30 Jul 2012

Syukur

Bersyukur denga do'a.
       Lama kawan, saya tak bikin puisi, ini dia puisi terakhir yang saya buat (barangkali besok mati duluan, ingat mati hanya Allah yang tahu). Nah, kalau dalam cara memaparkan sesuatu orang kadang harus bermain dengan basa-basi, atau mungkin “to do point” macam P. Habibie (B.J. Habibie, ni ilmuan favorit saya kawan, saya akan lebih dari beliau. Amin). Tapi saya punya cara sendiri untuk menyampaikan sesuatu, tanpa pengaruh, tanpa terkontaminasi air yang keruh. Saya adalah saya, seorang sastrawan java, lahir dari rahim ibu nan mulia, selamat membaca puisi kali ini, dengan judulnya “SYUKUR”. Pahami pakai hati (itupun setelah dibaca), karena dari mata turun kehati… ;)  

seperti puisi jiwa nan menyentuh hati, 
sepi, 
senyap, 
sendiri, 
menangis, 
tersenyum, 
tertawa, 
semua hanya karena kesendirian, 
lahir sendiri, matipun sendiri. 
seperti kereta, jalur sama, beda akhir. 
waktu sama, beda jalan. 
saling bertemu, hanya berpapasan.
 kehidupan itu bukan benang kusut. 
kehidupan itu kain sutera nan lembut. 
embun pagi yang terkena sinar mentari. 
kehidupan bukan koran harian. 
kehidupan adalah vektor nilai, rasio desimal, dahulu, sekarang, dan akan datang... :") 

*banyak bersyukur, puasa waktunya kita mensyukuri berbagai hal tentang kehidupan... puisi karya Tyas Haryadi, Sang Penggembala… ^_^

0 komentar:

Post a Comment

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com