Jika kelak aku sukses, orangtuaku mungkin hanya bisa cerita, bahwa aku anaknya telah punya usaha d setiap provinsi Indonesia.
Tapi aku kadang masìh lupa banggakan + menceritakan bapakku, seorang teknisi mesin kapal laut, yang tiap hari sering bersua air laut. Tangannya kasar, mengapal, sampai sering pulang dengan luka-luka disekitar jari jemari atau kaki lengannya. Bahkan untuk membagi kisah ibuku, seorang ibu rumah tangga yang penuh perjuangan, ada kerja sambilan jadi staff Badan Kredit Desa.
Berdua adalah orang sukses, mendidik anak2 seperti aku, berilmu & sukses.
Kalau kita sudah bersuami/istri, apalagi beranak, orangtua bakal terbengkalai, terlupakan. Kalau aku mungkin ketika kelak sudah beristri apalagi punya anak2.
Kalau sudah berumah sendiri, pasti jarang dikunjungi, padahal beliau berdua sangat mengharap dikunjungi anak2nya. Itulah fakta, sefaktanya, tiap manusia haruslah melek semeleknya!
Ingat "ridho Allah ada di ridho kedua ortu, murka Allah ada di murka kedua ortu."
jika kita mencintai, ridu bertemu, memuliakan Allah, seharusnya seperti itu diterapkan pula kepada kedua ortu, sampai kita mati! Walau keduanya bahkan tidak pernah sholat, ingat, orangtua itu adalah Al-quran, walaupun usang tetaplah Al-quran, harus kita muliakan. Salam dari Tyas Haryadi Sang Penggembala...
0 komentar:
Post a Comment