Animasi Katak, filosofi entrepreneur. |
Kawan, baru saja saya dan tim A+ (nama Event organizer merangkap kelas mata kuliah kewirausahaan) mengadakan “PAMERAN INDUSTRI KREATIF & BAZAR”. Tepatnya pada tanggal 21-25 Mei 2012, di gedung B.J. Habibie lantai 1 Fakultas Sain dan Teknologi UIN Maliki Malang mulai jam 08.00-03.00. Sewaktu mengadakan pembukaan kami mengundang dekan Fakultas Saintek UIN Maliki Malang, beliau adalah Soetiman Bambang Soemitro (gelar tak saya tulis, tak hafal boy). Selain itu memang ada bapak dosen KWU (kewirausahaan) Fachrul Kurniawan, dan sekretaris Jurusan Teknik Informatika Faturrochman.
Tetapi yang mengambil tertarik saya sewaktu pembukaan adalah kata bijak bapak Dekan. Beliau memvisualisasi pengusaha dengan sifat katak (maklum beliau basicnya adalah biologi). “jadi pengusaha jangan seperti katak, ketika dia dipanaskan dalam wadah pemanas perlahan dia tidak akan bergerak sampai dia mati. Jangan pula menjadi kata yg dipanaskan dengan api, yang dia meloncat karena panas yang menyengat dari api itu dan akhirnya dia lompat keluar. Tapi jadilah nyaman dengan segala kondisi, lalu ciptakan peluang, beranilah tampil beda, itulah entrepreneurship!” itulah sedikit kutipan dari kata-kata beliau kawan.
Saya yang berlaku sebagai ketapel (ketua pelaksana) memang memberi sambutan, mengutamakan pada kontribusi “laskar Ulul Albab” dengan acara ini. Tetapi tetap kalah kelas dengan tausiah bisnis dari bapak Dekan. Dari itu saya mulai menyadari bagaimana cara berpikir bapak Dekan yang sempat terlupakan. Sekedar flashback, saya pernah bertatap muka dan sering berdialog dengan bapak ini sewaktu saya menjadi SC (stiring comite) dan Moderator seminar nasional. Yang waktu itu di isi oleh pak Romi Satrio Wahono, lulusan Jepang sampai program Doktor dan pemilik IlmuKomputer.com. Sewaktu itu saya sehari bersama pak Dekan, seperti lama saya bersama pak Romi, dan diwaktu penutupanpun kami sempat bercanda tawa, dengan gaya khas broadcast saya.
Pengusaha itu tentang sebuah konsep yang tak mau mati dalam keadaan yang sebenarnya membunuh anda secara perlahan. Ketika menjadi PNS atau pegawai biasa-biasa itu sebenarnya sebuah pembunuhan karakter. Bagaimana bisa? Itu karena anda tak bisa memaksimalkan kerja otak anda, yaitu memberikan segala kreatifitas, ide-ide, dan kerja yang dengan cara anda. Karena anda menjadi terkengkang, tidak punya tuntutan untuk kerja maksimal. Ini sangat berbeda ketika anda hidup sebagai pengusaha, maka anda kan dituntut untuk berkerja dengan penuh forsir, seforsirnya. Akhirnya anda akan menjadi seorang yang tak mau mati terebus seperti katak itu tadi.
Sementara untuk hal lain, ketika sebagai pengusaha kita dihentak masalah (api besar). Akankan kita akan lompat? Tentu tidak, kita harus menghadapi api itu, karena didalam api itu ada peluang kawan. Berbeda dengan katak, atau seorang karyawan yang harus bekerja di bawah underpresure, atau dengan situasi yang tidak dia inginkan, maka dia akan segera pergi. Tetapi tentu anda akan lebih tangguh jika anda menghadapinya dan membaca peluang dari masalah itu. Begitu pula para pengusaha harus membaca peluang dari api besar, padahal dari api besar itu kita bisa membuat wahana sate masal, bakar ikan, dll. Sekian dulu kawan, semoga bermanfaat, salam dari Sang Penggembala, Tyas Haryadi… ^_^