Salah satu peninggalan sastra. |
Sastra-adalah hal yang sangat langka akhir-akhir ini, baik di kalangan akademisi atau dikalangan masyarakat. Entah kenapa dan faktor apa, sampai-sampai nama pujangga ternama di Negeri ini juga sudah mulai pudar, bahkan terkesan tidak ada. Yang terpenting adalah di dunia kademisi, anak-anak SD, SMP, SMA dan sederajat rata-rata tidak memiliki pandangan baik tentang sastra. Lebih parahnya lagi, mereka tidak mau untuk berkecimpung dalam hal sastra, misalkan Puisi dan Pantun.
Hal ini dapat dilihat dari minimnya perlombaan puisi (baca puisi) dan berpantun (baca pantun). Kalaupun ada itu adalah lomba menulis puisi untuk dibukukan atau ditulis di media cetak lain (Koran atau majalah). Hal ini sungguh miris, dimana sastra merupakan sebuah cerminan martabat sebuah bangsa. Mungkin sudah waktunya untuk menggerakkan kembali sastra negeri ini, sudah saatnya pula gurindam, sajak yang sudah lama tak terdengar itu mulai di galakkan kembali. Yang paling mudah salah satunya lewat jejaring sosial ataupun blog, tak perlu sering-sering cukuplah seminggu sekali membuat puisi, pantun, sajak, gurindam dan lain-lain. Lalu posting di berbagai jejaring sosial dan di blog, ini adalah cara yang sangat mudah serta efisian untuk menggalakkan sastra, melalui dunia maya.
TYAS HARYADI Sang Penggembala, Teknik Informatika UIN Maliki Malang.
0 komentar:
Post a Comment