Ilustrasi pemain menendang bola futsal. |
Selamat siang, sore, malam, pagi dulur (suka-suka anda bacanya kapan), baru saja beberapa hari yang lalu (ada seminggu lalu mungkin) saya kembali ikut kompetisi. Bukan kompetisi paper ilmiah semacam youthpower di UGM (baca,"Cuma 11, 12" pengalaman di youth power 2011.), atau duta-duta macam duta bahasa jawa timur (baca, antropologi bahasa dan budaya jawa timur). Atau beberapa kompetisi berbau IT apalagi berbau jurnalistik dan fotografi seperti hobi dan profesi sekarang ini (baca, jurnalis profesiku). Tetapi tentang sebuah permainan dilapangan, dimana dimainkan dua tim, tim pemenang adalah tim yang paling banyak menciptakan goal. Yups, itulah sepakbola kawan, olahraga paling populer di bumi, tetapi saya akan sedikit bergeser, yaitu ke futsalnya.
Dengan tim yang berbeda, kami pernah menjadi juara, walau hanya juara 2, sebuah kompetisi futsal jurusan TI (teknik informatika) UIN Maliki Malang. Walau dahulu memang sedikit berbau keburuntungan, tapi itulah sepakbola ataupunn futsal, semua punya kesempatan untuk menang (baca, runder up). Ini adalah cup kesekian kalinya kami, saya dengan teman-teman TI UIN Maliki Malang seangkatan (2009). Kali ini kami iku kompetisi Psyco CUp, yaitu pialan psikologi yang diadakan oleh fakultas psikologi UIN Maliki Malang. Dalam pembagian lawan, kami mungkin sedikit tidak beruntung, karena langsung mendapatkan lawan anak UNIOR (Unit Olahraga) di UIN Maliki Malang.
Istilah kerennya "sang bayi melawan embahnya", yah, banyak yang pesimis, walau itu objektif. Tapi dengan keras kepala saya menyatakan tidak setubuh, karena saya sangat teramat optimis bisa memenangkan pertandingan ini. Hari pertandingan sudah hampir datang, kami melakukan sparing dengan salah satu tim yang beberapa kali kami lawan, anak Universitas Brawijaya, di daerah dieng Malang. Jelas saja, kami yang bermain dengan tim inti menang lumayan telak, walau sering ditekan, tetapi keeper kami cukup handal sehingga mental kalau ingin membobol gawang kami.
Hari pertandinganpun datang, semua sudah diingatkan, karena jadwal tanding maju 1jam. Dari jam 14.30 menjadi pukul 13.30, ini cukup riskan, karena mengingat jam molor semua anggota tim, tak terkecuali saya kawan. Tetapi kali ini saya tidak molor, malahan kawan-kawan setim yang molor. Alhamdulillah, ternyata pertandingan juga molor, panitia juga ikut molorin jadwal, selamat lah, emang Tuhan sayang banget ama kita punya tim. *ngusap air mata dulu dulur... :')
Masalah selanjutnya adalah kami kekurangan pemain, setelah telfon sana telfon sini, sms semua. Akhirnya 5 orang yang datang, standart minimum 1 tim tanpa ada pemain cadangan dah. Alhamdulillah dah, dengan begini semua main full, lagi pula kalau semua komplit biasanya saya juga cadangan, main ketika sudah unggul jauh atau ketinggalan jauh saja. :D | Ini masalah yang tidak bisa tanpa masalah, selain saya memang koordinator (anak2 manggil manager), tetapi saya juga pemain. Saya sebenarnya lebih memahami tentang strategi kombinasi pemain dengan objektif, serta formasi yang harus digunakan saat melawan tim lain, cepat menganalisa pula. Sayang teman-teman belum terlalu percaya dengan kemampuan ini.
Kembali ke permainan kawan, kami bermain dengan formasi 2-2, yaitu dua pemain bertahan dan dua pemain menyerang. Seharusnya kami menggunakan formasi 4-0, semua pemain bertahan dan dua orang menyerang serta satu ditengan dan satu dibelakang, ini formasi total football lah istilahnya kalau disepakbola. Tetapi kami memakai yang 2-2, dengan begitu sangat mudah untuk membobol gawang kami. Babak pertama kami tertinggal 2-0, dan sedikit sekali menyerang. Saya bermain sebagai pemain bertahan, sedikit kurang nyaman, tetapi dibuat nyaman saja, kerena masih kekurangan pasukan. Dibabak kedua, kami bermain semakin membaik, bahkan berkali-kali memberi ancaman, akan tetapi skor 2-0 untuk kekalahan kami tetap terjadi.
Kekalahan 2-0 ini seakan menjadi sebuah kemenangan bagi kami, karena dengan tim seadanya dan lawan semaksimalnya. 2 gol itupun adalah kesalahan pertahanan, bukan karena kerjasama yang apik dari mereka. Apalagi di final tim lawan kami menang dengan skor 1-0 atas lawannya, itung-itungannya kalau kami tidak lawan mereka di awal, bisa jadi kami sampai final untuk bertemu mereka. Itulah bola kawan, bundar bisa bergulir kemana saja, itulah kemenangan bisa diperoleh siapa saja. Inilah olahraga yang paling saya gemari, selain olahraga-olahraga lain. skor 2-0 juga dialami timnas Indonesia yang berlaga di ajang AFF cup, serasa menang, karena untuk pertama kalinya kita mengalahkan Singapura lalu kalah dengan Malaysia.
Inilah sepakbola atau futsal kawan, kemenangan dalam sejarah ada pada skor, tapi kemenangan hakiki letaknya ada di hati, di hati kawan. Maka jagalah selalu kemenanganmu, anggap semua seperti friendly match, karena semua permainan, walau tak mau dipermainkan. Kita harus fair, mengucapkan selamat pada yang menang, memberi semangat kepada yang kalah. Salam dari Sang Penggembala Tyas Haryadi... ^_^
0 komentar:
Post a Comment