31 Jul 2011

Kisah Nabi Nuh AS

       Kisah Nabi Nuh AS. yg paling kita ingat adalah ketika beliau membuat kapal untuk memuat para pernumpang yang merupakan umatnya yang beriman di daerah padang pasir (yang jarang terjadi hujan). Nabi Nuh merupakan keturunan kesembilan dari Nabi Adam, ayah beliau adalah Lamik bi Metusyalih bin Idris. Nabu Nuh menerima wahyu dari Allah swt dalam masa “fatrah” yaitu masa kekosongan di antara dua rasul, dimana manusia biasanya berangsur-angsur melupakan ajaran agama. Sehingga umat Nabi Nuh pada masa itu juga sedang melakukan penyembahan terhadap berhala sebagai tuhan-tuhan mereka. Berhala ini diakui memiliki kekuatan dan kemampuan khusus, merekapun memberi nama berhala mereka dengan “Wadd” dan “Suwa”, “Yaguts” kadang juga memakai nama “Yatuq” dan “Nasr”.
        Dakwah yang dilakukan oleh Nabi Nuh adalah mengembalikan kaumnya kepada tauhid menyembah Allah swt. meninggalakan kemaksitan dan kemungkaran. Nabi Nuh mengajak umatnya untuk menyadari bahwa siang, malam, tumbuh-tumbuhan, gunung dan lain sebagainya adalah tanda-tanda kebesaran Allah sebagai pencipta bumi dan isinya. Selain itu Nabi Nuh juga memberitakan tentang ganjaran yang akan diterima oleh manusia atas segala amalannya di dunia. Yaitu surge untuk amalan kebajikan dan neraka bagi segala bentuk pelanggaran bagi segala perintah Allah.
        Nabi Nuh juga dikaruniai dengan kebijaksanaan dan kesabaran tingkat tinggi, sebagai bekal seorang Rasul untuk mengajak kepada kebaikan dan kesabaran. Dengan segala tenaga, pikiran, serta pengorbanan kepada kaumnya di siang maupun malam, dengan berbisik-bisik dan bicara terang-terangan. Ternyata masih banyak yang memusuhi dan menghina, sampai ada yang bersekongkol untuk melumpuhkan serta menggagalkan usaha dakwah Nabi Nuh. Sampai akhirnya Nabi Nuh berputus asa akan kaumnya. Selama Sembilan ratus lima puluh tahun berdakwah menyampakain agama Allah yang mengajak pada kebaikan meninggalkan pada keburukan ini belum nyata hasilnya.
        Yang pada akhirnya Nabi Nuh berdoa kepada Allah swt untuk member hukuman kepada kaumnya yang telah mendzolimi. Dan doa Nabi Nuh sebagai berikut :"Ya Allah! Janganlah Engkau biarkan seorang pun dari pada orang-orang kafir itu hidup dan tinggal di atas bumi ini. Mareka akan berusaha menyesatkan hamba-hamba-Mu, jika Engkau biarkan mereka tinggal dan mereka tidak akan melahirkan dan menurunkan selain anak-anak yang berbuat maksiat dan anak-anak yang kafir seperti mereka." Dan Allahpun mengabulkan doa Nabi Nuh dengan memberikan adzab kepada umatnya yang kafir sehingga mati tenggelam.
        Selajutnya adalah sebuah periode dimana Nabi Nuh membuat sebuah kapal, sesuai dengan perintah Allah swt. Maka dengan segera Nabi Nuh dan para pengikutnya mencari bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan kapal ini. Siang dan malam semua bekerja untuk segera menyelesaikan kapal ini, sebuah kapal di tengah-tengah padang pasir yang hujanpun jarang menghampiri. Akan tetapi banyak sekali para kaumnya yang menghina dan mencemooh, dengan menyebut beliau sudah berubah profesi jadi pembuat kapal dari seorang Nabi. Ejekan itu semakin menjadi ketika mereka menyebut bahwa tak akan mungkin ada banjir bandang di daerah padang pasir, apalagi sampai menghanyutkan semua bagiannya termasuk gunung-gunung dan bukit yang tinggi.
