Gunung Kelud, baru saja menjadi sengketa antara Pemda Kediri
dan Pemda Blitar. Tahukan penyebabnya? ya tidak beda dengan sengketa
hak waris antara anak kandung dan anak angkat, hampir mirip seperti
itu. Tapi karena saya masih kurang paham betul masalah ini jadi saya
angkat tangan dah. Nah, terkahir saya baru saja sampai ke Gunung Kelud,
subhanallah sae sanget dulur. It's beauty, dari rumah mas Fauzi (masih
serangkaian tour blitar) saya berlanjut kerumah mas Khabib. Beliau juga
seangkatan dengan mas Fauzi (masuk UIN Maliki Malang tahun 2007),
bedanya mas Fauzi jurusan Matematika, mas Khabib Jurusan PAI
(pendidikan agama islam). Tentunya setelah bertemu di pernikahan mas
Takim (baca Mas Takim U 24, semoga saya U 23).
Nah, di kisah selanjutnya ini saya akan bercerita tentang
pendakian (lebih tepat wisata kali ya) ke Gunung Kelud. Yups, saya juga
masih ingat lagu 'Blitar', begini nih liriknya : "Blitar, kutho cilik
sing kawentar, edipeni gunung kelut sing ngayomi. Blitar jaman biyen
nate gempar, merga PETA sing di pimpin Supriyadi." Nah sekrang yang
punya Gunung Kelud adalah Kabupaten Kediri Dulur. Punapa? masalah
sengketanipun kula kirang mangertosi (kurang mengetahui), yang pasti
masalah pengelolaan dan pemasukan daerah tentunya. Akses menuju puncak
cukup mudah, tidak terlalu menanjak dan sangat indah pemandangan.
Saya ke puncak kali ini selain mas Fauzi dan mas Khabib juga
ada Adik mas Khabib (wah saya lupa namanya *mringis). Memang cukup
terawat ini arah ke puncak, tak seperti beberapa daerah lain, seperti
Madiun misal. Magetan Alhamdulillah sudah menjadi bagus, tawang mangu
masih lumayan buruk, bahkan Bromo yang sangat terkenal juga masih
kurang nyaman untuk dilalui kendaraan bermotor. Kali ini kawan, saya
makin paham bahwa akses menuju puncak itu tidak harus mendaki dengan
kecapaian, tetapi juga sangat bisa dengan kendaraan dan tidak terlalu
capek. Begitu pula dalam mencapai puncak prestasi dalam kehidupan, ada
yang menawarkan kemudahan lo, WHO? IS ALLAH, AZZA WA JALLA.
OK, berlanjut ke perjalanan, naik motor tercinta (masih
dibelikan ortu sih, tapi saya niat buat mengembalikan uang
pembeliannya. amin) menuju puncak dengan membonceng adik mas Khabib.
Jalan meliku-liku, banyak kebun nanas disini, yang jarang saya jumpai
di beberapa daerah, utamanya Magetan (banyak stroberrynya). Nah, di
sekitar 2/3 jalan menuju puncak (masih dalam keadaan di atas motor) ada
jalan yang memiliki medan magnet tinggi, sehingga jika mesin dimatikan
kita bisa berjalan mudur atau maju tanpa perlu ada tenaga pendorong,
padahal jalan disitu lurus. Itu mirip daya tarik kesuksesan dalam
hidup, setiap manusia pada dasarnya punya daya tarik sukses dalam hidup
masing-masing. Tinggal kita sadar tidak, berani matikan mesin masuk
gigi 0 (kalau yang ada giginya, kalau ompong[matic] ya tidak usah).
Indah sekali Gunung Kelud ini, pantas saja Kediri dan Blitar
sampai berebut. Semoga entar bisa dibagi ya, seperti Gunung Lawu, yang
dibagi antara Magetan dan Karang anyar, sehingga saling menguntungkan.
Di Gunung Kelud mah, susah mau ngejelasinnya brur, sudah lama pula ini
tulisan belum saya kelarin + upload. hehe | Yang sudah kesana bisa
kesana lagi, yg belum kesana bisa segera kesana. Ingat, cintai alam
negeri ini, wisata negeri ini, jangan bangga keluar negeri tapi lebih
banggalah sudah mengenal negeri ini. InsyaAllah rejekinya akan dibagi
dengan orang-orang dalam negeri juga, InsyaAllah berkahnya juga untuk
kita bersama.
Cintai dan lestarikan wisata Indonesia, waktunya Indonesia jadi
pusat wisata, bagi kita dan mereka. Salam dari Sang Penggembala, Tyas Haryadi... ^_^
0 komentar:
Post a Comment