PKPBA (program khusus pendidikan bahasa arab), sebuah nama yang saya pastikan sangat familiar untuk mahasiswa UIN Mulana Malik Ibrahim Malang. Sebuah kewajiban bagi seluruh MABA (mahasiswa baru) di kampus ini untuk mengikuti program khusus ini. Program khusus yang dianggap sebagai beban terberat, 1tahun belajar bahasa arab, dari senin sampai jumat, dengan frekuensi 240menit perharinya (sama saja menghabiskan 1/6 waktu kita dalam sehari). Jika dihitung secara keseluruhan selama 10 bulan kita telah menghabiskan waktu 4*5*4*10=800jam dalam mengikuti program khusus ini(dengan penghitugan 4jam setiap hari, 5hari dalam seminggu, 4minggu dalam sebulan dan penempuhan selama 10bulan). Ini adalah sesuatu yang subhanallah, mengingat PKPBA itu sendiri hanya mengambil 6SKS, itupun hanya untuk semester 1 dan 2. Sayang, ilmu yang sangat banyak diPKPBA hanya dianggap sebagai pelengkap, lalu apa yang utama? Absensi itulah yang utama, bahkan ada pelesetan ma’had sunan ampel al-absen! Itulah kesalahan kita, kita semua. Mari kita saksikan pikiran dari sudut pandang yang berusaha subjektif melalui drama ini, oleh kami, C10.
Di kelas yang hanya berubah sekali (pada waktu pergantian semester atau waktu keluar kelas). Seharusnya jam14.00 tepat, akan tetapi jam14.15 bel baru berbunyi”tiiit,tiiit,”salah,”kring,kring,kring”. Dan saat bel berbunyipun hanya ustad sendirian di depan pintu “dimana mahasiswanya, kebiasaan anak muda Indonesia. Minimal molor 20 menit”. “Asslamualaikum ustad, maaf terlambat”, itulah yang dikatakan beberapa mahasiswa, sesuatu yang dianggap wajar di program khusus ini. Aneh-aneh saja tindakan para mahasiswa yang berbeda latar belakang, mulai dari tidur, ngantuk 100%, aktifis facebook, ahli komentar (padahal tidak paham materinya), dan masih banyak lagi saat melakoni pelajaran di kelas. “sekarang waktunya kita belajar hukum bacaan, buka halaman 333, kerjakan, saya beri waktu 15 menit nanti dikumpulakan”, “huh, kurang banyak ustad”,serempak para mahasiswa berucap juga menyindir. Bagaimana bisa pelajaran dapat terserap 70%, jika para mahasiswa tidak merasa nyaman dan semangat belajar, semangat datangnya hanya untuk absen, atau supaya tidak terkena mahrum. Tidak ada yang salah dengan system absen ini, akan tetapi jika ada system yang lebih baik kenapa tidak dicoba seperti membuat kenyamanan dalam belajar sehingga semangat mahasiswa melampaui ilmu yang dimiliki para ustadz ataupun ustadzah.
Saatnya kita kembali ke kelas, randi adalah salah satu cerminan mahasiswa yang hobi telat. 15 atau 30 menit sebelum ganti jam barulah dia datang, “assalamualaikum, maaf ustadz saya terlambat. Tadi ketiduran”, walaupun terlambat, kejujuran para oknum ini perlu di acungi jempol, sebuah akhlak baik yang terbentuk dari ma’had dan pkpba.“ya g’pa2, silahkan duduk. Lain kali jangan suka terlambat”, subhanallah, betapa sabarnya para pahlawan ini (pahlawan pandidikan). Metode memang kadang monoton, kurang bisa mengusai kelas, dan ilmunya belum bisa dipahami dengan mudah oleh mahasiswa. Tapi kesabaran dan akhlaknya membuat para mahasiswa sangat kerasan, dan itulah ilmu yang tidak akan kita dapatkan jika kita kuliah di kampus lain. Tetapi juga masih ada yang sering terlambat, dewi (ratu terlambat), roni (rajanya terlambat),bahkan sudah dipastikan semua mahasiswa pkpba sudah berpengalaman terlambat. “soleh”, “goib”,”samsul”,”goib”,”habiburohman”,”goibah”, absen dimulai dari para veteran, jika itu di kelas-kelas akhir, berbeda dengan kelas awal, A1, B2, C3, D4, dan lainnya.
