Foto di candi panataran. |
Kami pernah melakukan sebuah hunting ringan, karena menurut saya kurang menantang dan tak seperti hunting-hunting yang kami lewati dahulunya. Tapi inilah pelajaran pertama untuk hunting kali ini kawan, “tidak ada hal yang percuma, yang ada hal yang kurang ‘ngeh’ untuk kita itulah hal yang special karena ada kesempatan toleransi dan pencegahan terlalu melaju sendirian tanpa bisa bersama-sama”. Kali ini kami membahas perjalanan kesebuah tempat wisata bernama Candi Panataran, bukan candi biasa. Di candi ini saya dan teman-teman Pengabdian masyarakat di Kepanjen Kidul, Kota Blitar. Di candi yang areanya tak terlalu luas ini memiliki beberapa hal yang harus dipelajari oleh seluruh manusia, terutama orang Indonesia dan khususnya masyarakat jawa serta para pemuda. Perjalanan dengan sepeda motor dari tempat PM cukuplah dekat, tak sampai 3600 detik, kira-kira hanya 3/4nya saja. Kami sudah sampai di tempat nan indah, eksotis, dan dihiasi orang pacaran didalamnya (yang berpacaran ini sempat difoto kawan).
Memasuki area, kami disambut oleh pedagang yang menghiasi semua tempat wisata di Indonesia dengan menawarkan segala oleh-oleh yang dapat dibawa kembali. Jika memandang kedalam (dari luar tentunya), saya berpikir, “betapa dahulu negeri ini mampu memiliki system dan kemampuan berkarya tingkat tinggi? Dan seharusnya kami kaum mudanya harus mampu lebih!”. Alhamdulillah, untuk masuknya cukup bayar parkir saja kawan, serta mengisi buku tamu sebagai bagian untuk laporan mungkin, karena ini sesuai dengan kantongnya Mahasiswa. :D Dengan kamera digital ditangan, kamipun berphoto ria, terlebih dahulu kami abadikan moment didepan pintu masuk candi, di bunga dekat pintu masuk, waktu menulis buku tamu, sampai buah Majapahit disamping pos jaga. Inilah negeri ini kawan, indah dan sangat indah untuk manusia yang kurang menghargai keindahan itu macam kita ini.
Yang saya tahu, candi ini adalah sebuah peninggalan kerajaan majapahit, dengan Kediri blitar merupakan salah satu daerah kekuasaannya selain berpusat di mojokerto tentunya. Di pantaran memang sebuah situs sejarah yang sedikit terlupakan, karena masih banyak masyarakat yang belum memiliki rasa punya akan situs ini. Apalagi dari sini kita bisa belajar dari hal-hal yang ada disana, seperti air dibagian belakang yang dihiasi oleh ikan-ikan. Air merupakan sumber penghidupan, ini menunjukkan betapa penting sebuah air, sehingga tempatnya haruslah lebih belakang, lebih terayomi dan lebih dijaga kebersihannya. Di candi panataran ini juga mengajari kita tentang sebuah tindakan kita waktu hidup, bukan siapa kita, tapi biarkan orang mengenal hasil karya kita. Seperti sebuah hasil karya layaknnya candi panataran ini, tentu dahulu kala ada seorang penggagasnya.
Dengan mengunjungi situs-situs bersejarah negeri ini, sebenarnya kita sedang mengenalkan kepada semua orang, bahkan dunia tentang kayanya situs bersejarah dan prasejarah mungkin, di Indonesia. Jadi jangan pernah ragu mengatakan untuk visit panataran, dan juga visit Indonesia kepada bule, atau wisatawan nasional. Mari kita cintai dan lestarikan situs-situs bersejarah negeri ini. Salam dari Sang Penggembala, Tyas Haryadi… ^_^
Memasuki area, kami disambut oleh pedagang yang menghiasi semua tempat wisata di Indonesia dengan menawarkan segala oleh-oleh yang dapat dibawa kembali. Jika memandang kedalam (dari luar tentunya), saya berpikir, “betapa dahulu negeri ini mampu memiliki system dan kemampuan berkarya tingkat tinggi? Dan seharusnya kami kaum mudanya harus mampu lebih!”. Alhamdulillah, untuk masuknya cukup bayar parkir saja kawan, serta mengisi buku tamu sebagai bagian untuk laporan mungkin, karena ini sesuai dengan kantongnya Mahasiswa. :D Dengan kamera digital ditangan, kamipun berphoto ria, terlebih dahulu kami abadikan moment didepan pintu masuk candi, di bunga dekat pintu masuk, waktu menulis buku tamu, sampai buah Majapahit disamping pos jaga. Inilah negeri ini kawan, indah dan sangat indah untuk manusia yang kurang menghargai keindahan itu macam kita ini.
Yang saya tahu, candi ini adalah sebuah peninggalan kerajaan majapahit, dengan Kediri blitar merupakan salah satu daerah kekuasaannya selain berpusat di mojokerto tentunya. Di pantaran memang sebuah situs sejarah yang sedikit terlupakan, karena masih banyak masyarakat yang belum memiliki rasa punya akan situs ini. Apalagi dari sini kita bisa belajar dari hal-hal yang ada disana, seperti air dibagian belakang yang dihiasi oleh ikan-ikan. Air merupakan sumber penghidupan, ini menunjukkan betapa penting sebuah air, sehingga tempatnya haruslah lebih belakang, lebih terayomi dan lebih dijaga kebersihannya. Di candi panataran ini juga mengajari kita tentang sebuah tindakan kita waktu hidup, bukan siapa kita, tapi biarkan orang mengenal hasil karya kita. Seperti sebuah hasil karya layaknnya candi panataran ini, tentu dahulu kala ada seorang penggagasnya.
Dengan mengunjungi situs-situs bersejarah negeri ini, sebenarnya kita sedang mengenalkan kepada semua orang, bahkan dunia tentang kayanya situs bersejarah dan prasejarah mungkin, di Indonesia. Jadi jangan pernah ragu mengatakan untuk visit panataran, dan juga visit Indonesia kepada bule, atau wisatawan nasional. Mari kita cintai dan lestarikan situs-situs bersejarah negeri ini. Salam dari Sang Penggembala, Tyas Haryadi… ^_^
0 komentar:
Post a Comment