengajar di TPQ (Taman Pendidikan Quran) sejak masih duduk di bangku SMP (Sekolah Menengah Pertama). Sekarang dia juga tengah kuliah di salah satu universitas Negeri di luar kampung halamannya. 
       Dia juga seperti masa SMPnya, masih ngajar TPQ, katanya "mengajar itu adalah waktu saya inget diri waktu kecil, dan seperti mendidik anak-anakku sendiri." Dia juga pernah berkisah, bagaimana doa anak-anak polos itu sangat mudah di ijabah oleh Allah. 
       Rejeki yang makin lancar, 'study' juga tak ada halangan berarti, sampai dia sadar, bahwa adik2 TPQ itu adalah anak angkatnya. Kali ini saya bercerita tentang orang berilmu yang mengamalkan Ilmunya, serta orang belum kaya yang dermawan. Beberapa kali adik2 TPQ itu dia belikan makanan, kalau tidak begitu ya dimasakkan makanan, lalu makan bersama. 
       Sering pula yang cowok, tidur bersama dengan dia dan para ustadz lain di tempatnya jika hari libur/ kemalaman pulang. Mereka harus izin dahulu ke ortu, "takutnya di khawatirin," jelas Said. Tidur sekasur berdua sudah biasa, sekasur bertiga sering pula, di malah gembira, seperti merawat anak-anak sendiri, yang banyak. 
       Anak-anak diajari Fikh, ngaji, tauhid, akhlak, sholawatan, dan Olah raga, semua ada jadwalnya sendiri-sendiri. Mulai dari senin sampai sabtu, dan ada tambahan les gratis bagi yang berminat tiap ba'da Magrib. Ditempat yang sekarang, Said bersama 5 teman yang lain, saling menopang satu dengan yang lain. Dan semuanya para pemuda yang sholih2 penuh jiwa ingin berbagi. 
       Belum lagi ketika ba'da Magrib juga ada ibu2 yang belajar baca Al-quran kepada ustadz2 muda ini. Said berujar, dia terkadang merasa malu, karena ibu2 yang setua itu masih sangat semangat untuk belajar membaca Al-quran. Sementara yg muda2 seperti dia, ada yg gratis dan gurunya datang, malah ogah-ogahan. Said juga berbagi tips dengan saya, kali ini dia ngebet banget punya anak. Dia sering tuh kasih coklat buat adik2 TPQ, tapi sendiri-sendiri waktunya, kapan cowok, kapan cewek. 
       "Kalau cowok biasanya syaratnya harus sholat jamaah, ngaji, atau hafalan surat pendek," jelas Said. Baru setelahnya dia beri coklat, di ajak doa bareng sekalian doain dia dan doain semuanya. Kalau cewek, dia minta buat mimpi2, buat puisi tentang tauhid, atau sedekah, barudah dia kasih coklat. Setelah itu doa bareng, "pakai bahasa Indonesia aja yg banyak, biar mereka jg tahu kalau diajak baik!". Terbaru Said minta di doakan punya anak, saya tanya, "emang lu udah punya bini'?", Saidpun senyum sebentar, lalu jawab "ntu dia tong, sekalian bini'nya dulu maksudnya." Aminnnnn 
       Saya bayangin, kalau semua anak-anak muda, yang lagi ngerantau atau dikampung halaman kayak si Said dan kelima temennya ini. Saya rasa nggak ada ceritanya orang tua nggak bisa baca Al-quran, nggak ada ceritanya pemuda negeri ini bejak tanpa pendidikan. Yuk, kita lebih berguna lagi dengan lingkungan, saya juga lagi belajar. Belajar dari saudara saya si Said ini, barokallah... 

#KultumPagi dari Tyas Haryadi Sang Penggembala... like = support, komen = tim sukses, share = dakwah, semua dapat pahala insyaAllah....