“Inilah acara inti”, sesuatu yang selalu ada diotak kita, otak-otak absen. Sudahlah waktunya kita ubah pikiran itu, karena ada tidak ada absen itu tidak terlalu penting. Kita ingat malaikat rakib dan atib sudah mengabsen kita, bahkan merekamnya dengan sedemikian rupa seperti drama yang sedang berjalan detik ini pasti akan diputar ulang dan ditampilkan untuk kita sebagai pertimbangan kelak di yaumul hisab. Setelah selesai absensi, jam keduapun bergulir ustadzah lah yang akan memberi sedikit kemeriahan kelas kali ini. Sudah hampir pasti semua ustadzah punya bekal-bekal kecerewetan yang dikemas dalam akhlak dan ilmu, membuat para mahasiswa agak sulit tidur, agak sulit tidur! “anak-anak kumpulkan tugas kemarin, sudah mengerjakan semuakan?” kata ustadzah dengan lantang dan berirama. “belum ustadah”, serempak para mahasiswa menjawab. Sudah menjadi rahasia umum kalau tugas di pkpba hanya dianggap sebagai sampingan oleh mahasiswa, bahkan hanya sebagai bahan pertengkaran. Seperti misbah dan ihksan, dua mahasiswa cerdas dan rajin ini selalu berkutat dengan pertengkaran tanpa akhir (seperti tom n jerry yang tidak pernah tamat) hanya berbeda pada segi postur dan kemiripan saja.
Jam menunjukkan 16.30 waktunya anak2 pulang dari ronde pertama pkpba, “pulang,pulang, waktunya kita pulang.” Itulah teriak semua lapisan mahasiswa, kecuali mereka yang hanya melihat pkpba dari satu sudut pandang, yaitu barokah ilmunya. Jam ke -3 pun tidak jauh berbeda, bahkan cenderung sama. Seharusnya masuk jam 18.30, akan tetapi jam 18.50 barulah mahasiswa mulai menapakkan langkah pertama, itupun untuk keluar mabna, lebih parah mereka lebih memilih nonton film, atau kegiatan yang lain ( pokoknya mbolos, bagi beberapa oknum). Jika siang hari banyak yang ngantuk, malam harinya banyak yang malas. Malas dalam hal berpikir, menambah materi, bahkan untuk sekedar mandi ( kebanyakan hanya pakai minyak wangi, itupun minta punya teman). Tapi kalau masalah pulang selalu tidak mau lebih dari jam20.00, selalu ingin tepat waktu dan terkesan mendahului waktu. Waktu pulang adalah waktu yang ditunggu, ditunggu para pengajar untuk bertemu keluarga, begitu pula bagi mahasiswa untuk melakukan refreshing.
Ada yang berhenti di gedungB untuk online,mencari bahan untuk tugas, download lagu atau film, maupun chating. Pulung, adalah salah satu oknumnya. Ada yang mencari makan karena perut lapar seperti tri, alimudin, ida, fitria, dan yang lainnya. Inilah saatnya mereka menikmati malam setelah pkpba dengan indah dan wisata kuliner. Lain halnya dengan totok, ikhsan, misbah, jepri, mereka memilih langsung ke mabna, tanpa ketinggalan si jepri dan totok mampir ke masjid tarbiyah. Absensi solat jamaah ke malaikat rakib, salah satu tindakan yang patut diacungi jempol. “Ingat, ini adalah masa muda, masa yang berapi-api”, kata bang h. roma irama. Jadi selalu ada yang menjalin perkenalan dengan lawan jenis, sesuatu yang manusiawi akan tetapi kadang menjerumuskan. Ada proses cinta lokasi seperti yang dialami oleh giant & rendi, atau dewi, Helga,dan sahroni dengan sesama anak semester 2. Walaupun ada kejadian yang salah dilakukan oleh sebagian pasangan ta’aruf ini, semoga mereka tidak terjerumus.
