kau,
senyummu kurindu,
anda,
tak kusangka menjadi belahan jiwa,
dirimu,
selalu yang ada dalam doaku,
kau,
memang hanya satu, satu-satunya yang kurindu,
entah,
apa yg kurasa, berkecamuk, bukan mengamuk,
enyah,
tapi tak bisa kubuang jauh, mungkin dari mata ini, tp tidak mata hati
kau satu,
satu itu ya kau,
kesatuan hatiku, kau
kau, yang menyatu dihatiku
ah, ku balikin ke Yang Kuasa
yang punya nyawa, Yang Maha Segala
kau tiada dua,
itu karena Allah, Tuhanku, Tuhanmu!
Puisi ini kupersembahkan untuk Allah, dan tulang rusukku yang masih tercecer, salam rindu kepada Illahi dariku. Tyas Haryadi, Sang Penggembala... ^_^
0 komentar:
Post a Comment