Kisah Gadis SMA dan Neneknya

       Ada seorang gadis tengah menginjak SMA, hari-harinya selalu dihiasi dengan mengurus neneknya. Neneknya sekarang lumpuh, dia hanya bisa berbaring ditempat tidur tanpa melakukan apapun. Lalu dia sering protes kepada ibunya, "ibu, kenapa yang merawat nenek hanya aku, kenapa tidak ibu, kenapa tidak ayah, kakak, atau adik?" lalu ibunya menghibur, merawat nenek adalah tindakan mulia nak, harus dilakukan seikhlas mungkin. 
       Gadis itu sesekali menurut, tapi dilain waktu dia protes keras. Ibunyapun menjawab, "Baiklah nak, kamu sekarang sudah besar, kamu harus tahu sebenarnya!" anak itupun mengiyakan. "Nak dulu waktu bayi, rumah kita kebakaran, semua orang2 menyelamatkan barang2 yg bisa diselamatkan dan keluarga yang ada didalam. Ayah dan Nenek menggendok kakak-kakakmu, dan ibu menggendong kamu." 
       Setelah kami sampai bawah, Ayahmu bertanya, "Dimana bayinya?" Saat itu ibu baru sadar kalau yang ibu gendong adalah guling kecil, dan kamu masih ada di dalam rumah yang terbakar, di lantai dua. Lalu ada orang yang berlari menerobos dari belakang, dia Nenekmu, dia naik kelantai 2, menggendongmo, lalu lompat dari lantai 2. Mulai saat itulah nenekmu lumpuh nak! 
       Gadis itu hanya terdiam, meneteskan air mata tanpa suara. Mulai saat itu dia makin rajin merawat neneknya, bahkan dia sanggat bahagia dengan kegiatan itu. Tiada hal yang lebih indah selain merawat Neneknya, dia sangat mencintai Neneknya, karena dia tahu betapa Neneknya mencintainya. 
       Itulah kita, terkadang kita sering lupa untuk mengabdi kepada orang2 yg mencintai kita, kepada orang2 yg kita cintai. Kita pasti akan melakukan apapun untuk orang yg kita cintai, dan orang2 yang mencintai kita akan melakukan apapun untuk kita. Maka cintailah semuanya sepenuh hati, seikhlas mungkin, didasarkan rasa cita kepada Allah dan Rasul Nya, karena Allah sangat2 mencintai kita, dan kita mencintai Allah. Begitupula Rasulullah yang sangat mencintai kita, diajalnya yang disebut2 adalah kita, "Ummatiy, Ummatiy, Ummatiy" seharusnya kita juga sangat mencintai Rasulullah. 
       Semua yang diperintahkan Allah dan RasulNya itu karena bukti cinta kepada kita, semua yang dilarang oleh Allah lewat RasulNya adalah karena besarnya rasa cinta kepada kita. Maka hendaknya kita melakukan perintah dan menjaduhi larangannya dengan penuh rasa cinta dan bahagia. Salam dari Sang Penggembala, Tyas Haryadi... 

Like = setuju + ibadah, share = dakwah, semoga kita makin mencintai Allah dan RasulNya... amin... #kultumpagi

