Demonstran menduduki gedung DPR RI. |
Dilayar hitam putih,
Kulihat kelamnya sejarah 98,
Saatku beranjak 7 tahun,
Kulihat tindak anarkis pertama,
Tak ku pahami apa maksudnya,
Tak ku mengerti apa tujuannya,
Seperti kaleng kosong berisik,
Ikut meluber dengan air banjir,
Sampai ku turun jalan,
Untuk aksi,
Teriak-teriak bawa spanduk,
Bekar-bakar di pertigaan jalan,
Sewaktu aku putih abu-abu,
Sekarang aku mahasiswa,
Perkumpulanku orang jalanan,
Teriak untuk masyarakat,
Demi masyarakat, dari masyarakat,
Tapi sekarang perut mereka buncit,
Oleh anggaran yang sempat mereka caci, maki, berontak,
Balas air tuba dengan air susu,
Tak perlu brutal, karena akibatnya bisa fatal,
Jangan cuma di jalan, tapi juga dimasyarakat,
Demonstrasi itu tentang jiwa, bukan hobi.
*puisi ini buatan murni Tyas Haryadi sang Penggembala, copas mohon sertai pembuat. Jujurlah saudaraku, jujurlah negeriku, Indonesia. ^_^
0 komentar:
Post a Comment