Ilustrasi, katak buta, pemenang lari. |
Tetapi dari kedua binatang tersebut, mereka ragu, siapakah yang memang tercepat dari kedua hewan tersebut. Akhirnya, diputuskanlah (entah dengan musyawarah mufakat atau voting) bahwa perlu diadakan lomba antara kedua jenis hewan tersebut.
Maka, berkumpullah semua katak dan kangguru (tentunya yang sudah cukup umur untuk mengikuti lomba serta kredibel, kan tidak mungkin katak hamil ikut lomba ini, atau kangguru kena obesitas). Dilihat dari posturnya saja mungkin sudah kelihatan, siapa yang akan menang dari keduanya.
Selanjutnya banyak suara-suara minor yang merendahkan kemampuan katak, dan menjagokan kangguru untuk menang. Ada yang bilang “mana mungkin katak bisa menang dengan kangguru, tidak terinjak saja sudah beruntung”. Ada pula yang memprediksi “satu lompatan kangguru sama dengan empat lompatan katak, sudah tidak ada harapan untuk katak”. Bahkan, juga ada yang mengkritik habis-habisan “sejak kapan hewan dua dunia (air dan darat, seperti katak) menjadi raja lompat di daratan, mungkin nanti dia tak akan kembali ke air jika menjadi pemenang (semacam meragukan kemampuan).” Dan suara-suara minor lainnya.
Akan tetapi hal itu tidak berlaku untuk salah satu katak yang terus melompat, dia tidak peduli dengan cacian pononton. Sorak sorai penonton tak dipedulikannya sama sekali, bahkan dia seperti malah termotivasi. Satu, dua, tiga, empat, sampai kangguru terdepanpun ia lewati dengan sangat gagah berani. “Maju tak gentar!” mungkin itu jargon yang cocok untuk katak sewaktu mengikuti perlombaan itu. Sehingga pada akhirnya dialah yang memenangkan perlombaan itu, katak menang dari kangguru.
Semuanya bergegas mendekati katak itu, ingin tahu apa rahasia dia bisa memenangkan lomba itu. Karena banyak yang terkagum-kagum, mereka bertanya banyak sekali, “ngalor ngidul” (keutara keselatan), tapi katak itu hanya diam saja. Rahasia kemenangan sang katak sangatlah sederhana, karena katak itu tuli.
Jadi apa yang seharusnya dilakukan seorang pengusaha/pebisnis ketika mendengar cacian, sorakan, atau ketidak sepakatan orang lain? Yups, benar, anda cukup menjadi tuli (bukan harus merusak gendang telinga segala). Anda cukup tidak menganggap dia berkata itu, tapi anggap dia sedang memotivasi anda. Ini hidup anda, bukan hidup mereka, ini bisnis anda, bukan bisnis mereka. Belajar tuli untuk memenangkan pertandingan (baca tips jadi sukses), seperti katak ini. semoga bermanfaat, salam dari Sang Penggembala, Tyas Haryadi. ^_^
Menutup telinga, lakukan yg menurut diri kita benar yg penting tdk merugikan org lain dan sesuai dgn nilai2 agama
ReplyDeleteinsyaAllah bu bubu, barokallah... :)
ReplyDelete