Nan lugu
Nan manis
Duduk di sudut ruangan itu
Bermain dengan apa saja
Apa saja yang disekelilingnya
Kadang dia tersenyum sendiri
Kadang menangis pula secara spontan
Lalu gadis itu memegang pena
Dibolak-balik
Dibalik lagi dan lagi
Masih bingung mau dibuat apa pena itu
Kuhampiri gadis dengan rambut ikat itu
Seraya memelukku sambil memanggil kakak
Kubalas pula dengan pelukan hangat
Ku usap pula rambut
Ditunjukkan bolpoin itu padaku
Lalu ku beri secarik kertas padanya
“tulislah apa yg mau kau tulis,
Gambarlah apa yg mau kau gambar”
Ucapku
Ku biarkan gadis kecil itu menulis takdirnya
Dengan penanya
Di kertasku
Itulah kenapa ku beri secarik kertas untuk adikku.
Inilah sebuah puisi untuk adikku tercinta, dan semua adik di dunia, kakak punya pemikiran seperti ini. Semoga bermanfaat. Salam dari Sang Penggembala, Tyas Haryadi…. ^_^
0 komentar:
Post a Comment