Berwirausaha sudah menjadi profesi yang sangat lazim didengar sekarang ini, bahkan begitu juga dikalangan polotikus, entertainer, dan beberapa karyawan perusahaan besar negeri ini. Ada yang membuka outlet, rumah makan, hotel, kolam renang, perfilman, dan lain sebagainya. Sesekali kita juga harus menengok beberapa hal dari usaha yang sekarang marak dikembangkan, yaitu dari sisi nasioanalisme kita. Kebanyakan usaha-usaha besar atau yang berada di tempat-tempat mewah dinegeri ini menyuguhkan budaya, serta hasil karya bangsa lain. Misalnya saja, di mall-mall besar kita lebih sering melihat hotdog, pizza ataupun burger dari pada gethuk, ketela goreng, umbi bakar, dan beberapa jenis dari golongan makanan khas Indonesia. Apakah karena makanan khas kita ini masih kuno dan kurang gengsi, seharusnya kitalah yang menjadikan makanan serta produk made in Indonesia punya gengsidan layak di pajang di kelas mall atau swalayan besar. Sedikit bergeser lagi ke produk teknologi, betapa bangga ketika kita punya handphone merek ternama dunia seperti Apple dari pada merek nasional semisal IMO. Kalau berbacara kecanggihan memang berbeda, tapi tidak berbeda jauh, lagipula kalau tidak kita yang menaikkan pamor teknologi negeri ini siapa lagi? Tengok saja ketika cina menggunakan produk dalam negerinya, maka ini akan member stimulus untuk usahanya berkembang lebih cepat.
Lalu apa yang harus kita lakukan pada awal-awal ini? Jika kita punya niat untuk membuka usaha maka mari sama-sama kita mengingatkan untuk memilih usaha yang berbau nasionalisme. Jika ada produk dalam negeri maka mari kita coba untuk menyuguhkannya sebagai bisnis kita. Saya misalkan dengan berjualan peralatan olahraga, sudah banyak sekarang ini produk nasional yang punya standar internasional dan menggaet banyak atlet-atlet ternama negeri ini. Mari sama-sama kita kembangkan budaya negeri ini (seperti batik, reok, keris, rencong, dan lain sabagainya) menjadi sebuah usaha yang menguntungkan kita serta bangsa ini. Dalam berbagai hal kadang kita mempertimbangkan untuk memilih usaha yang berbau luar negeri karena belum ada yang membukanya di Indonesia, tapi lebih sedikit lagi yang memilih produk negeri ini menjadi usahanya. Kebijakan pemerintah mulai menguntungkan para pengusaha dalam negeri, diantaranya dapat kita ambil contoh dengan dinaikannya pajak film import. Bararti daya saing film dalam negeri akan lebih baik, dan aka nada kesempatan untuk mengeksport film kita.
Selain itu pemerintah, melalui menteri perdagangan maupun kesejahteraan masyarakat belum memberi tanda untuk menyetop barang-barang import. Saatnya para pengusaha berinisiatif untuk memenuhi usaha negeri ini dengan lisensi made in Indonesia. Maka ada atau tidaknya peraturan atau kebijakan dalam dunia perbisnisan negeri ini, bisa jadi kita yang memulai untuk memajukan produk nasional. Karena dari sisi keuntungan kita akan untung secara finansial dan moril, finansial kita bakal berjuang dengan bantuan dan doa semua masyarakat negeri ini karena bahan baku kita dari dalam negeri, pekerja dari dalam negeri juga, serta penikmatnya bisa dari mana saja. Mari kita bandingkan dengan usaha yang berlisensi made in Negara tetangga, biaya kita akan semakin membengkak dengan pencarian bahan baku, pengiriman pekerja ahli, lagipula keuntungannya itu untuk negeri lain, bukan bangsa ini.
Mari kita awali dengan usaha-usaha yang mengembangkan produk dalam negeri kawan, bahkan website berbabau nusantarapun harus ada. Kita dukung saudara-saudara yang berjuang untuk memasarkan produk negeri ini, kita juga harus menjadi bagian mereka. Semoga semangat nasioanalisme serta entrepreneur kita menjadi semakin besar serta memajukan negeri serta diri kita. Amin, semoga bermanfaat. ^_^
Lalu apa yang harus kita lakukan pada awal-awal ini? Jika kita punya niat untuk membuka usaha maka mari sama-sama kita mengingatkan untuk memilih usaha yang berbau nasionalisme. Jika ada produk dalam negeri maka mari kita coba untuk menyuguhkannya sebagai bisnis kita. Saya misalkan dengan berjualan peralatan olahraga, sudah banyak sekarang ini produk nasional yang punya standar internasional dan menggaet banyak atlet-atlet ternama negeri ini. Mari sama-sama kita kembangkan budaya negeri ini (seperti batik, reok, keris, rencong, dan lain sabagainya) menjadi sebuah usaha yang menguntungkan kita serta bangsa ini. Dalam berbagai hal kadang kita mempertimbangkan untuk memilih usaha yang berbau luar negeri karena belum ada yang membukanya di Indonesia, tapi lebih sedikit lagi yang memilih produk negeri ini menjadi usahanya. Kebijakan pemerintah mulai menguntungkan para pengusaha dalam negeri, diantaranya dapat kita ambil contoh dengan dinaikannya pajak film import. Bararti daya saing film dalam negeri akan lebih baik, dan aka nada kesempatan untuk mengeksport film kita.
Selain itu pemerintah, melalui menteri perdagangan maupun kesejahteraan masyarakat belum memberi tanda untuk menyetop barang-barang import. Saatnya para pengusaha berinisiatif untuk memenuhi usaha negeri ini dengan lisensi made in Indonesia. Maka ada atau tidaknya peraturan atau kebijakan dalam dunia perbisnisan negeri ini, bisa jadi kita yang memulai untuk memajukan produk nasional. Karena dari sisi keuntungan kita akan untung secara finansial dan moril, finansial kita bakal berjuang dengan bantuan dan doa semua masyarakat negeri ini karena bahan baku kita dari dalam negeri, pekerja dari dalam negeri juga, serta penikmatnya bisa dari mana saja. Mari kita bandingkan dengan usaha yang berlisensi made in Negara tetangga, biaya kita akan semakin membengkak dengan pencarian bahan baku, pengiriman pekerja ahli, lagipula keuntungannya itu untuk negeri lain, bukan bangsa ini.
Mari kita awali dengan usaha-usaha yang mengembangkan produk dalam negeri kawan, bahkan website berbabau nusantarapun harus ada. Kita dukung saudara-saudara yang berjuang untuk memasarkan produk negeri ini, kita juga harus menjadi bagian mereka. Semoga semangat nasioanalisme serta entrepreneur kita menjadi semakin besar serta memajukan negeri serta diri kita. Amin, semoga bermanfaat. ^_^
0 komentar:
Post a Comment