Duta Bahasa & budaya jatim |
Indonesia pada umumnya memiliki kenekaragaman, baik sastra, bahasa & juga budaya. itu sebabnya negeri ini punya slogan "bhineka tunggal ika."
begitu pula dengan jawa timur, memiliki banyak variasi bahasa dan budaya. sehingga miniatur indonesiapun juga bisa dilihat disini...
di jawatimur, bahasanya terbagi menjadi beberapa wilayah. bisa dibedakan berdasarkan wilayahnya. mulai dari barat....
ada basa jawa kulonan, yaitu karisidenan madiun & Kediri plat AE dan AG (meliputi magetan, pacitan, ngawi, ponorogo, madiun, kediri, nganjuk, galek, blitar, Tulung Agung)
daerah ini terpengaruh oleh bahasa jawa milik kerajaan mataram baru, yang sekarang pecah menjadi kasultanan & kasunanan (Jogjakarta & surakarta)
bahasa di daeraha sini, terkesan lebih lembut, kalem, tak suka to do poin, bertele-tele tapi anak di dengar"logat pendongeng"... :D
bergerak ke daerah karisidenan Malang, bahasa masih bahasa jawa, tapi etanan. yaitu bahasa yang sudah dimodifikasi sesuai kerakteristik masyarakatnya.
di karisidenan plat N ini, meliputi malang, lumajang, pasuruan, probolinggo. juga banyak yang menggunakan bahasa madurnya, meski terkontaminasi dengan bahasa jawa juga.
bahasa malangan atau ngalam, adalah bahasa walikan. atau bahasa dengan kosa kata dibolak-balik, bukan dibaca dari belakang...
bahasa daerah ini lebih simple, to do point, bahkan semakin berkembang ke bahasa ringkas. ini juga mencerminkan masyakatnya...
bahasa ngalam ini menekankan kata2 yg mudah didengar ketika dibolak-balik, bukan dibaca dr belakang. misal: ==>
MALANG, seharusnya dibaca menjadi GNALAM jika dibaca dari belakang, tetapi karena dibalik jadi NGALAM, lebih enak didengar bukan?
simple yang dimaksud juga bisa qt lht, misal : ==> jika orang yg menggunakan bs jawa kulonan bertanya "sudah selesai atau belum" dengan...
"wis rampung opo durung?" ini lebih ramah, maka orang plat N berkata "mari a?",
bergeser ke jawatimur bagian plat L, memang seharusnya hanya surabaya, tapi kali ini saya rangkum jadi satu dengan darjo plat W (sidoarjo, gresik)
bahasa yang lebih simple dan lebih to do poin ada disini, kasar juga bisa dikatakan begitu (jika yang berbicara jawa kulonan).
bahasanya terkenal dengan dialeg suroboyoan, sampai2 ada filmx"grammer suroboyo"
bahasa daerah ini memiliki beberapa ciri khas, dengan sebutan arek (utk memanggil anak muda), kon (utk kamu), walaupun dimalang juga ada
khasnya adalah "pisuhan" kata jorok, ini menjadi sangat wajar & lazim digunakan. bahkan media sapa yang sangat dijunjung sebagai identitas...
seperti kata dancok, gatel, asu, dan lain sebagainya. mereka sangat enjoy dan inilah style bahasa suroboyoan, kasar tapi berhati halus (orangnya).
lalu berlanjut ketika bertanya "dimana?" orang kulonan "neng ndi saiki?" orang ngalam "nang ndi saiki?" orang suroboyoan "no ndi kon?"
sekarang berlanjut ke pantura, disini kita membahas daerah plat S dan sekitarnya, saya kurang paham mengenai platnya. :D
meliputi lamongan, tuban, bojonegoro, mojokerto, ada yg ketingalan tadi jombang, bisa masuk sini dah.. karena juga memakai plat S, setempat dengan lamongan
bahasa di daerah ini memang lebih terkesan campuran, antara basa jawa kulonan dan etanan. sehingga membuat identitas sendiri...
memiliki keramahan dalam kekasarannya, memiliki to do point dlm ke tele-teleannya. seperti identitas orangnya mampu menempatkan diri...
ini pernah sy amati ketika teman asal lamongan saya, namanya asas. berkata tentang beberapa hal mulai "lapo sih, jenengan gus?"
logat etanan "lapo sih" ditambah logat kulonan "jenengan gus?", dari bahasa lamongan lebih sering memiliki makna dari basa etan + kulon.
terlebih kata2 ringkas ketika bertanyapun lebih padat berisi,menanyakan sekarang ada dimana cukup dg "posisi". ini sering terjadi di sms...
memanggil kawula mudapun juga memiliki ciri khas, yaitu dengan panggilan "nak". ini terkadang saya gunakan juga untuk memanggil orang lain.
