Selamat hari raya idul adha tak lupa saya sampaikan, karena sekarang masih hari tasrik. Hari tasrik adalah tiga hari setelah hari raya idul adha atau tepatnya 11, 12, 13 hijriyah. Dimana masih dikumandangkannya takbir, tahmid, dan tahrib, masih juga diperbolehkan melakukan penyembelihan hewan kurban, dan termasuk dalam hari-hari diharamkan kita umat islam untuk berpuasa. Semoga Allah menerima amal ibadah saudara-saudara kita yang berangkat haji, melakukan korban dan amal kita semua yang melaksanakan ibadah karena Allah ta’ala. Kali ini saya menggunakan postigan sebagai bahan evaluasi sebelum saya melakukan kotbah jumat pertama saya sebagai kothib, sesuatu yang sangat amanah dan luar biasa bagi saya dan keluarga. Ibu, Bapak, dan keluarga, saya mohon restu dan ridhonya, karena rasulullah pernah bersabda “ridho Allah tergantung ridho kedua orang tua, dan murkanya Allah tergantung murkanya kedua orangtua.”
Ketika kita memberi hewan kurban ke ta’mir atau panitia kurban, melaksanakan rukun islam ke lima (ibadah haji), menikah, sampai pergi ke toilet, apakah yang kita niatkan dalam hati? Selain itu, tentu pernah kita berfikir atau merenung barang sejenak. Untuk apakah tujuan kita hidup didunia ini, untuk apa pula kita menuntut ilmu, untuk apa pula kita menikah, punya anak, dan meninggali warisan ketika sudah meninggal? Apakah menuntut ilmu itu hanya untuk mencari kemudahan ketika mencari atau membuat pekerjaan kelak? Apakah menikah tujuannya hanya untuk mendapatkan keturunan dan ketenangan hidup karena memiliki pendamping? Punya anaka juga sebagai penyemangat bekerja dan melakukan estafet meneruskan keturunan dari menikah? Atau memberi warisan agar anak kita mudah menjalani hidup? Itu memang tidak salah, tetapi yang lebih tepatnya, apapun yang kita lakukan didunia ini adalah ibadah. Allah berfirman “dan tidak aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku.”
Jadi tujuan penciptaan kita didunia ini tidak jauh-jauh dengan yang namanya ibadah. Apakah ibadah itu harus dengan sesuatu yang bertempat dimasjid, yang harus berbahasa arab, selalu di awali dengan usolli niatan _ _ _ _ lillahita’ala? Yang paling penting itu adalah niatnya, dan niat yang paling baik dalam hati, ketika kita melakukan tindakan yang baik dan tidak melanggar larangan Allah swt. Sebagai contoh ketika ada seseorang punya niat untuk ibadah, tetapi yang mau dilakuin itu adalah ngambil duit orang (korupsi kecil-kecilan). Di niatkan oleh seseorang itu untuk melakukan sodakoh, karena orang ini tahu Allah menjanjikan minimal 10 kali lipat sodakoh seseorang. Jadi logika orang ini berkata “kalau saya pinjam duitnya pak arif (tanpa diketahui) 1juta, maka Allah akan membelasnya dengan 10juta itu minimal, jadi saya bisa balikin itu duit ke pak arif. Saya dapat pahala dan pak arif juga dapat pahala.” Bagus bener niatnya, tapi caranya yang g’bener, kalau mau sodakoh pake uang sendiri. Tanpa harus ngutang pa lagi nyolong milik orang lain, walaupun yang anda masukkan ke kotak amal yang beredar waktu solat jumat hanya uang seribu rupiah itupun yang kucel, kemarin ada juga yang ngasih uang 50rupiah. Allah bakal membalasnya 10 kali lipat, bahkan bisa menjadi 700kali lipatnya, dan perlu kita ingat sepindah maleh (sekali lagi) Allah tidak pernah melanggar janjinya. Kalupun kita belum bisa mengyisihkan uang untuk sodakoh, maka tersenyumlah karena “senyumu dihadapan saudaramu itu adalah sodakoh” sabda Rasulullah saw.
Menuntut ilmu juga adalah salah satu ibadah yang disamakan dengan jihad dijalan Allah, karena hukumnya bagi umat muslim adalah wajib. Seperti sabda Rasulullah saw. “mencari ilmu itu merupakan kewajiban bagi setiap muslim” (H.R. Al-Baihaqi), tapi alangkah indahnya jika ilmu itu menjadi kebutuhan kita, bukan sekedar kewajiban. Ketika kita wajib sholat maka kewajiban sholat akan kita lakukan, terutama yang wajib saja. Coba jika kita ada makanan, maka kapanpun kita akan siap makan bukan? Padahal kita tidah wajib makan, tetapi kita butuh makan. Coba kita tanamkan kepada diri kita masing-masing, kita ini butuh menuntut ilmu, dan ibadah. Tentu jika ada kesempatan untuk beribadah tidak akan kita sia-siakan, seperti waktu dhuha akan slalu kita manfaatkan untuk mencari memohon rejeki kepada beliau. Kita akan silaturohmi ke tempat teman,bukan hanya karena ada perlu tetapi juga untuk ibadah.