7 Jul 2013

Ridho Allah

       Dulu aku sering tidur dipangkuan ibu, dulu aku sering digendong bapak... kalau lagi belajar jln, mereka lo nyemangatin aku tak pernah nyindir apa lagi ngecokin. kalau agak besar, sering malam tidur diluar kamar, biasanya karena nonton bola. trus 'mlungker' deh tanda kedinginan, bangunnya saya sudah berselimut dan pakai bantal. tahukah siapa yang makein itu? dirumah cuma ada aku, ibu, adik yang masih umur 2th. 
       Beranjak SMA, ibu sering di adui tetangga karena gaya naik motor anaknya ini yang ugal-ugalan. tapi ibu tidak marah, tidak dilaporkan ke bapak, waktu akhir-akhir SMA ibu baru cerita "nek numpak motor ojo biyayakan le, iki dalane wong akeh, udu dalanmu dewe! ibu yo weruh jiwa enommu!" waktu kuliah, ibu dan bapak jarang sekali bilang kalau ada masalah, waktu ditanya kenapa? "ben awakmu ora kepikiran le, ben fokus karo kuliah ae sing bener, belajar agama ugo!" 
       Ah, tapi terkadang kita lo lebih sering ingat orangtua waktu ada masalah, kehabisan duit, dan sejinis. Tapi kalau ada rejeki, dpt seneng, sering kita lupa. Ada duit lebih diutamain buat main, daripada buat pulang ketemu ortu, telpon ortu, beliin sesuatu buat ortu. Bahkan parahnya setelah sholatpun qt sering lupa ortu. 
       Saya punya cita2 mau jadi pengusaha besar, dahulu saya selalu berjuan sendiri waktu SMA. ibu bapak saya bukan seorang pengusaha, keduanya karyawa, ibu kerja di Badan Kredit Desa (BKD), bapak adalah Kepala Mesin (KM) di sebuah Kapal Barang Domestik. saya sering jatuh bangun, lebih sering jatuhnya daripada bangunnya. Lalu? saya baru nemuin, Ridhallahi fii rodhiwalidain wasukhtuwallahi fii sukhtiwalidain, "Ridho Allah ada di ridho kedua orangtua, murka Allah ada di murka kedua orang tua." 
       Akhiranya saya cari dulu kata "iya", dukungan + doa dari ortu untuk jadi pengusaha, bukan karyawan. Akhirnya, dikit2 usaha mulai ngembang dan sekarang sdh punya aset + CV, alhamdulillah. Lalu, bagaiamana kita sering2 ngingat ortu, sering2 hubungi ortu, sering2 dengerin ortu? 
       Semoga nyawa kita sampai pada bulan Ramadhan 1434H. Gimana hubungan kita dengan ortu? gimana hubungan kita dengan Allah? sering2 ya ingat ortu, karena kita juga ingat Allah dari sana. Sering2 ya hubungi dan datangi ortu, karena ridho Allah ada disana. Jangan pula sakiti ortu, bahkan berkata "AH", ingat murka Allah juga ada disana. Dan jika kita melupakan ortu, ortu tak pernah lupa kita, seperti Allah yang tak pernah lupa hamba Nya. tapi ingat, Allah mungkin siap memberi azab. 
       Yuk, angkat tangan kita doa, bismillahirrohmanirrohim.... ya Rabb, ampuni orangtua kami, sayangi beliau berdua, berkahkan hidup beliau berdua, jadikan kami anak yang sholih & sholiha yang selalu mendoakan beliau berdua. masukkan keduanya di surgamu, jauhkan dari nerakamu, kami cinta keduanya, kamu juga sangat mencataimu ya Rabb... termakasih untuk semuanya, alhamdulillahirobbil'alamin, alfatiha... salam soko Cah Angon, Tyas Haryadi...

6 Jul 2013

Kisah Romantis dimasa Senja

Ilustrasi, kakek dan nenek yang romantis
       Jaswadi dan Kiar, inilah salah satu pasangan yang masih romantis diwaktu usia senja dan penyakit mulai mengrogoti fisiknya. Jaswadi yang usianya lebih 80 tahun, dan Kiar kurang lebih 70tahun, mereka berdua sudah dikaruniai 9 cucu dan 4 cicit. 
        Di usia yang sudah renta ini, Jaswadi mengalami sakit di bagian kakinya. Jika untuk jalan tidak terlalu kuat, dan sekujur badannya sering mengalami pegal-pegal. Tetapi, dengan sabar Kiar selalu merawat Jaswadi, "yo iku bekti marang bojo!" itulah ucapan yang sering keluar dari bibir keriput Kiar. 
       Jika pada usia sekian, untuk tidur seranjang kebanyakan banyak pasangan tidak mau, lain halnya dengan mereka. Mereka masih tidur seranjang, kalau urusan jima' atau tidak itu belakang, tapi seranjangnya ini lo. Terlebih dibeberapa momen, mereka masih sempat saling bergurau, canda-candaan, layaknya ABG yang baru jatuh cinta, sambil mengingat masa keluarga muda mereka. 
      Suap-suapan? Cium-ciuman? Hal-hal sederhana ini masih sering dilakukan keduanya, bahkan didepan anak, cucu dan cicit. "Ngene iki jenenge muruki sayang marang keluarga!" jelas Kiar tanpa diminatai penjelasan. Jalan berdua sambil berpegangan tangan jg terkadang menjadi momen indah dari kedua pasangan senja ini. Lalu apa rahasia mereka bisa semesra itu sampai usia senja? 
       Keduanya hanya mengenal setelah menikah, zaman dahulu tidak ada istilah pacaran, yang lebih menjurus pada zina. Keduanya dijodohkan oleh orangtua, dengan jarak umur 10 tahunan. Bahkan Kiar bercerita, dahulunya dia belum tahu siapa Jaswadi dan belum paham apa maksudnya menikah itu. Ketika disuruh tidur bersama Jaswadipun, waktu itu Kiar memilih tidur dengan ibunya. 
       Hubungan yg dimulai dengan dosa2 akan menyebabkan hubungan itu tidak berkah selanjutnya. Bagaimana bisa laki-laki terhormat datang pada wanita terhormat, tapi tidak dengan cara terhormat? gerakan non pacaran itu keren, karena Rasul sudah mengajarkan, hidbah, ta'aruf, lalu nikahi. Pacaran bukanlah budaya kita, budaya kita itu dijodohkan, itu budaya kulon (barat). Kalau ajaran agama kita yg diatas tadi itu. 
       Emang tidak ingin punya pasangan yg harmonis sampai aki-aki dan nini-nini? Kalau punya pacar, lalu terlanjur cinta, putusi hari ini, nikahi besok pagi. Yang ngempet, segera cari saja, atau minta dicarikan orangtua. Semoga yg sdh punya suami istri bs harmonis sampai tua, yg belum dpt segera dapat dan romantis dunia akhirat... amin salam dr Sang Penggembala, Tyas Haryadi #kultumpagi

