19 Feb 2013

Kisah Said 2, Syukur itu tanpa batas

Penuh Syukur, Alhamdulillah.
Kisah pagi ini : 
       "kadang ada yang bilang 10rb itu banyak, tapi ada pula yang bilang sedikit, ada yang bilang punya laptop itu subhanallah, juga banyak yang bilang biasa. Nah, hari ini kita belajar dari kisah said 2 tentang syukur, zaman muda said (sekarang said sudah mulai tua) dia ikut perguruan pencak silat, ukuran desa said pencak silat adalah sebuah ekstra wajib, seperti layaknya pramuka di beberapa sekolah. Desa said terkenal dengan kandang pencak, karena hampir tiap warganya bisa & kebanyakan adalah atlet (ini said ikut SH terate, tapi katanya semua perguruan itu tujuannya mulia jadi g'perlu saling debat apa lagi brantem). 
       Dahulu, kalau waktu dapat jatah 'sambung' (latih tanding dengan temen) dia jarang bilang alhamdulillah, apa lagi kalau sudah 'jatahan' (latih tanding dengan senior yang sudah lulus) bawaannya 'ngresulo' (menggerutu). Tapi anehnya, kalau dia dapat cidera, said sedikit bersyukur, why? Karena dia bisa istirahat latihan & g'sambung apa lagi jatahan. Said mengingat2 masa itu, lalu dia bergumam 'alhamdulillah'. Dia meyakini, ketidak pahamannya dahulu tentang rasa syukur perlu disyukuri pula. 
       Said wong desa ini tahu bahwa dahulu dia bisa nglewatin masa latihan pencak itu dengan indah jika dia pandai syukur, ini semua terjadi karena dia (Said), sering ngikutin tausiyah tentang syukur, baca Alquran tarjim yang ngejelasin tentang syukur pula. Said mulai 3th lalu telah berfilosofi untuk slalu syukur, pernah suatu ketika saya ketemu Said, laptopnya baru rusak, padahal tugasnya sedang numpuk. Lalu said bilang apa? 'alhamdulillah laptop saya rusak, mau diperbaiki abis 1,3jutaan, emang Allah sayang banget dah.' *bengong saya, kok bisa? Tanya saya, dengan bijak said jawab 'ntah ini cobaan atau azab, harus disyukuri, ntar kalau laptop saya hilang gimana? Mending juga laptop aja, kalau nyawa saya yang hilang? Syukur itu tanpa batas, karena sesungguhnya semuai itu nikmat.' *WUIH KEJEM, dalam hati saya, subhanallah ni said. 
       Said noh yang ngajari banyak orang, bahagia bukan tentang harta, pangkat, istri, anak, derajat, ketenaran, tapi tentang rasa syukur. Said masih ingat, ketika pencak silat dia naik sepeda pancal, ngantar ibunya ke pasar juga naik sepeda pancal, tapi dia masih tersenyum, karena dia bersyukur masih diberi waktu olahraga, masih diberi waktu boncengin ibunya. Tapi, setelah naik motor, said nyadar dia kurang syukur, seharusnya lebih senyum lebih semangat ngantar ibunya. 
       Kadang kita lupa dengan syukur, dapat rejeki untuk berucap 'alhamdulillah, Allah baik banget, sayang banget dah sama hamba ini,' susah banget, apalagi syukur waktu dapat musibah kayak said. Di suatu ketika tangan said sobek karena pisau, Dia masih bilang alhamdulillah, nanti saja kalau sudah mati jangan alhamdulillah, tapi innalillah. Mari angkat tangan, kita sama2 doa, semoga kita bisa jadi ahli syukur, biar ditambah nikmatnya oleh Allah. Ingat kata said? 'bahagia itu bukan tentang harta, tahta, istri, anak, tapi tentang rasa syukur. Selalu ucap alhamdulillah, nanti saja kalau mati ucap innalillah. Syukur itu tanpa batas, karena nikmat kita juga tak terbatas.' semoga kita sukses dunia akhirat. Amin " 
       Sekian dulu, jangan lupa dhuhanya, do'ain juga ya, saya, anda semua, said, bisa segera naik haji sama keluarga, ke Makkah al mukarromah. Amin... Salam dari Sang Penggembala Tyas Haryadi, dari pesantren Rakyat yang dirintis dari CML (cah magetan library) dengan gerakan Indonesia membaca, semoga bermanfaat... ^_^

0 komentar:

Post a Comment

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com