Dia juga seperti masa SMPnya, masih ngajar TPQ, katanya "mengajar itu adalah waktu saya inget diri waktu kecil, dan seperti mendidik anak-anakku sendiri." Dia juga pernah berkisah, bagaimana doa anak-anak polos itu sangat mudah di ijabah oleh Allah.
Rejeki yang makin lancar, 'study' juga tak ada halangan berarti, sampai dia sadar, bahwa adik2 TPQ itu adalah anak angkatnya. Kali ini saya bercerita tentang orang berilmu yang mengamalkan Ilmunya, serta orang belum kaya yang dermawan. Beberapa kali adik2 TPQ itu dia belikan makanan, kalau tidak begitu ya dimasakkan makanan, lalu makan bersama.
Sering pula yang cowok, tidur bersama dengan dia dan para ustadz lain di tempatnya jika hari libur/ kemalaman pulang. Mereka harus izin dahulu ke ortu, "takutnya di khawatirin," jelas Said. Tidur sekasur berdua sudah biasa, sekasur bertiga sering pula, di malah gembira, seperti merawat anak-anak sendiri, yang banyak.
Anak-anak diajari Fikh, ngaji, tauhid, akhlak, sholawatan, dan Olah raga, semua ada jadwalnya sendiri-sendiri. Mulai dari senin sampai sabtu, dan ada tambahan les gratis bagi yang berminat tiap ba'da Magrib. Ditempat yang sekarang, Said bersama 5 teman yang lain, saling menopang satu dengan yang lain. Dan semuanya para pemuda yang sholih2 penuh jiwa ingin berbagi.
Belum lagi ketika ba'da Magrib juga ada ibu2 yang belajar baca Al-quran kepada ustadz2 muda ini. Said berujar, dia terkadang merasa malu, karena ibu2 yang setua itu masih sangat semangat untuk belajar membaca Al-quran. Sementara yg muda2 seperti dia, ada yg gratis dan gurunya datang, malah ogah-ogahan. Said juga berbagi tips dengan saya, kali ini dia ngebet banget punya anak. Dia sering tuh kasih coklat buat adik2 TPQ, tapi sendiri-sendiri waktunya, kapan cowok, kapan cewek.
"Kalau cowok biasanya syaratnya harus sholat jamaah, ngaji, atau hafalan surat pendek," jelas Said. Baru setelahnya dia beri coklat, di ajak doa bareng sekalian doain dia dan doain semuanya. Kalau cewek, dia minta buat mimpi2, buat puisi tentang tauhid, atau sedekah, barudah dia kasih coklat. Setelah itu doa bareng, "pakai bahasa Indonesia aja yg banyak, biar mereka jg tahu kalau diajak baik!". Terbaru Said minta di doakan punya anak, saya tanya, "emang lu udah punya bini'?", Saidpun senyum sebentar, lalu jawab "ntu dia tong, sekalian bini'nya dulu maksudnya." Aminnnnn
Saya bayangin, kalau semua anak-anak muda, yang lagi ngerantau atau dikampung halaman kayak si Said dan kelima temennya ini. Saya rasa nggak ada ceritanya orang tua nggak bisa baca Al-quran, nggak ada ceritanya pemuda negeri ini bejak tanpa pendidikan. Yuk, kita lebih berguna lagi dengan lingkungan, saya juga lagi belajar. Belajar dari saudara saya si Said ini, barokallah...
#KultumPagi dari Tyas Haryadi Sang Penggembala... like = support, komen = tim sukses, share = dakwah, semua dapat pahala insyaAllah....
0 komentar:
Post a Comment