Saya sempat berpikir apakah benar pemimpi adalah salah satu tipikalis seorang pemimpin? Tetapi setelah saya membaca beberapa cerita tentang bung karno yang salah satunya berkata “beri aku 10 pemuda maka akan ku guncangkan dunia.” Hanya seorang pemimpi besar yg berani berkata seperti itu. Berani berkata ketika keyakinan menjadi modal terpenting, ketika semangat membara, dan ketika logika itu dibuat lebih jauh dan lebih panjang serta dalam. Jika kita pikirkan sekarang, tentu itu semua bisa terjadi, dan sangat realistis, kenapa? Jika kita melihat USA, menang dalam teknologi, kekuatan tentara, politik, ekonomi, entertainment, cina mampu unggul dalam produksi semua barang konsumsi dan teknologi, serta budaya mereka yang tak pernah tertinggal oleh kemajuan mereka.
Berlanjut kesemenanjung arab, dimana agama menjadi salah satu daya tarik, kekayaan minyak, serta kemampuan mengelola sesuatu yg kurang menghasilkan (padang pasir) menjadi lahan produktif (uji coba padang Sinai). Lalu jika kesepuluh pemuda yg diminta bung Karno itu ditempatkan pada pos-pos khusus tersebut, tentunya setelah gemblengan dan punya kemampuan mungkuni. Pemuda kesatu sebagai pemimpin negeri ini, pemuda kedua dijadikan ahli agama, sebagai ulama yg mampu menjaga keharmonisan negeri ini. Pemuda ketiga dibekali kemampuan untuk mengelola keuangan dan mengurusi perekonomian negeri ini. Pemuda keempat, sebagai ahli teknologi, penerus B.J. Habibie. Pemuda kelima sebagai pengurus pertahanan Insonesia, sesangar & setegas Pak Harto. Pemuda keenam, sebagai ahli seni, lebih eksentrik daripada sujiwo tejo, tapi sangat cinta budaya negeri ini. Pemuda ketujuh, jadi pendidik para pemuda dinegeri ini. Pemuda kedelapan jadi pemandu entrepreneur bangsa ini melanjutkan tung desem waringin. Pemuda kesembilam mengurusi SDA, pemuda kesepuluh mengurus diplomatic negeri ini.
Belum lagi jika setiap pemuda juga akan memilih sepuluh pemuda untuk meneruskan perjuangan mereka, selanjutnya dan selanjutnya, maka bisa jadi 1juta pemuda ini menjadi bersemangat & berkemampuan spt 10 pemuda hasil didikan bung Karno. Jadi tidak ada mimpi yang tidak mungkin. Sementara itu yang membuat saya tambah yakin, ketika beberapa kali silaturohim ke rumah Rektor UIN Malang (Prof.Imam Suprayogo) beliau selalu menceritakan mimpi-mimpi beliau dg bahasa “harapan saya kedepan.” Seperti kampus UIN 2 yang bakal mandiri, semandiri-mandirinya, mulai dari listrik yang akan dipasok dr tenaga Alternatif, pembiayaan dr usaha-usaha yang akan dikembangkan disana. Walaupun mimpi itu berubah secara perlahan-lahan menjadi lebih baik kelaknya. Lalu B.J. Habibie, beliau juga pemimpi yang besar tentang pesawat. Sejak kecil beliau terobsesi dengan pesawat, bahkan ketika masih di ITB beliau sangat suka mengotak-atik airomodelling, yang terfokus pada desain pesawat beliau. Lalu kesempatan belajar ke German baratpun tak di sia-siakan, dan akhirnya IPTN terbentuk dan pesawat “made in Ina” pun bisa berterbangan diangkasa.
Setelah poin demi poin terangkum diotak, saat itu saya yakin, bahwa pemimpi adalah salah satu sarat menjadi pemimpin besar. Kerena pemimpin besar tentu disertai dg mimpi-mimpi besar, dan mimpi besar itu pastinya lahir dari seorang pemimpin besar. Jadilah pemimpi yang akan menularkan mimpi itu kepada bagian dari yang anda pimpin, minimal diri kita sendiri. Dari sudut itulah saya hikmahi dari pengalaman kecil ketika berani bermimpi dan mengutarakannya kepada semua orang. Saat itulah jiwa kepemimpinan, berani menjadi pioneer, berani mengajak untuk melangkah pasti mulai terbentuk. Pemimpi dan mimpi-mimpinya, semoga bermanfaat dan Allah memberkahi. Amin,,, by: tyas haryadi... ^_^
0 komentar:
Post a Comment