Agama adalah sesuatu yang membuat kita menjadi mahluk yang lengkap, selain ilmu, fisik, dan materi. IQ, EQ, SQ, seperti itulah teorinya, jadi dalm kebidupan ini spiritual question adalah sesuatu yang sangat penting. Indonesia, negara yang memiliki banyak suku, bahasa daerah dan budaya, begitu pula dengan agamanya. Sampai sekarang ini ada enam agama yang diakui di negeri ini, yaitu islam, katolik, protestan, hindu, budha, dan konghucu. Semakin berwarnalah negeri ini, dan semakin banyak hari libur untuk hari-hari besar keagamaan.
Sebuah nilai plus dari keanekaragaman ini adalah terjadinya interaksi antar masyarakat beragama di kehidupan sehari-hari, pendidikan, politik, olahraga, pemerintahan, bahkan sampai hubungan suci (pernikahan). Sedangkan nilai minusnya adalah semakin rentan akan rasis dan juga perpecahan akibat perbuatan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Lalu bagaimana cara kita mengatasinya? Banyak sekali cara yang dilakukan pemerintah maupun masyarakat mulai dari mengatur standart agama, yaitu ketuhanan yang maha esa (ada pada pancasila sila pertama). Akan tetapi pada praktiknya bukan menjadikan kata pemersatu tapi perdebatan bahkan menjadi modal perpecahan.
Sekarang, masa yang akan datang, dan masa lalu dapat dan pasti berulang perpecahan aatu benturan antar agama, tetapi bisa diminimalkan. Salah satunya dengan cara menggunakan keikutsertaan bersama ketika melaksanakan roda kehidupan baik dalam kegiatan apapun, dimanapun dan kapanpun asal koridornya tetap negeri kita ini. Akan tetapi ketika beribadah, lakukanlah dengan kepercayaan masing-masing. “bagimu agamamu, bagiku agamaku”, begitulah gambarannya. Dengan seperti itu perlahan tapi pasti akan bergerak menjadi masyarakat madani yang saling hidup tentram walaupun berbeda kepercayaan. Ketika belajar, mencari rejeki, menjalankan roda pemerintahan semuanya melaksanakan sesuai dengan cara mereka (ajaran agama masing-masing) tanpa merendahkan agama lain.
Kesuksesan sistem ini dapat kita lihat dari sejarah, yaitu di madinah. Ya betul, kota madinah di arabsaudi. Pada masa rasulullah Muhammad saw. semuanya dapat bergandeng tangan, berperang secara bersama, dan seia-sekata. Karena semuanya terbentuk dan terdidik di sebuah masayarakat madani, masyarakat yang membuat sebuah perbedaan menjadi hal yang indah, bahkan perbedaan agama juga membuat persaudaraan menjadi sangat erat. Salah satu sebabnya adalah digunakannya salah satu ayat suci al-quran, yaitu “bagimu agamamu, bagiku agamaku.”
Saatnya negeri ini meniru ideologi dan kejayaan masyarakat madani, ingat guru yang paling berharga adalah pengalaman. Sementara itu di indonesia ini sudah terlalu banyak yang memakai baju bertuliskan “jangan lupakan sejarah.” Maka sudah waktunya negara ini mengulang sejarah kota madinah di tanah air ini.
Semoga bermanfaat…….
Kesuksesan sistem ini dapat kita lihat dari sejarah, yaitu di madinah. Ya betul, kota madinah di arabsaudi. Pada masa rasulullah Muhammad saw. semuanya dapat bergandeng tangan, berperang secara bersama, dan seia-sekata. Karena semuanya terbentuk dan terdidik di sebuah masayarakat madani, masyarakat yang membuat sebuah perbedaan menjadi hal yang indah, bahkan perbedaan agama juga membuat persaudaraan menjadi sangat erat. Salah satu sebabnya adalah digunakannya salah satu ayat suci al-quran, yaitu “bagimu agamamu, bagiku agamaku.”
Saatnya negeri ini meniru ideologi dan kejayaan masyarakat madani, ingat guru yang paling berharga adalah pengalaman. Sementara itu di indonesia ini sudah terlalu banyak yang memakai baju bertuliskan “jangan lupakan sejarah.” Maka sudah waktunya negara ini mengulang sejarah kota madinah di tanah air ini.
Semoga bermanfaat…….
0 komentar:
Post a Comment