Belajar, adalah proses mendapatkan informasi ataupun ilmu yang kelak akan berguna bagi kehidupan seseorang. Belajarpun sekarang dibedakan menjadi dua berdasarkan legalitasnya, yaitu belajar secara formal dan non formal. Dan kali ini, mari kita belajar secara non formal dan sesuatu yang sering kita lihat tetapi jarang kita resapi maknanya. Sebuah cerita nyata, ketika saya di minggu pagi itu selesai bermain footsall di lapangan UIN malang. Dengan keringat yang berkucuran, kaos persija yang basah kuyub, dan sepatu speeds warna hijau muda. Ketika hendak keluar dari kampus tercinta, saya melihat se-ekor kucing kecil dengan bulu berwarna hitam mutlak. Berjalan sendiri, masih kecil, rapuh dan imut pastinya.
Saya pada awalnya kurang memberi perhatian, tetapi karena ingat sunah Rasul agar kita memelihara kucing, sayapun mampir untuk bermain-main bersama kucing imut itu. Pikir saya “pasti ada sesuatu dengan kucing ini sehingga Rasul meyunahkan untuk memliharanya”. Setelah bermain sebentar, kucing itupun langsung lengket, naik kekaos yang bau kecut. Setelah bermain kurang lebih 15 menit, sayapun mau segera mencuci badan agar kembali segar. Saat ditinggalpun sang kucing memanggil “meong-meong.”, ketika semakin jauh, longlongannya semakin nyaring pula. Dan ternyata ada beberapa hal yang diajarkan oleh kucing itu, maka inilah belajar dari kucing kecil.
Pertama, ketika melihat sang kucing kecil berjalan sendiri ini menunjukan bahwa kita di dunia ini juga seorang diri. Seperti kucing yang masih kecil tetapi dia sudah sendiri, seperti itulah sebenarnya posisi kita dalam kehidupan sekarang ini. Karena semua yang menanggung tindakan dan konsekuensinya adalah diri kita sendiri.
Kedua, ketika sang kucing mulai akrab dan naik turun kaos serta manja ini member sebuah pelajaran bahwa semua mahluk ingin diberi kasih sayang dan diperlakukan dengan baik. Apalagi manusia, mahluk yang super komplek, tentu akan lebih membutuhkan kasih sayang, perhatian dan diperlakukan secara baik.
Ketiga, yaitu ketika si kucing kecil ini ditinggal pergi. Sang kucing mengeong, inilah tanda ikatan perasaan yg dimiliki oleh orang lain jika sudah memiliki keakraban. Manusia baru berteriak, menyesal dan lain sebagainya ketika kehilangan atau lupa sesuatu. Dan disetiap pertemuan tentu ada perpisahan, begitu sebaliknya perpisah adalah awal dari pertemuan yang baru.
Ini adalah tiga hal yang bisa kita pelajari dari seekor kucing nan imut. yaitu tentang hakekat kodisi kita dibumi ini. Perlakuan baik untuk semua orang, dan seratus persen dalam memberikan kasih dan sayang. Dan di akhir cerita mengajarka bagaimana manusia yang sangat kurang memanfaatkan waktu, sekaligus hukum alam yang telah di buat oleh Allah swt. dimana ada pertemuan itu ada perpisahan, dan perpisahan adalah awal dari sebuah pertemuan. Semoga bermanfaat kawan, dari tyas haryadi. ^_^
Saya pada awalnya kurang memberi perhatian, tetapi karena ingat sunah Rasul agar kita memelihara kucing, sayapun mampir untuk bermain-main bersama kucing imut itu. Pikir saya “pasti ada sesuatu dengan kucing ini sehingga Rasul meyunahkan untuk memliharanya”. Setelah bermain sebentar, kucing itupun langsung lengket, naik kekaos yang bau kecut. Setelah bermain kurang lebih 15 menit, sayapun mau segera mencuci badan agar kembali segar. Saat ditinggalpun sang kucing memanggil “meong-meong.”, ketika semakin jauh, longlongannya semakin nyaring pula. Dan ternyata ada beberapa hal yang diajarkan oleh kucing itu, maka inilah belajar dari kucing kecil.
Pertama, ketika melihat sang kucing kecil berjalan sendiri ini menunjukan bahwa kita di dunia ini juga seorang diri. Seperti kucing yang masih kecil tetapi dia sudah sendiri, seperti itulah sebenarnya posisi kita dalam kehidupan sekarang ini. Karena semua yang menanggung tindakan dan konsekuensinya adalah diri kita sendiri.
Kedua, ketika sang kucing mulai akrab dan naik turun kaos serta manja ini member sebuah pelajaran bahwa semua mahluk ingin diberi kasih sayang dan diperlakukan dengan baik. Apalagi manusia, mahluk yang super komplek, tentu akan lebih membutuhkan kasih sayang, perhatian dan diperlakukan secara baik.
Ketiga, yaitu ketika si kucing kecil ini ditinggal pergi. Sang kucing mengeong, inilah tanda ikatan perasaan yg dimiliki oleh orang lain jika sudah memiliki keakraban. Manusia baru berteriak, menyesal dan lain sebagainya ketika kehilangan atau lupa sesuatu. Dan disetiap pertemuan tentu ada perpisahan, begitu sebaliknya perpisah adalah awal dari pertemuan yang baru.
Ini adalah tiga hal yang bisa kita pelajari dari seekor kucing nan imut. yaitu tentang hakekat kodisi kita dibumi ini. Perlakuan baik untuk semua orang, dan seratus persen dalam memberikan kasih dan sayang. Dan di akhir cerita mengajarka bagaimana manusia yang sangat kurang memanfaatkan waktu, sekaligus hukum alam yang telah di buat oleh Allah swt. dimana ada pertemuan itu ada perpisahan, dan perpisahan adalah awal dari sebuah pertemuan. Semoga bermanfaat kawan, dari tyas haryadi. ^_^
0 komentar:
Post a Comment