Gajah, hewan paling kuatkah? |
Penting terkadang bagaimana kita mampu berpikir berbeda dan mengambil hikmah dari fakta disekitar kita. Semisal dari gajah dan kumbang badak. Sering kita beranggapan bahwa hewan terkuat itu adalah gajah. Sekedar informasi kawan, gajah hanya mampu mengangkat beban dengan proporsi 25% dari berat badannya. Lalu bedakan dengan dengan seekor kumbang badak yang mempunyai nama latin the rhinoceros beetle. Hewan kecil ini mampu membawa beban sebanyak 850 kali dari total berat badannya.
Jika berpikir dan punya otak yang bisa bekerja selayaknya, tentu kita mampu menimbang dan sedikit saja mengambil makna. Hidup itu bukan tentang seberapa besar kita, besar yang dimaksudkan disini adalah derajat, uang serta keturunan. Tak masalah kita ini berposisi apa dan seberapa berpengaruh kita disebuah lembaga atau suatu daerah. Bukan pula tentang asset, simpanan di bank, piutang, ataupun saham yang kita miliki di semua perusahaan besar. Bukan pula kita ini keturunan darah biru, darah hitam atau darah putih, padahal kita sama-sama darah merah kawan.
Walaupun kita hanya seorang buruh yang sehari makan dua hari kelaparan, agar anaknya bisa sekolah. Dengan bapak ibu yang tidak jelas, karena dahulunya dari panti asuhan, itu semua bukan alasan. Seharusnya tiap individu lebih berpikir tentang seberapa mampu kita memberi kontribusi, seperti kumbang badak , kecil yang mampu mengangkat banyak. Dan janganlah seperti gajah yang besar tetapi hanya mampu mengangkat ¼ dari tubuhnya. Kedua hewan ini mengajarkan kepada kita bagaimana menjadi orang besar, yaitu tidak dengan membesarkan diri sendiri. Melainkan bagaimana membesarkan dan mengangkat derajat orang lain yang berada disekitar kita, bahkan yang tidak kita kenal sekalipun. Maka jadilah orang besar dengan selalu membantu orang lain, katakana “I like to help any time n every body”. Semoga bermanfaat, salam dari Sang Penggembala. Tyas haryadi… ^_^
Jika berpikir dan punya otak yang bisa bekerja selayaknya, tentu kita mampu menimbang dan sedikit saja mengambil makna. Hidup itu bukan tentang seberapa besar kita, besar yang dimaksudkan disini adalah derajat, uang serta keturunan. Tak masalah kita ini berposisi apa dan seberapa berpengaruh kita disebuah lembaga atau suatu daerah. Bukan pula tentang asset, simpanan di bank, piutang, ataupun saham yang kita miliki di semua perusahaan besar. Bukan pula kita ini keturunan darah biru, darah hitam atau darah putih, padahal kita sama-sama darah merah kawan.
Walaupun kita hanya seorang buruh yang sehari makan dua hari kelaparan, agar anaknya bisa sekolah. Dengan bapak ibu yang tidak jelas, karena dahulunya dari panti asuhan, itu semua bukan alasan. Seharusnya tiap individu lebih berpikir tentang seberapa mampu kita memberi kontribusi, seperti kumbang badak , kecil yang mampu mengangkat banyak. Dan janganlah seperti gajah yang besar tetapi hanya mampu mengangkat ¼ dari tubuhnya. Kedua hewan ini mengajarkan kepada kita bagaimana menjadi orang besar, yaitu tidak dengan membesarkan diri sendiri. Melainkan bagaimana membesarkan dan mengangkat derajat orang lain yang berada disekitar kita, bahkan yang tidak kita kenal sekalipun. Maka jadilah orang besar dengan selalu membantu orang lain, katakana “I like to help any time n every body”. Semoga bermanfaat, salam dari Sang Penggembala. Tyas haryadi… ^_^
0 komentar:
Post a Comment