Pencak silat, khas Indonesia. |
2 terakhir tuh yang penting, saya belum pengalaman sih ke perguruan pencak silat lain, tp saya rasa tiap Pencak silat tentu punya landasan yang kuat untuk PERSAUDARAAN untuk semua, seperguruan atau bukan... Juga dalam AGAMA, tentu yg utama itu nyiptain para pesilat yang AGAMIS...
Sekarang banyak banget tuh para pendekar (bukan pendek dan kekar), tp kebanyakan tidak punya jiwa pendekar, yg bisa lapang dadanya, dingin pikirnya, mulia akhlaknya, mumpuni silatnya, hangat perangainya...
nggak jauh2 amat kayak sarjana sekarang, yg kebanyakan tidak diimbangi dengan hal2 diatas. ah, bukan sok-sokan, sy sendiri jg masih jauh dari kata itu, tp berusaha ingetin diri + berusaha,,,,
Sekarang, lebih banyak nyari gelar (sama juga sih, saya juga nyari gelar buat nyenengin ibu bapak noh!), dan semoga nggak cuma ingin dapat gelar pendekar/sarjana saja!
tahukah anda, kalau di PSHT jika disahkan, maka akan dapat kain 'mori' (kafan) bertuliskan nama + ttl masing2. Tujuannya? Jelas, "ELINGO MATI" (ingatlah mati), ah siapa tahu mori itu bisa buat bungkus kita punya jasad kalau koid ntar, yakin lu idup terus? Kalau di sarjana dapetnya kertas ya? (saya kan belum dapet tuh sarjana), kertas itu kan mudah rusak ya, hancur lebih mudah, kena air mudah sobek, kena api dikit angus jadi abu dah, kena panas juga pudar tulisannya. Maknanya? "pikiren dewe talah!" (pikir sendiri dong!), semoga lah kita nggak cuma dapat kertas + kafannya aja, tp lebih dapat makna, pesan, dan menjiwainya dalam kata, tingkah dan pikir... amin...
dari Sang Penggembala, Tyas Haryadi...
0 komentar:
Post a Comment