5 Jul 2013

Ayo Kaya!

Emas, kaya raya bukan dilarang, tp dari mana dan untuk apa?
       Suatu saat saya bertemu kawan di rumahnya, sambil bersilaturohim saya ingin mengajaknya berbisnis. "Dulur ayo bisnis karo aku!" (mari berbisnis dengan saya), tetapi dengan yakin dia menolaknya. Dia tidak mau berbisnis karena takut menjadi kaya, saat itu saya kaget, ternyata ada orang takut kaya, dia sangat paham resikonya bisnis adalah kaya. Lalu saya tanya kenapa dia takut kaya, "aku wedi yen Hubbut dunya," (saya takut cinta pada dunia," jawabnya kalem. 
       Subhanallah, luar biasa teman saya ini, dia orang sholih. Ya Rabb, seharusnya kekayaan Engkau berikan kepada orang-orang sholih seperti teman saya ini, karena jika kaya diamanahkan kepada orang2 sholih insyaAllah rahmatan lil'alamin. Tetapi sayangnya, sekarang ini banyak orang2 sholih tidak mau kaya, dan orang-orang kaya tidak mau sholih. 
        Lalu apakah penyakit 'hubbut dunya' hanya ada di orang2 kaya? Ternyata tidak, tetapi banyak orang2 miskin yg menderita cinta pada dunia. Masalahnya bukan pada miskin atau kayanya, tapi bagaimana kita menyikapi harta itu. Dengan alasan inilah banyak umat islam yg tidak mau bekerja keras, tidak mau kaya, tidak mau jadi orang besar. 
       Umat islam terlalu kecil untuk menjadi miskin dan punya cita2 kecil. Umat islam harus kaya dan menjadi orang besar, seperti Abu Bakar, Umar bin Khatab, Ustman bin Affan dan Ali bin Abu Tholib. Karena dengan kekayaan dan kebesaran mereka islam menjadi besar berjaya, islam menjadi berkembang dan syiarpun menggema kemana-mana. Rasulullah mengajarkan kita untuk berdoa "Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari kekufuran dan kefakiran, dan aku berlindung kepadamu dari azab kubur!" 
       Yang penting itu bukan seberapa banyak uang kita, tapi uang kita dari mana dan untuk apa? Rasulullah mengajarkan kita tidak boleh iri terhadap tiga orang, yang pertama adalah orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya, yang kedua adalah orang yang mati syahid, yang ketiga adalah orang kaya yang dermawan. Kita adalah harapan masa depan umat, jangan berpikir untuk mencukupi diri sendiri, tp berpikir pulalah untuk umat. 
       Kaya dan Besar untuk umat akan berbeda dengan kaya dan besar untuk diri sendiri. Umat islam adalah umat yang besar, umat yang kaya, kaya harta, kaya ilmu, kaya kasih sayang, kaya rasa berbagi dan bersaudara. Ingat, Allah bersama kita, Allah Yang Maha Kaya, Allah Yang Maha Memberi Rejeki, Allah Yang Maha Besar, pemilik bumi seisinya, semua galaxy. 
       #KultumPagi dari saya Sang Penggembala, Tyas Haryadi, modifikasi dari #PesantrenEntrepreneur like = dukungkan, komen = tim sukses, share = dakwah!
sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com