Masa ini, hanya akan terjadi satu kali disaat kita harus belajar pkpba dengan keadaan tertekan, bahagia, dan berbagai rasa tergabung didalam sana. Ingat kata “jangan lupakan sejarah!”, maka ingatlah teman2 kita ini, yang menemani selama 1tahun, disaat tidur, belum mengerjakan tugas, sama2 membolos, kenangan di out bond, dan masih banyak yang lain. Semua ilmu punya manfaat, semoga manfaat ilmu bahasa arab ini dapat menjadi bekal kita, bekal untuk terjun dalam masyarakat, terpenting sebagai modal kalau ditanya malaikat munkar dan nankir di kubur kelak. Maka, waktu yang tinggal sedikit ini kita manfaat dengan baik, jangan sia-siakan waktu, karena kita akan merindukan waktu ini. Disaat kita bersama, tertawa, bercanda, berdoa, dan mengalami problem2 kecil. Dimana ada pertemuan disitu ada perpisahan, semoga ketika perpisahan datang kita mampu berkata, “semoga sukses teman, aku menunggu kabar kesuksesanmu dan aku akan berbuat lebih untuk sukses.” Terimaksih ya rabb, engkau memberi kesempatan ini untuk kami.
Saatnya kita kembali ke kelas, randi adalah salah satu cerminan mahasiswa yang hobi telat. 15 atau 30 menit sebelum ganti jam barulah dia datang, “assalamualaikum, maaf ustadz saya terlambat. Tadi ketiduran”, walaupun terlambat, kejujuran para oknum ini perlu di acungi jempol, sebuah akhlak baik yang terbentuk dari ma’had dan pkpba.“ya g’pa2, silahkan duduk. Lain kali jangan suka terlambat”, subhanallah, betapa sabarnya para pahlawan ini (pahlawan pandidikan). Metode memang kadang monoton, kurang bisa mengusai kelas, dan ilmunya belum bisa dipahami dengan mudah oleh mahasiswa. Tapi kesabaran dan akhlaknya membuat para mahasiswa sangat kerasan, dan itulah ilmu yang tidak akan kita dapatkan jika kita kuliah di kampus lain. Tetapi juga masih ada yang sering terlambat, dewi (ratu terlambat), roni (rajanya terlambat),bahkan sudah dipastikan semua mahasiswa pkpba sudah berpengalaman terlambat. “soleh”, “goib”,”samsul”,”goib”,”habiburohman”,”goibah”, absen dimulai dari para veteran, jika itu di kelas-kelas akhir, berbeda dengan kelas awal, A1, B2, C3, D4, dan lainnya.
“Inilah acara inti”, sesuatu yang selalu ada diotak kita, otak-otak absen. Sudahlah waktunya kita ubah pikiran itu, karena ada tidak ada absen itu tidak terlalu penting. Kita ingat malaikat rakib dan atib sudah mengabsen kita, bahkan merekamnya dengan sedemikian rupa seperti drama yang sedang berjalan detik ini pasti akan diputar ulang dan ditampilkan untuk kita sebagai pertimbangan kelak di yaumul hisab. Setelah selesai absensi, jam keduapun bergulir ustadzah lah yang akan memberi sedikit kemeriahan kelas kali ini. Sudah hampir pasti semua ustadzah punya bekal-bekal kecerewetan yang dikemas dalam akhlak dan ilmu, membuat para mahasiswa agak sulit tidur, agak sulit tidur! “anak-anak kumpulkan tugas kemarin, sudah mengerjakan semuakan?” kata ustadzah dengan lantang dan berirama. “belum ustadah”, serempak para mahasiswa menjawab. Sudah menjadi rahasia umum kalau tugas di pkpba hanya dianggap sebagai sampingan oleh mahasiswa, bahkan hanya sebagai bahan pertengkaran. Seperti misbah dan ihksan, dua mahasiswa cerdas dan rajin ini selalu berkutat dengan pertengkaran tanpa akhir (seperti tom n jerry yang tidak pernah tamat) hanya berbeda pada segi postur dan kemiripan saja.