Saya juga salut dengan teman-teman pesma (pesantren mahasiswa) Daurul Hijrah, karena mereka adalah mahasiswa yang menuntut ilmu di bidang masing-masing. Ada yang jurusan bahasa Arab, bahasa Inggris, Pendidikan Agama Islam, Pendidikan sosial, Pendidikan guru MI, peternakan, fisika, kimia, matematika , TA dan juga TI. Tetapi masih mau menyempatkan diri untuk belajar agama dengan mengadakan kajian, walaupun berjalan malam hari itupun tidak setiap hari. Tetapi semngat untuk belajar dan memberikan hal terbaik inilah yang membuat semakin nikamtnya ibadah itu, saat sama-sama belum terima kiriman dari orang tua, saat sama-sama kekenyangan dapat sodakoh makanan dari warga, dan saat sama-sama saling mengingatkan untuk hal kebaikan.
Cukup sekian posting tentang agama kali ini, setiap tidakan kita (hal yang positif dan tidak melanggar larangan agama) kita niatkan untuk ibadah dan juga menolong agama Allah “wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong agama Allah, niscaya dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (Q.S. Muhammad :7).
Semoga postingan kali ini bermanfaat untuk kita semua, amin ya rabb……^_^
Jadi tujuan penciptaan kita didunia ini tidak jauh-jauh dengan yang namanya ibadah. Apakah ibadah itu harus dengan sesuatu yang bertempat dimasjid, yang harus berbahasa arab, selalu di awali dengan usolli niatan _ _ _ _ lillahita’ala? Yang paling penting itu adalah niatnya, dan niat yang paling baik dalam hati, ketika kita melakukan tindakan yang baik dan tidak melanggar larangan Allah swt. Sebagai contoh ketika ada seseorang punya niat untuk ibadah, tetapi yang mau dilakuin itu adalah ngambil duit orang (korupsi kecil-kecilan). Di niatkan oleh seseorang itu untuk melakukan sodakoh, karena orang ini tahu Allah menjanjikan minimal 10 kali lipat sodakoh seseorang. Jadi logika orang ini berkata “kalau saya pinjam duitnya pak arif (tanpa diketahui) 1juta, maka Allah akan membelasnya dengan 10juta itu minimal, jadi saya bisa balikin itu duit ke pak arif. Saya dapat pahala dan pak arif juga dapat pahala.” Bagus bener niatnya, tapi caranya yang g’bener, kalau mau sodakoh pake uang sendiri. Tanpa harus ngutang pa lagi nyolong milik orang lain, walaupun yang anda masukkan ke kotak amal yang beredar waktu solat jumat hanya uang seribu rupiah itupun yang kucel, kemarin ada juga yang ngasih uang 50rupiah. Allah bakal membalasnya 10 kali lipat, bahkan bisa menjadi 700kali lipatnya, dan perlu kita ingat sepindah maleh (sekali lagi) Allah tidak pernah melanggar janjinya. Kalupun kita belum bisa mengyisihkan uang untuk sodakoh, maka tersenyumlah karena “senyumu dihadapan saudaramu itu adalah sodakoh” sabda Rasulullah saw.
Menuntut ilmu juga adalah salah satu ibadah yang disamakan dengan jihad dijalan Allah, karena hukumnya bagi umat muslim adalah wajib. Seperti sabda Rasulullah saw. “mencari ilmu itu merupakan kewajiban bagi setiap muslim” (H.R. Al-Baihaqi), tapi alangkah indahnya jika ilmu itu menjadi kebutuhan kita, bukan sekedar kewajiban. Ketika kita wajib sholat maka kewajiban sholat akan kita lakukan, terutama yang wajib saja. Coba jika kita ada makanan, maka kapanpun kita akan siap makan bukan? Padahal kita tidah wajib makan, tetapi kita butuh makan. Coba kita tanamkan kepada diri kita masing-masing, kita ini butuh menuntut ilmu, dan ibadah. Tentu jika ada kesempatan untuk beribadah tidak akan kita sia-siakan, seperti waktu dhuha akan slalu kita manfaatkan untuk mencari memohon rejeki kepada beliau. Kita akan silaturohmi ke tempat teman,bukan hanya karena ada perlu tetapi juga untuk ibadah.
Saya juga salut dengan teman-teman pesma (pesantren mahasiswa) Daurul Hijrah, karena mereka adalah mahasiswa yang menuntut ilmu di bidang masing-masing. Ada yang jurusan bahasa Arab, bahasa Inggris, Pendidikan Agama Islam, Pendidikan sosial, Pendidikan guru MI, peternakan, fisika, kimia, matematika , TA dan juga TI. Tetapi masih mau menyempatkan diri untuk belajar agama dengan mengadakan kajian, walaupun berjalan malam hari itupun tidak setiap hari. Tetapi semngat untuk belajar dan memberikan hal terbaik inilah yang membuat semakin nikamtnya ibadah itu, saat sama-sama belum terima kiriman dari orang tua, saat sama-sama kekenyangan dapat sodakoh makanan dari warga, dan saat sama-sama saling mengingatkan untuk hal kebaikan.
Cukup sekian posting tentang agama kali ini, setiap tidakan kita (hal yang positif dan tidak melanggar larangan agama) kita niatkan untuk ibadah dan juga menolong agama Allah “wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong agama Allah, niscaya dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (Q.S. Muhammad :7).
Semoga postingan kali ini bermanfaat untuk kita semua, amin ya rabb……^_^
0 komentar:
Post a Comment