|
Timnas IT 09 (mini timnas futsal Ina) juara II IT CUP 2010. |
Kawan, tahukan anda olahraga yang paling popular di muka bumi ini? Yups, jawabannya adalah sepakbola, bola yang disepak dengan kaki (baca
sepakbolaku). Saya kawan, Nama Lengkap
Tyas Haryadi, nama panjang Tyassssssssssssssss (ampe capek dah bilang ‘s’nya) :D. Seperti lelaki kebanyakan (sekarang yang namanya cowok sedikit sob, karena cewek jadi-jadian makin banyak juga), saya cinta beud dengan namanya sepakbola.
“Sepakbola itu mah filosofi hidup, sepakbola mengajari saya tentang kerendahan hati, kerjasama tim, dan menerima kekalahan tak sombong dengan kemenangan, dan itulah sebuah ibadah untuk saya.” (catet, bold, buat miring n tebal) :D
Nah, saya pernah cerita belum kawan, noh, mau jadi pemain timnas Indonesia, masuk piala dunia dan mengantarkan Indonesia Juara Piala Dunia (mbois bukan). Itu mimpi saya sewaktu masih SD dahulu (Sekolah Dasar, bukan Madrasah Ibtida’iah), satu lagi, saya ingin jadi pemain Indonesia yang main di MU (Manchester United), Old Trafford lah. Alhamdulillah sampai sekarang belum kesampaian kawan (ingat ini mah, metode bersyukur, banyak2 hamdallah). Sekarangpun saya merintis mimpi jadi mini timnas futsal dah, dengan tanding antar Negara di Negeri sendiri. Salah satunya adalah lawan tim mahasiswa dari Timor Leste, yups, lumayanlah, pertama lawan tetangga dan saudara sendiri.
Saya kenalnya dengan Nicho (nama aslinya agak susah, Portugal banget, tp bukan Cristiano Ronaldo), beliau (cara mengapresiasi orang lain, apresiasi anda mencerminkan diri anda) adalah panitia ILC (Indonesia Linux Conference) 2012 (lihat puisi saya tentang ILC 2012 disini, dan webnya resmi disini). Nah, disini saya sebenarnya mau jadi keeper (baca, kecilku dulu adalah goal keeper), tapi sudah ada keeper utama supardianto dan keeper cadangannya gomes (nama beken). Ini adalah tim pengembangan kawan, setelah juara 2 di IT CUP 2010 (kompetisi futsal anak TI UIN Maliki Malang tahun 2010), kami membenahi tim, karena lawan-lawan yang sekarang semakin berkembang, kami tentu ingin menaikkan tingkatan lebih elit. Nah, sewaktu bertanding dengan timorleste pada malam sabtu (28/9/12), kami main jam 8 malam (ini mah strategi saya juga, jangan malam jumat, itu waktunya saya banyak-banyakin sholat malam habis isa’, dzikir, ngaji + sholawat. Kenapa jam 8 malam, tahulah, sholat isa’ jama’ah tidak boleh hilang boy!).
Tim futsal kami yang baru terdiri dari 9 orang (no kesukaan saya, noh pernah mampang di PP dan ava juga), saya (second striker, tp lebih sering dipakai sbg striker tunggal ke 2), aji (striker tunggal pertama), Benben (baihaqi, sayap kanan), Iyus (sayap kiri), Syauqil (full back), Nawir (sayap dan juga back), fahri (sayap juga back), Supardi (keeper utama), gomes (Misbah, keeper ke2 dan back juga). Loh kok 9? Ya iyalah, ini futsal sob, beda hal kalau lapangan luas, lebih banyak main kerjasama dan kurang sprint. Dalam pertandingan kali ini kami diajari kerjasama tim dan kedisplinan serta fisik yang harus mungkuni oleh mahasiswa timor leste.
Pada hasil akhir memang kami menang, skor akhirnya adalah 9-5 untuk tim kami, ArTI 09 (Arek Teknik Informatika 09). Tetapi ada beberapa teman tak sepaham, akhirnya pake nama TI 09 FC, tak apalah, ini bukan tim saya sendiri lage. Yups, disini posisi saya adalah manager (walau saya lebih suka bilang koordinator), paling sederhanapun juga harus ada pimpinannya dan ini pilihan teman-teman sendiri. Lanjut ke pertandingan, di awal-awal pentandingan kedua tim masih hati-hati (maklum, belum pernah mengertahui kemampuan satu sama lain). Hampir 20 menit lebih hanya 2 gol yang tercipta, satu untuk TI 09 Indonesia (tak tambahin sendiri, biar mbois, internasional jeh :D), dan satu untuk mahasiswa Timorleste.