tentunya yang lebih muda atau seumuran adik saya, sehingga terkadang saya dipanggil pi (untuk papi), ataupun ayah. *tampang masih 17th padahal,,, :D
berlanjut ke daerah madura 2, yaitu daerah ujung timur pulau jawa. meliputi besuki, bondowoso, situbondo, jember banyuwangi...
kenapa daerah plat P ini saya katakan Madura 2? krn memang cukup banyak masyarakat madura yang menempati daerah ini. walaupun juga ada jawanya
karena di sekolah2, kebanyakan menggunakan bahasa jawa, ini cerita teman. bahasa yang digunakan adalah bahasa jawa terkontaminasi madura
ataupun sebaliknya, kalau bahasa jawax, menggunakan bahasa jawa kulonan, walaupun tidak kulon2 banget, tapi tak terkesan etanan.
seperti ketika ada kakak semester atas dari banyuwangi datang ke tempat saya, beliau menggunakan kata2 dengan logat kulonan walaupun belum terlalu..
pas dengan dilaeg kulonan, misal kata2 "anda", dalam bs kulonan tak mengenal kata "pean" (digunakan masx), karena masih tetap utuh "sampean"
begitu juga dengan teman-teman saya yang berasal dari jember, situbondo, juga menggunakan bahasa jawa kulonan yang halus. walaupun ada embel2 cak, dll
sehingga pemahamannya masih mudah, karena qt masih satu bangsa serta satu pemahaman...
untuk masyarakat madurapun juga ada variasi dalam berbahasanya. yaitu perbedaan dialeg dari satu daerah ke daerah lainnya...
ini juga berpengaruh ke Madura 2, seperti situbondo. daerah ini lebih condong ke sumenep, karena daerahnya satu garis bujur, serta...
ada perahu penyebrangan dari sumenep menuju daerah ini, tepatnya di pelabuhan yang saya lupa namanya, tetapi berada diperbatasan banyuwangi
disini akan ada kapal yang sehari dua kali berangkat, baik dari sumenep ke situbondo atau sebaliknya... sehingga intensitas interaksi tinggi.
kalau berbicara logat "madureh, engkok tak ngerteh." sy jg belum pengalaman tinggal lama dimadura apalagi nikah sm orang madura.. :D
yang pasti, dalam bahasa madura jg ada variasi dan pelangi penghias indahnya bahasa. seperti penggunaan bahasa yang lebih halus dan biasa..
dalam basa jawa dikenal dengan ngoko dan krama, seperti "njek" yg memiliki arti tidak, digunakan oleh orang desa Madura2 dengan "ten" atau "enten"
ketemu, nama pantainya tanjung jangkar kawan, daerah situbondo, 3jm menuju ketapang banyuwangi... :)
dan berlanjut, kata-kata "ya" dalam madura jg dlm dua versi, "nggi" dan "enggi", tapi dengan "g" kedua dibaca mirip "k"..
yang terakhir adalah bahasa madura di pulau madura1, dan disini mayoritas adalah bahasa madura. walaupun saya juga pernah nemui orang berbasa jawa
di daerah plat M ini meliputi, bangkalan, pamekasan, sampang & sumenep. hanya 2 daerah yang baru saya kunjungi, bangkalan dan sampang...
memang hanya dalam waktu singkat, tak ada seminggu, hanya beberapa malam dan sendirian... :D
yang saya pahami, jawa dan madura masih satu rumpun. satu daerah, dan dulunya satu pulau, sebelum adanya pemanasan suhu bumi.
yang digunakanpun adalah aksara jawa, tapi semua huruf vokalnya dibaca "a", yg seharusnya dibaca "o" menurut kaedah basa jawa...
misal seperti saya bilang tadi dengan kata2 "nten" sebernarnya dari "mboten", "enggi" dr kata "nggih", dan "sampean" msh sama bukan?hanya logatx
sedikit-sedikit jika dalam bahasa jawa "sekedik-sekedik", maka dalam madura dimaknai "nik-sekonik". saya kurang paham pemadanannya, yang penting..
belakangnya masih sm2 "ik"... :D, dan insyaAllah saya punya niatan belajar langsung ke madura dalam kurung beberapa waktu...
demikian singkat tentang indahnya bahasa jawatimur, yg juga memiliki pengaruh ataupun dipengaruhi oleh budaya masyarakatnya...
semoga bermanfaat utk semua, kalau bukan qt orang jawatimur yang cinta bahasa dan budayanya, siapa lagi?
