Kampus UIN Malang, tampak dalam. |
Kampus merupakan tempat favorit bagi para mahasiswa untuk memaksimalkan pencarian ilmu, bersosialisasi dalam dunia akademisi, dan menunjukan kemampuan dalam berprestasi. Tetapi saya dan segolongan orang (belum ada komunitasnya), menganggap kampus adalah tempat yang harus dijelajahi, diburu ilmunya, diburu sesuatu yang luar biasa dari kampus tersebut. Tak kalah menyenangkan dengan menelusuri pantai, menantang juga layaknya mendaki berbagai puncak gunung, dan bisa lebih asyik dari melihat dasar laut. Kali ini saya akan membuat label baru di postingan ini tentang hunting kampus.
Untuk label kampus ini kita mulai dari kampus saya, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Kampus Islam ini merupakan salah satu kampus islam terbesar yang ada di Indonesia, jika anda search UIN, maka UIN-Malang.ac.id berada di posisi ketiga. Kampus ini berada di Malang kawan, bukan Jakarta, Yogyakarta, apalagi Sorong, Sabang, bahkan Biak (sesuai namanya). Berada di kota pelajar, yang merupakan salah satu kiblat pendidikan di negeri ini. Kalau berbicara kampus kita harus menyentuh bagian desain bangunan dan gedung-gedungnya. UIN Malang adalah kampus yang mengambil inisiatif arsitektur timur tengah, dan memberi warna hijau ala timur tengah untuk warna genting, tembok dan lain sebagainya.
UIN Maliki Malang adalah singkatan resmi yang dimiliki oleh kampus ini, sebuah nama yang menjual, sesuai dengan prinsip marketing. UIN Maliki Malang berada di jalan gajayana no. 50, walaupun jalan kecil tetapi ada kandang harimau di sana, kandangnya harimau-harimau yang lapar akan ilmu, cinta akan agama, bangsa & Negara, serta selalu berharap memberi kontribusi dan kontribusi. Di kampus yang sebentar lagi memiliki Kampus dua dan pasca sarjana sendiri ini memiliki culture yang berbeda dengan kampus lain. Sebuah Universitas yang memiliki title “I” yaitu Islam, membuatnya memadukan antara kehidupan Islam dan kegiatan Umum pada sebuah kampus.
Sementara di kampusnya orang Ulul Albab ini (tujuan UIN Malang), terdapat 6 fakultas, yaitu fakultas Tarbiyah, fakultas Syariah, fakultas Humaniora dan Budaya, fakultas Ekonomi, fakultas Psikologi, dan fakultas Sains dan Teknologi. Sayapun pernah memberi plesetan yang cukup mengenakkan, “fakultas di UIN Maliki Malang ada 6, sementara rukun iman juga ada 6, jadi kalau mau beriman masuk UIN Maliki Malang.” (tidak boleh ditiru tanpa keahlian khusus, kecuali di IYA kan).
Lain kolam lain pula jadwal diberi makannya, dan lain pula kebiasaan lainnya. Makanan mahasiswa adalah ilmu yang tiada batas, dan waktu makannya di UIN Maliki Malang (terutama pada semester awal) adalah setiap saat. Mulai dari kita membuka mata, sampai memejamkan mata, mungkin juga bisa lewat mimpi kawan. Bagaimana bisa? Semester 1-2 ada kewajiban bagi para mahasiswa untuk merangkap menjadi mahasantri di ma’had Sunan Ampel Al-Ali. Disinilah dimana pembelajaran dimulai ketika bangun subuh, mengaji kitab, belajar bahasa pagi, dilanjutkan kuliah umum, belajar bahasa Arab di PKPBA, dan masih diajari disiplin waktu melalui rajin solat berjama’ah, dan kegiatan lainnya.
Jika dikampus-kampus lain kompetisi belajar dimaknai sebagai pembuktian jatidiri, kekuatan dan penunjukan konsistensi kelompok. Di sini kita belajar konsistensi bersama, kekuatan persatuan dan kemampuan sosial yang baik. Kenapa? Karena dibiasakan untuk hidup bersama, di biasakan untuk sering melakukan interaksi diberbagai keadaan dan dengan semua golongan. Di UIN Maliki malang juga ada ++nya lo, bukan notepad ++, apalagi beberapa pelayanan yang bersifat ++ lainnya. Kita + PKPBA (Program Khusus Pendidikan Bahasa Arab), +PKPBI (Program Khusus Pendidikan Bahasa Inggris), apapun jurusannya, bagaimanakan backgroundnya, yang penting bayar SPP sama dan dapat fasilitas yang sama.
Semua ++, kelebihan serta keunggulan dari UIN Maliki Malang sudah disebutkan. Tak ada gading yang tak retak, begitu pula yang dialami oleh UIN Maliki Malang dengan keretakan di sebagian sisinya. Entah itu mulai dari system atau hanya kerjaan beberapa elemen system tersebut. Yang pasti kampus baru masih sering terjadi gejolak (yang lamapun juga tak pelak), kepercayaan masyarakat akan kampus ini juga belum sebesar kampus-kampus yang sudah lama berdiri. Tapi inilah tantangan bagi semua sivitas akademikanya, menjadi lebih baik dan lebih baik dengan kontribusi berkelanjutan. Inilah UIN Maliki Malang dengan segala kelebihan dan kekurangannya kawan. Semoga setiap saat kita dalam keberkahan dan memiliki rasa nasionalis tinggi untuk agama kita, bangsa kita, Negara kita, kampung kita, dan juga kampus kita.