Setelah itu pertandingan mulai terbuka, saling serang, saling melakukan body (adu fisik), saling mengeluarkan tips trik jitu. Mereka (tim timorleste) punya kemampuan fisik yang mungkuni kawan, walau fisik mereka kecil (rata2 tingginya 150-160an cm, belum ada yang lebih tinggi dari saya, apalagi sebanding, saya 170cm). Tapi kawan, saya benar-benar diajari oleh mereka tentang arti sebuah perjuangan. Yups kawan, mereka penuh perjuangan untuk dianggap sebagai seorang bangsa yang diakui. Mereka memang kalah dengan kami dalam hal skill, mental, dan juga kreatifitas, karena SDM (sumber daya manusia) Indonesia memang lebih unggul, apalagi dari daerah jawa. Tetapi mereka punya fisik prima, tidak ada yang gemuk, keceng-keceng tapi berisi, disiplin mereka tingkat tinggi. Pertahanan cukup ketat, tetapi juga punya ritme tersendiri, inilah yang saya kagumi dari mereka, para pejuang dari bagian terlepas dari Indonesia.
Dalam pertandingan itu semua dari tim kami memang saya rotasi dalam semua posisi, tujuannya adalah supaya mereka saling tahu bagaimana rasa menjadi posisi disana. Disini (tim TI 09), saya adalah manager (hasil pemilihan kawan-kawan sendiri tahun lalu, 2011), jadi saya punya hak prioritas untuk mengambil keputusan, dengan masukan dari teman-teman semua. Keeper kami punya nilai plus dan minus masing-masing, Ody (nama keren Supardianto), anak NTB (Nusa Tenggara Barat) ini punya talent dalam hal reflek, wow. Kalau ada power shot, dia yang handal ngeblok, bola berbalik arahpun dia handal, hanya, terlalu monoton dalam memberi umpan (dalam bahasa saya kurang cerdas, memang orang luar jawa kekurangan dlm hal ini). Keterampilan kaki juga kurang, apalagi mentalnya, inilah yang harus dibenahi, lalu saya pasang dia jadi striker, supaya merasakan bagaimana bola mudah yang diterima striker dan dikonversi jadi goal. Memang canggung, tapi itulah pembelajaran, biarkan dia belajar sendiri dengan caranya sendiri, seperti itu pula kehidupan.
Keeper ke dua, gomes, punya kemapuan kaki luarbiasa, keberanian yang prima dan mental mumpuni. Tetapi keterampilan tangannya minim kawan, dia keeper bagaimana mau hebat kalau tangannya cuma buat pajangan? Nilai plusnya, dia multi talent, bisa bermain sebagai bek, bisa pula sebagai sayap. Dalam permainan ini, dia kebobolan empat goal, tak apalah, ini hanya pertandingan persahabatan, biarkan mental semua naik. Goal-goal kami dikemas oleh Aji, Bemben, dan Iyud, nah saya kemana? Aih, dalam tim ini, selain sebagai manager saya juga player, walau tak sebegitu cemerlang teman-teman lain. Saya lebih cocok di second striker, umpan-umpan akurat dan kemampuan melihat serta kreatifitasan tingkat tinggi. Merusak pertahanan lawan, dan membuat dua sampai tiga pemain mengejar saya karena saya gesit, pandai mempertahankan bola. Tetapi saya juga lemah dalam finishing serta naluri mencetak goal, tak terlalu terasah mungkin karena lama tak latihan bola di pesma. Biasanya saya selalu pegang bola tiap hari, untuk sekedar drible, shoot, dan berbagai teknik lain.
Sauqil, adalah bek handal, ketenangannya sob, maut banget, kejeliannya gan, bek banget pokoknya. Dahulu saya kenal dia sebagai striker pula, tetapi ternyata talentnya ada di beck, lebih maut daripada canavaro (bek timnas italia yang sudah pension). Iyud, dia pekerja keras, saying bola sering lepas, dan stamina masih kurang maksimal, tapi menyusuri bagian kiri lapangan adalah kemampuannya. Bemben, bodybalancenya kawan, mbois, kemampuan akurasi dan power shootnya, wow! Sementara fahry juga punya ketenangan, dengan tendangan spekulasi yang baik, tapi memang dia sedikit lambat, tipikalis lebih mirip carick (gelandang MU dan timnas Inggris). Nawir, seharunya dia punya kemampuan bek kanan atau gelandang kanan, tetapi akhir-akhir ini dia mulai menurun peformanya. Tendangannya cukup bagus, daya mempertahankan bola maksimal, tetapi sekali lagi, fisik perlu dijaga.
Selain pertandingan itu, kami juga belajar bahasa Portugal kepada mereka. Obrigado salah satunya, mereka mengajari saya dan kami bagaimana harus menjaga konsistensi, berani berfisik ria. Obrigado Mahasiswa Timorleste, semoga bermanfaat dari Sang Penggembala, Tyas Haryadi… ^_^