Saya dan Fauzi di Tugu pahlawan |
Sebelum sampai ke Surabaya kami mampir dahulu ke dayu, sebuah tempat wisata alam di daerah pasuruan, sambil berfoto ria serta menikmati indahnya hijaunya tumbuhan dan daerah jalanan. Selanjutnya kami mampir juga ke sidoarjo, melihat dan mengenang kembali di porong. Bencana yang menggemparkan Indonesia bahkan dunia, lumpur dari kebocoran lapindo. Setelah itu kami melanjutkan ke stadion delta, sebuah stadion yang indah, walaupun sekelilingnya juga penuh dengan sampah tetapi untuk sekelas stadion di Indonesia cukuplah mendapat nilai 6. Inilah kawan indahnya menikmati hal-hal positif dari negeri ini, bangunan-bangunan yang seharusnya kita banggakan dan kita kunjungi dahulu.
Setelah selesai menikmati daerah sidoarjo dalam sekilas, kamipun melanjutkan ke daerah Surabaya. Sampailah kami ke kebun binatang Surabaya, tidak masuk kawan, maklumlah keadaan kantong juga lagi pas-pasan, lagi pula tujuan utamanya adalah tolabul ilmi, menikmati anugrah Allah swt. dan refreshing. Mampir makan di depan bunbin (kebun binatang), nikmat kawan, lapar dan haus langsung terobati.
Setelah kenyang menikmati soto lamongan dengan es teh kami melanjutkan perjalanan ke mall WTC mega grosir. Lumayanlah kawan, sambil cuci-cuci mata, cuap-cuap cerita tentang keluarga masing-masing, dan berusaha mengambil hikmah dari took-toko disana. Waktu itu ada acara pameran batik, lumayanlah, bangga juga dengan hasil karya dan budaya bangsa ini. Setelah keluar kamipun ada rencana ke makan sunan ampel, muter-muter saja karena kawan lagi g’mood buat kesana. Adzan duhur berkumandang, sayapun minta segera cari tempat untuk solat, tapi berdasarkan kesepakatan kilat kami minum dulu es dawet lalu ke kampus ITS.
Sesampai di kampus ITS kami sempat foto-foto di depan rektoratnya, lalu tancap gas ke masjid. Jam menunjukkan pukul 13.20 waktu saya solat, Alhamdulillah ada yang sedang solat juga, jadi g’ketinggalan jama’ahnya. *selalu jaga solat jamaah kita kawan, dimanapun dan kapanpun. Dan teman saya (Astuti Lisa W.) anak jurusan teknik kimia menemani kami jalan-jalan dan menjelaskan beberapa hal tentang kampus ITS. Subhanallah kampus ini, nanti saya bahas di hunting kampus kawan.
Setelah selesai dari sana, memang rejeki g’kemana, kami diajak makan soto lamongan oleh lisa, ditraktir lagi.hehe… makasih kawan untuk semua. Dan setelah makan serta minum dengan kenyang kami setuju untuk ke Tugu Pahlawan dan stadion gelora 10 november. Sebelumnya kami solat ashar dulu di masjid ITS. Tugu Pahlawan berada di daerah pusat kota, rumputnya mirip rumput lapangan sepakbola, cukup terawat dan berkelas. Karena hari sabtu museumnya ditutup, tapi tidak dengan taman serta semua yang ada disana. Mulai Tugu yang ada di depan pintu masuk, menara tinggi yang sempat kami berfoto disana. Beberapa peralatan perang zaman dulu, mulai tank, peluru kendali, dan beberapa background indah untuk berfoto ria.
Waktu itu kami mengeksploitasi seluruh yang ada di sana dengan berfoto ria, mengeluarkan beberapa trik dan beberapa kiat-kita foto indah. Selanjutnya kami melanjutkan perjalanan ke stadion 10 november atau lebih dikenal dengan stadion tambak sari. Setelah bertanya berkali-kali, kami melewati tempat pelacuran (sebuah jalan), g’tahu itu gang doli atau bukan. Yang penting kami sampai di stadion tambak sari.
Kamipun sampai di stadion tambaksari, berputar sebentar, melihat kantor dan mash pemain persebaya. Sungguh sangat sederhana, dan sangat dekat dengan tempat sampah, sampah sangatlah melimpah ruah disana. Kamipun masuk ke stadion, tetapi langsung ditanya pak satpam yang lumayan sangar. Lalu saya punya ide memanfaatkan status kami sebagai mahasiswa serta modal kamera digital, kami minta izin untuk mengetahui informasi dan ambil dokumentasi tentang stadion bersejarah ini. Ternyata tips ini sangatlah berhasil, jadi bisa dicontoh kapan-kapan kawan.hehe
Sekedar kilas balik, pada tahun 1992 pernah bertanding tim AC.MILAN dari italia di stadion ini. Jadi jangan remehkan stadion ini kawan, biarpun sudah tidak layak lagi untuk menggelar pertandingan besar *menurut saya. Karena kapasitas dan perangkat stadion yang sudah tidak terlalu memadai lagi. Tapi itulah indahnya sejarah negeri ini, sejarah stadionnyapun juga perlu kita hargai dan banggakan. Kami juga berfoto ria disini, sebagai dokumentasi dan juga mengasah ilmu fotografi.
Dan kamipun pulang ketika adzan akan segera datang di sekitar stadion, solat di masjid pinggir jalan *masih kebagian juga solat jama’ah, Alhamdulillah. Inilah kawan, sedikit tentang hunting saya kali ini, satu resep buat anda yang ingin berpergian jauh pakai sepeda motor. Siapkan kendaraan dengan baik, pakai sepatu, masker dan sarung tangan. Karena kemacetan di kota-kota besar sudah mulai tak ketulungan, belum lagi dengan keadaan polusi udara yang bisa mengganggu pernafasan. Semoga pengalaman hunting kali ini bermanfaat kawan, terimakasih. Salam dari pemberi warna kehidupan, tyas haryadi. ^_^
0 komentar:
Post a Comment