Emas, kaya raya bukan dilarang, tp dari mana dan untuk apa? |
Subhanallah, luar biasa teman saya ini, dia orang sholih. Ya Rabb, seharusnya kekayaan Engkau berikan kepada orang-orang sholih seperti teman saya ini, karena jika kaya diamanahkan kepada orang2 sholih insyaAllah rahmatan lil'alamin. Tetapi sayangnya, sekarang ini banyak orang2 sholih tidak mau kaya, dan orang-orang kaya tidak mau sholih.
Lalu apakah penyakit 'hubbut dunya' hanya ada di orang2 kaya? Ternyata tidak, tetapi banyak orang2 miskin yg menderita cinta pada dunia. Masalahnya bukan pada miskin atau kayanya, tapi bagaimana kita menyikapi harta itu. Dengan alasan inilah banyak umat islam yg tidak mau bekerja keras, tidak mau kaya, tidak mau jadi orang besar.
Umat islam terlalu kecil untuk menjadi miskin dan punya cita2 kecil.
Umat islam harus kaya dan menjadi orang besar, seperti Abu Bakar, Umar bin Khatab, Ustman bin Affan dan Ali bin Abu Tholib. Karena dengan kekayaan dan kebesaran mereka islam menjadi besar berjaya, islam menjadi berkembang dan syiarpun menggema kemana-mana. Rasulullah mengajarkan kita untuk berdoa "Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari kekufuran dan kefakiran, dan aku berlindung kepadamu dari azab kubur!"
Yang penting itu bukan seberapa banyak uang kita, tapi uang kita dari mana dan untuk apa? Rasulullah mengajarkan kita tidak boleh iri terhadap tiga orang, yang pertama adalah orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya, yang kedua adalah orang yang mati syahid, yang ketiga adalah orang kaya yang dermawan. Kita adalah harapan masa depan umat, jangan berpikir untuk mencukupi diri sendiri, tp berpikir pulalah untuk umat.
Kaya dan Besar untuk umat akan berbeda dengan kaya dan besar untuk diri sendiri. Umat islam adalah umat yang besar, umat yang kaya, kaya harta, kaya ilmu, kaya kasih sayang, kaya rasa berbagi dan bersaudara. Ingat, Allah bersama kita, Allah Yang Maha Kaya, Allah Yang Maha Memberi Rejeki, Allah Yang Maha Besar, pemilik bumi seisinya, semua galaxy.
#KultumPagi dari saya Sang Penggembala, Tyas Haryadi, modifikasi dari #PesantrenEntrepreneur
like = dukungkan, komen = tim sukses, share = dakwah!
0 komentar:
Post a Comment