Jam menunjukkan 16.30 waktunya anak2 pulang dari ronde pertama pkpba, “pulang,pulang, waktunya kita pulang.” Itulah teriak semua lapisan mahasiswa, kecuali mereka yang hanya melihat pkpba dari satu sudut pandang, yaitu barokah ilmunya. Jam ke -3 pun tidak jauh berbeda, bahkan cenderung sama. Seharusnya masuk jam 18.30, akan tetapi jam 18.50 barulah mahasiswa mulai menapakkan langkah pertama, itupun untuk keluar mabna, lebih parah mereka lebih memilih nonton film, atau kegiatan yang lain ( pokoknya mbolos, bagi beberapa oknum). Jika siang hari banyak yang ngantuk, malam harinya banyak yang malas. Malas dalam hal berpikir, menambah materi, bahkan untuk sekedar mandi ( kebanyakan hanya pakai minyak wangi, itupun minta punya teman). Tapi kalau masalah pulang selalu tidak mau lebih dari jam20.00, selalu ingin tepat waktu dan terkesan mendahului waktu. Waktu pulang adalah waktu yang ditunggu, ditunggu para pengajar untuk bertemu keluarga, begitu pula bagi mahasiswa untuk melakukan refreshing.
Ada yang berhenti di gedungB untuk online,mencari bahan untuk tugas, download lagu atau film, maupun chating. Pulung, adalah salah satu oknumnya. Ada yang mencari makan karena perut lapar seperti tri, alimudin, ida, fitria, dan yang lainnya. Inilah saatnya mereka menikmati malam setelah pkpba dengan indah dan wisata kuliner. Lain halnya dengan totok, ikhsan, misbah, jepri, mereka memilih langsung ke mabna, tanpa ketinggalan si jepri dan totok mampir ke masjid tarbiyah. Absensi solat jamaah ke malaikat rakib, salah satu tindakan yang patut diacungi jempol. “Ingat, ini adalah masa muda, masa yang berapi-api”, kata bang h. roma irama. Jadi selalu ada yang menjalin perkenalan dengan lawan jenis, sesuatu yang manusiawi akan tetapi kadang menjerumuskan. Ada proses cinta lokasi seperti yang dialami oleh giant & rendi, atau dewi, Helga,dan sahroni dengan sesama anak semester 2. Walaupun ada kejadian yang salah dilakukan oleh sebagian pasangan ta’aruf ini, semoga mereka tidak terjerumus.
Masa ini, hanya akan terjadi satu kali disaat kita harus belajar pkpba dengan keadaan tertekan, bahagia, dan berbagai rasa tergabung didalam sana. Ingat kata “jangan lupakan sejarah!”, maka ingatlah teman2 kita ini, yang menemani selama 1tahun, disaat tidur, belum mengerjakan tugas, sama2 membolos, kenangan di out bond, dan masih banyak yang lain. Semua ilmu punya manfaat, semoga manfaat ilmu bahasa arab ini dapat menjadi bekal kita, bekal untuk terjun dalam masyarakat, terpenting sebagai modal kalau ditanya malaikat munkar dan nankir di kubur kelak. Maka, waktu yang tinggal sedikit ini kita manfaat dengan baik, jangan sia-siakan waktu, karena kita akan merindukan waktu ini. Disaat kita bersama, tertawa, bercanda, berdoa, dan mengalami problem2 kecil. Dimana ada pertemuan disitu ada perpisahan, semoga ketika perpisahan datang kita mampu berkata, “semoga sukses teman, aku menunggu kabar kesuksesanmu dan aku akan berbuat lebih untuk sukses.” Terimaksih ya rabb, engkau memberi kesempatan ini untuk kami.
0 komentar:
Post a Comment