Jika membahas masalah cinta, satu kata yang tersusun dari lima huruf ini memang tiada duanya. Mencerminkan sebuah perasaan yang benar-benar mewakili hati, karena setiap mahluk individu yang bernyawa didunia ini memiliki yang namanya cinta. Sebenarnya cinta terbesar manusi itu adalah untuk Tuhannya, jika sebagai muslim seperti saya tentunya Allah swt. Cinta itu sangatlah erat hubunganya dengan ingatan kawan, kenapa? Jika kita mencintai manusia saja (lawan jenis), tentu ingatan kita tak akan lepas dari si dia. Saat tidur kita memimpikan, saat akan tidur mengenang dan ketika bangun yang kita cari pertama adalah dia pula.
Lalu bagaimana kita menunjukan rasa cinta kita kepada Allah swt (kalau non islam Tuhan anda)? Sudah menjadi rahasia umum dan manusiawi sekali, kita selalu lupa dikala kita terlena oleh dunia, bahkan lupa kepada pencipta kita. Bahkan agama islam juga mengajarkan untuk selalu ingat kepada Allah, baik dalam keadaan berbaring, duduk dan berdiri. Sekedar referensi kawan, kita Cuma melakukan tiga hal itu dalam kehidupan, kalau tidak tidur ya duduk, kalau tidak itu tentu berdiri. Betapa penting wujud cinta dengan mengingat, seberapa kita ingat kepada pencipta manusia, dimana kita juga bagian dari manusia yg diciptakan olehNya.
Setelah ingatan akan selalu terngiang-ngiang dimanapun dalam keadaan apapun, ada satu lagi yaitu ucapan. Mulut, lidah, pita suara, kombinasi yang akhirnya menyebabkan keluarnya sebuah suara ini juga sebuah wakil nyata dari hati. Why? Coba, jika kita sedang rindu kepada kedua orangtua, setelah sekian lama tidak bersua, secara sadar maupun dibawah alam sadar, maka kita akan membicarakan tentang orangtua kita. Menyebut namanya, membahas setiap detil, kebiasaaan, serta etc tentang orangtua. Begitu pula halnya dengan yang namanya cinta kepada Allah. Selain selalu mengingat, kita juga harus sering menyebut AsmaNya, kalau dalam bahasa jawa biasanya menggunakan kata “nyebut”. Seberapa sering kita nyebut, itu bisa jadi landasan seberapa besar rasa cinta kita kepada Allah.
Itulah kenapa islam sangat menganjurkan untuk dzikrullah, yaitu menyebut Asma-asma Allah (bukan penyakin asma ini). Masih ada pula Asmaul Husna, nama-nama mulia Allah, yang juga tentu akan menjadi sebuah pujian dengan menyebut AsmaNya. Lalu seberapa sering kita menyebut asma Allah? Seberapa banyak kita memuji Allah? Mari kita menyuburkan tumbuhan cinta dari individu kita kepada Allah, dengan mengingat dan banyak2 menyebut Asma Allah. Semoga bermanfaat, dari Sang Penggembala Tyas Haryadi… ^_^
Lalu bagaimana kita menunjukan rasa cinta kita kepada Allah swt (kalau non islam Tuhan anda)? Sudah menjadi rahasia umum dan manusiawi sekali, kita selalu lupa dikala kita terlena oleh dunia, bahkan lupa kepada pencipta kita. Bahkan agama islam juga mengajarkan untuk selalu ingat kepada Allah, baik dalam keadaan berbaring, duduk dan berdiri. Sekedar referensi kawan, kita Cuma melakukan tiga hal itu dalam kehidupan, kalau tidak tidur ya duduk, kalau tidak itu tentu berdiri. Betapa penting wujud cinta dengan mengingat, seberapa kita ingat kepada pencipta manusia, dimana kita juga bagian dari manusia yg diciptakan olehNya.
Setelah ingatan akan selalu terngiang-ngiang dimanapun dalam keadaan apapun, ada satu lagi yaitu ucapan. Mulut, lidah, pita suara, kombinasi yang akhirnya menyebabkan keluarnya sebuah suara ini juga sebuah wakil nyata dari hati. Why? Coba, jika kita sedang rindu kepada kedua orangtua, setelah sekian lama tidak bersua, secara sadar maupun dibawah alam sadar, maka kita akan membicarakan tentang orangtua kita. Menyebut namanya, membahas setiap detil, kebiasaaan, serta etc tentang orangtua. Begitu pula halnya dengan yang namanya cinta kepada Allah. Selain selalu mengingat, kita juga harus sering menyebut AsmaNya, kalau dalam bahasa jawa biasanya menggunakan kata “nyebut”. Seberapa sering kita nyebut, itu bisa jadi landasan seberapa besar rasa cinta kita kepada Allah.
Itulah kenapa islam sangat menganjurkan untuk dzikrullah, yaitu menyebut Asma-asma Allah (bukan penyakin asma ini). Masih ada pula Asmaul Husna, nama-nama mulia Allah, yang juga tentu akan menjadi sebuah pujian dengan menyebut AsmaNya. Lalu seberapa sering kita menyebut asma Allah? Seberapa banyak kita memuji Allah? Mari kita menyuburkan tumbuhan cinta dari individu kita kepada Allah, dengan mengingat dan banyak2 menyebut Asma Allah. Semoga bermanfaat, dari Sang Penggembala Tyas Haryadi… ^_^
0 komentar:
Post a Comment