Referensi Otak dan Hati Sang Pengembala, Tyas Haryadi,,, semoga bermanfaat… ^_^
Untuk label kampus ini kita mulai dari kampus saya, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Kampus Islam ini merupakan salah satu kampus islam terbesar yang ada di Indonesia, jika anda search UIN, maka UIN-Malang.ac.id berada di posisi ketiga. Kampus ini berada di Malang kawan, bukan Jakarta, Yogyakarta, apalagi Sorong, Sabang, bahkan Biak (sesuai namanya). Berada di kota pelajar, yang merupakan salah satu kiblat pendidikan di negeri ini. Kalau berbicara kampus kita harus menyentuh bagian desain bangunan dan gedung-gedungnya. UIN Malang adalah kampus yang mengambil inisiatif arsitektur timur tengah, dan memberi warna hijau ala timur tengah untuk warna genting, tembok dan lain sebagainya.
UIN Maliki Malang adalah singkatan resmi yang dimiliki oleh kampus ini, sebuah nama yang menjual, sesuai dengan prinsip marketing. UIN Maliki Malang berada di jalan gajayana no. 50, walaupun jalan kecil tetapi ada kandang harimau di sana, kandangnya harimau-harimau yang lapar akan ilmu, cinta akan agama, bangsa & Negara, serta selalu berharap memberi kontribusi dan kontribusi. Di kampus yang sebentar lagi memiliki Kampus dua dan pasca sarjana sendiri ini memiliki culture yang berbeda dengan kampus lain. Sebuah Universitas yang memiliki title “I” yaitu Islam, membuatnya memadukan antara kehidupan Islam dan kegiatan Umum pada sebuah kampus.
Sementara di kampusnya orang Ulul Albab ini (tujuan UIN Malang), terdapat 6 fakultas, yaitu fakultas Tarbiyah, fakultas Syariah, fakultas Humaniora dan Budaya, fakultas Ekonomi, fakultas Psikologi, dan fakultas Sains dan Teknologi. Sayapun pernah memberi plesetan yang cukup mengenakkan, “fakultas di UIN Maliki Malang ada 6, sementara rukun iman juga ada 6, jadi kalau mau beriman masuk UIN Maliki Malang.” (tidak boleh ditiru tanpa keahlian khusus, kecuali di IYA kan).
Lain kolam lain pula jadwal diberi makannya, dan lain pula kebiasaan lainnya. Makanan mahasiswa adalah ilmu yang tiada batas, dan waktu makannya di UIN Maliki Malang (terutama pada semester awal) adalah setiap saat. Mulai dari kita membuka mata, sampai memejamkan mata, mungkin juga bisa lewat mimpi kawan. Bagaimana bisa? Semester 1-2 ada kewajiban bagi para mahasiswa untuk merangkap menjadi mahasantri di ma’had Sunan Ampel Al-Ali. Disinilah dimana pembelajaran dimulai ketika bangun subuh, mengaji kitab, belajar bahasa pagi, dilanjutkan kuliah umum, belajar bahasa Arab di PKPBA, dan masih diajari disiplin waktu melalui rajin solat berjama’ah, dan kegiatan lainnya.
Jika dikampus-kampus lain kompetisi belajar dimaknai sebagai pembuktian jatidiri, kekuatan dan penunjukan konsistensi kelompok. Di sini kita belajar konsistensi bersama, kekuatan persatuan dan kemampuan sosial yang baik. Kenapa? Karena dibiasakan untuk hidup bersama, di biasakan untuk sering melakukan interaksi diberbagai keadaan dan dengan semua golongan. Di UIN Maliki malang juga ada ++nya lo, bukan notepad ++, apalagi beberapa pelayanan yang bersifat ++ lainnya. Kita + PKPBA (Program Khusus Pendidikan Bahasa Arab), +PKPBI (Program Khusus Pendidikan Bahasa Inggris), apapun jurusannya, bagaimanakan backgroundnya, yang penting bayar SPP sama dan dapat fasilitas yang sama.
Semua ++, kelebihan serta keunggulan dari UIN Maliki Malang sudah disebutkan. Tak ada gading yang tak retak, begitu pula yang dialami oleh UIN Maliki Malang dengan keretakan di sebagian sisinya. Entah itu mulai dari system atau hanya kerjaan beberapa elemen system tersebut. Yang pasti kampus baru masih sering terjadi gejolak (yang lamapun juga tak pelak), kepercayaan masyarakat akan kampus ini juga belum sebesar kampus-kampus yang sudah lama berdiri. Tapi inilah tantangan bagi semua sivitas akademikanya, menjadi lebih baik dan lebih baik dengan kontribusi berkelanjutan. Inilah UIN Maliki Malang dengan segala kelebihan dan kekurangannya kawan. Semoga setiap saat kita dalam keberkahan dan memiliki rasa nasionalis tinggi untuk agama kita, bangsa kita, Negara kita, kampung kita, dan juga kampus kita.
Referensi Otak dan Hati Sang Pengembala, Tyas Haryadi,,, semoga bermanfaat… ^_^
0 komentar:
Post a Comment