indahnya sebuah bahasa & budaya bukan pada skala ukuran atw prestasi, tp seberapa cinta sang pemilik bahasa dan budaya itu sendiri... :)
sekian presentasi dr sy kawan, tentang bahasa & budaya jawa timur, itung2 sebagai pemanasan... :D
Duta Bahasa dan Budaya Jawa timur tgl 14 sep ‘11, mohon doanya… salam dari Sang Pengembala, Tyas Haryadi... ^_^
daerah ini terpengaruh oleh bahasa jawa milik kerajaan mataram baru, yang sekarang pecah menjadi kasultanan & kasunanan (Jogjakarta & surakarta)
bahasa di daeraha sini, terkesan lebih lembut, kalem, tak suka to do poin, bertele-tele tapi anak di dengar"logat pendongeng"... :D
bergerak ke daerah karisidenan Malang, bahasa masih bahasa jawa, tapi etanan. yaitu bahasa yang sudah dimodifikasi sesuai kerakteristik masyarakatnya.
di karisidenan plat N ini, meliputi malang, lumajang, pasuruan, probolinggo. juga banyak yang menggunakan bahasa madurnya, meski terkontaminasi dengan bahasa jawa juga.
bahasa malangan atau ngalam, adalah bahasa walikan. atau bahasa dengan kosa kata dibolak-balik, bukan dibaca dari belakang...
bahasa daerah ini lebih simple, to do point, bahkan semakin berkembang ke bahasa ringkas. ini juga mencerminkan masyakatnya...
bahasa ngalam ini menekankan kata2 yg mudah didengar ketika dibolak-balik, bukan dibaca dr belakang. misal: ==>
MALANG, seharusnya dibaca menjadi GNALAM jika dibaca dari belakang, tetapi karena dibalik jadi NGALAM, lebih enak didengar bukan?
simple yang dimaksud juga bisa qt lht, misal : ==> jika orang yg menggunakan bs jawa kulonan bertanya "sudah selesai atau belum" dengan...
"wis rampung opo durung?" ini lebih ramah, maka orang plat N berkata "mari a?",
bergeser ke jawatimur bagian plat L, memang seharusnya hanya surabaya, tapi kali ini saya rangkum jadi satu dengan darjo plat W (sidoarjo, gresik)
bahasa yang lebih simple dan lebih to do poin ada disini, kasar juga bisa dikatakan begitu (jika yang berbicara jawa kulonan).
bahasanya terkenal dengan dialeg suroboyoan, sampai2 ada filmx"grammer suroboyo"
bahasa daerah ini memiliki beberapa ciri khas, dengan sebutan arek (utk memanggil anak muda), kon (utk kamu), walaupun dimalang juga ada
khasnya adalah "pisuhan" kata jorok, ini menjadi sangat wajar & lazim digunakan. bahkan media sapa yang sangat dijunjung sebagai identitas...
seperti kata dancok, gatel, asu, dan lain sebagainya. mereka sangat enjoy dan inilah style bahasa suroboyoan, kasar tapi berhati halus (orangnya).
lalu berlanjut ketika bertanya "dimana?" orang kulonan "neng ndi saiki?" orang ngalam "nang ndi saiki?" orang suroboyoan "no ndi kon?"
sekarang berlanjut ke pantura, disini kita membahas daerah plat S dan sekitarnya, saya kurang paham mengenai platnya. :D
meliputi lamongan, tuban, bojonegoro, mojokerto, ada yg ketingalan tadi jombang, bisa masuk sini dah.. karena juga memakai plat S, setempat dengan lamongan
bahasa di daerah ini memang lebih terkesan campuran, antara basa jawa kulonan dan etanan. sehingga membuat identitas sendiri...
memiliki keramahan dalam kekasarannya, memiliki to do point dlm ke tele-teleannya. seperti identitas orangnya mampu menempatkan diri...
ini pernah sy amati ketika teman asal lamongan saya, namanya asas. berkata tentang beberapa hal mulai "lapo sih, jenengan gus?"
logat etanan "lapo sih" ditambah logat kulonan "jenengan gus?", dari bahasa lamongan lebih sering memiliki makna dari basa etan + kulon.
terlebih kata2 ringkas ketika bertanyapun lebih padat berisi,menanyakan sekarang ada dimana cukup dg "posisi". ini sering terjadi di sms...
memanggil kawula mudapun juga memiliki ciri khas, yaitu dengan panggilan "nak". ini terkadang saya gunakan juga untuk memanggil orang lain.
tentunya yang lebih muda atau seumuran adik saya, sehingga terkadang saya dipanggil pi (untuk papi), ataupun ayah. *tampang masih 17th padahal,,, :D
berlanjut ke daerah madura 2, yaitu daerah ujung timur pulau jawa. meliputi besuki, bondowoso, situbondo, jember banyuwangi...
kenapa daerah plat P ini saya katakan Madura 2? krn memang cukup banyak masyarakat madura yang menempati daerah ini. walaupun juga ada jawanya
karena di sekolah2, kebanyakan menggunakan bahasa jawa, ini cerita teman. bahasa yang digunakan adalah bahasa jawa terkontaminasi madura
ataupun sebaliknya, kalau bahasa jawax, menggunakan bahasa jawa kulonan, walaupun tidak kulon2 banget, tapi tak terkesan etanan.