        Setelah selesai membuat kapal sebagai alat pengangkut laut pertama di dunia, Nabi Nuh menerima wahyu dari Allah :"Siap-siaplah engkau dengan kapalmu, bila tiba perintah-Ku dan terlihat tanda-tanda drp-Ku maka segeralah angkut bersamamu di dalam kapalmu dan kerabatmu dan bawalah dua pasang dari setiap jenis makhluk yang ada di atas bumi dan belayarlah dengan izin-Ku." Dan seketika turunlah air dari langit yang tercurah dengan sangat dasyatnya, sehingga menggenangi semua daratan, sampai bukit-bukit tiada luput. Sehingga semuanya mati dan tenggelam tanpa bekas, kecuali para orang mukmin dan pasangan makhluk yang diselamatkan oleh Nabi Nuh berdasarkan perintah Allah.
        Disaat kapal Nabi Nuh melewati terjangan air bah dan berusaha untuk membawa semua penumpangnya dengan selamat. Beliau melihat anaknya yang bernama “Kan’aan” yang timbul tenggelam dimainkan oleh ombak. Dengan sekuat tenaga Nabi Nuh memanggil dan mengajak anaknya untuk bersama naik kapal dan bertobat kepada Allah. Tetapi anaknya sudah terperangkap oleh bujuk rayu syetan, sehingga dia tidak mau mengikuti ajakan baik Nabi Nuh. Dia lebih memilih untuk melarikan diri ke atas bukit agar tidak terkena banjir tersebut, tetapi karena kekuasaan Allahlah anak Nabi Nuh juga turut tenggelam kedalam lautan banjir.
        Nabi Nuh sempat bersedih dan mengadu kepada Allah tentang anaknya terhanyut di banjir itu. Tetapi setelah Allah menegur beliau dengan firman :"Wahai Nuh! Sesungguhnya dia puteramu itu tidaklah termasuk keluargamu, karena ia telah menyimpang dari ajaranmu, melanggar perintahmu menolak dakwahmu dan mengikuti jejak orang-orang yang kafir drp kaummu.Coretlah namanya dari daftar keluargamu.Hanya mereka yang telah menerima dakwahmu mengikuti jalanmu dan beriman kepada-Ku dpt engkau masukkan dan golongkan ke dalam barisan keluargamu yang telah Aku janjikan perlindungannya danterjamin keselamatan jiwanya.Adapun orang-orang yang mengingkari risalah mu, mendustakan dakwahmu dan telah mengikuti hawa nafsunya dan tuntutan Iblis, pastilah mereka akan binasa menjalani hukuman yang telah Aku tentukan walau mereka berada dipuncak gunung. Maka janganlah engkau sesekali menanyakan tentang sesuatu yang engkau belum ketahui. Aku ingatkan janganlah engkau sampai tergolong ke dalam golongan orang-orang yang bodoh."
        Nabi Nuh pun segera berseru untuk meminta maaf kepada Allah karena kehilafannya. “ya Tuhanku aku berlindung kepada-Mu dari godaan syaitan yang terlaknat, ampunilah kelalaian dan kealpaanku sehingga aku menanyakan sesuatu yang aku tidak mengetahuinya. Ya Tuhanku bila Engkau tidak member ampun dan maghfirah serta menurunkan rahmat bagiku, nescaya aku menjadi orang yang rugi.” Setelah air bah surut dan binasalah kaum Nabi Nuh yang kafir dan zalim sesuai dengan kehendak dan hukuman Allah. Setelah air bah surut bertambatlah kapal Nuh di atas bukit “ Judie “ dengan iringan perintah Allah kepada nabi nuh “Turunlah wahai Nuh ke darat engkau dan para mukmin yang menyertaimu dengan selamat dilimpahi barakah dan inayah dari sisi-Ku bagimu dan bagi imat yang menyertaimu.”
        Kisah Nabi Nuh ini juga diceritakan di Al-quran dalam surah Nuh dari ayat 1-28, surah Hud ayat 27-48, dan 43 ayat dari 28 surah. Demikianlah sedikit Kisah tentang Nabi Nuh, semoga bermanfaat untuk semua. Salam dari Sang Pengembala, Tyas haryadi…. ^_^

0 komentar:

Post a Comment

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com