seperti ketika ada kakak semester atas dari banyuwangi datang ke tempat saya, beliau menggunakan kata2 dengan logat kulonan walaupun belum terlalu..
pas dengan dilaeg kulonan, misal kata2 "anda", dalam bs kulonan tak mengenal kata "pean" (digunakan masx), karena masih tetap utuh "sampean"
begitu juga dengan teman-teman saya yang berasal dari jember, situbondo, juga menggunakan bahasa jawa kulonan yang halus. walaupun ada embel2 cak, dll
sehingga pemahamannya masih mudah, karena qt masih satu bangsa serta satu pemahaman...
untuk masyarakat madurapun juga ada variasi dalam berbahasanya. yaitu perbedaan dialeg dari satu daerah ke daerah lainnya...
ini juga berpengaruh ke Madura 2, seperti situbondo. daerah ini lebih condong ke sumenep, karena daerahnya satu garis bujur, serta...
ada perahu penyebrangan dari sumenep menuju daerah ini, tepatnya di pelabuhan yang saya lupa namanya, tetapi berada diperbatasan banyuwangi
disini akan ada kapal yang sehari dua kali berangkat, baik dari sumenep ke situbondo atau sebaliknya... sehingga intensitas interaksi tinggi.
kalau berbicara logat "madureh, engkok tak ngerteh." sy jg belum pengalaman tinggal lama dimadura apalagi nikah sm orang madura.. :D
yang pasti, dalam bahasa madura jg ada variasi dan pelangi penghias indahnya bahasa. seperti penggunaan bahasa yang lebih halus dan biasa..
dalam basa jawa dikenal dengan ngoko dan krama, seperti "njek" yg memiliki arti tidak, digunakan oleh orang desa Madura2 dengan "ten" atau "enten"
ketemu, nama pantainya tanjung jangkar kawan, daerah situbondo, 3jm menuju ketapang banyuwangi... :)
dan berlanjut, kata-kata "ya" dalam madura jg dlm dua versi, "nggi" dan "enggi", tapi dengan "g" kedua dibaca mirip "k"..
yang terakhir adalah bahasa madura di pulau madura1, dan disini mayoritas adalah bahasa madura. walaupun saya juga pernah nemui orang berbasa jawa
di daerah plat M ini meliputi, bangkalan, pamekasan, sampang & sumenep. hanya 2 daerah yang baru saya kunjungi, bangkalan dan sampang...
memang hanya dalam waktu singkat, tak ada seminggu, hanya beberapa malam dan sendirian... :D
yang saya pahami, jawa dan madura masih satu rumpun. satu daerah, dan dulunya satu pulau, sebelum adanya pemanasan suhu bumi.
yang digunakanpun adalah aksara jawa, tapi semua huruf vokalnya dibaca "a", yg seharusnya dibaca "o" menurut kaedah basa jawa...
misal seperti saya bilang tadi dengan kata2 "nten" sebernarnya dari "mboten", "enggi" dr kata "nggih", dan "sampean" msh sama bukan?hanya logatx
sedikit-sedikit jika dalam bahasa jawa "sekedik-sekedik", maka dalam madura dimaknai "nik-sekonik". saya kurang paham pemadanannya, yang penting..
belakangnya masih sm2 "ik"... :D, dan insyaAllah saya punya niatan belajar langsung ke madura dalam kurung beberapa waktu...
demikian singkat tentang indahnya bahasa jawatimur, yg juga memiliki pengaruh ataupun dipengaruhi oleh budaya masyarakatnya...
semoga bermanfaat utk semua, kalau bukan qt orang jawatimur yang cinta bahasa dan budayanya, siapa lagi?
indahnya sebuah bahasa & budaya bukan pada skala ukuran atw prestasi, tp seberapa cinta sang pemilik bahasa dan budaya itu sendiri... :)
sekian presentasi dr sy kawan, tentang bahasa & budaya jawa timur, itung2 sebagai pemanasan... :D
Duta Bahasa dan Budaya Jawa timur tgl 14 sep ‘11, mohon doanya… salam dari Sang Pengembala, Tyas Haryadi... ^_^
Good..good..good..
ReplyDeleteMemang gak da matinya sobatq yg satu ini
hehehe
lanjutkan!!! :-)
maturnuwun kang danang,
ReplyDeletemari berbagi dg yg lain. :)
di share jg g'p2 kang, itung2 qt ngajak baik.
"mengajak dlm kebaikan n kesabaran" :D
bener nih,,,setiap budaya di jatim mencerminkan bahasa nya juga...:)
ReplyDeletesalam.
yups, anda benar mb' hanifa. semoga bermanfaat, salam kenal... :)
ReplyDelete