R.A. Kartini, salah satu wanita berpengaruh. |
Umar bin Khatab pernah berucap kawan, “laki-laki sukses itu tergantung dengan wanita yang ada di sekitarnya.” Saya juga salah satu orang yang berfilosofi yang sama dengan Umar bin Khatab, siapakah wanita itu, Ibu kita, Istri kita (kelak untuk saya), Nenek kita, dan Anak kita. Begitu besarkah pengaruhnya? Yups, sangat besar kawan. Karena ibuku lah yang merasakan kehadiranku di dalam perut beliau. Beliau pula yang mengelus-elus perut sendirian sewaktu ibu ditinggal bapakku berlayar mencari rizki. Ibu pula yang melantunkan do’a sewaktu aku dirahimnya, mengutarakan harapan-harapannya.
Seandainya aku mendengar apa yang dikatan oleh ibu, tentu aku akan mengatakan “iya ibu, insyaAllah akan anakmu lakukan, mohon ridhomu bu!”
Ibu pula yang mengajariku berbicara, membuka mulut untuk dimasukkan nasi atau suapan pertama. Ibu pula yang menitah aku, “ayo le, ngadek, ndang mlaku, ndang gedhe!” stimulus yang sangat luar biasa. Sekarang, ibu pula yang mendukungku, anak yang dahulu diajarinya membaca “A”, “B”, “C”. Mengeja namaku sendiri, “te” “ye” “a” “es”, “TYAS”, beliau tidak mengajari mengeja nama beliau, nama bapak, nama kakek ataupun nenek. Karena beliau ingin aku lebih mengenal diriku sendiri. Terimakasih ibu… :’)
Selanjutnya adalah Istri kawan, sekarang saya belum beristri, tapi saya tahu istri juga dari ibu, nenek, bulek, dan juga kisah-kisah istri Rasul yang diceritakan di buku atau oleh ustadz. Istri adalah ladang bagi suami, tempat berbagi, baik dalam hal lahir maupun batin. Seperti kata paman waktu menikahi bibi, “siap memberi nafkah lahir batin!” Nah, istriku kelak adalah tempatku mengharapkan keturunan, melihat tyas junior ada dalam rahimnya, melihat tyas junior yang masih kecil, tumbuh dalam pelukannya dan didikannya. Juga akan lahir bidadari junior, yang akan lahir secantik istriku pula. Istri adalah makmumku, kelak akan ikut apa kata imam, yang secara naluri memang istri ingin di bimbing, sementara aku ingin membimbing. Terkadang istri juga akan menjadi seperti anak, manja, ingin digombali, dicumbu rayu, dan dipuji.
Istri juga penopang kesuksesan seorang lelaki, begitu pula kesuksesan saya ketika sudah berkeluarga kelak juga terpengaruh oleh istri saya kelak. “di balakang pria yang sholeh dan bijak, tentu ada wanita yang lebih sholehah dan bijak pula. Begitu juga dibelakang lelaki bejat, juga ada wanita yang lebih bejat.” Ini kata bijaknya kawan, made in Tyas haryadi. :D | karena hanya istri yang hebat pula yang mampu menenangkan pikiran seorang pria yang hebat. Tentu istriku lebih hebat dari aku, ketika aku tampil didepan publik, dia akan memikirkan konsumsi yang baik untuk aku. Istriku akan mempertimbangkan musim apakah ini, bagaimana kondisi badanku, yang mungkin tak sempat aku pikirkan. Begitu pula ketika aku akan melakukan perjalanan jauh, dia akan lebih tahu tentang kondisi kesehatan dan kebiasaan kebiasaan burukku, yang tak pernah ku hiraukan. Begitu pula saat aku begadang malam, untuk mengerjakan project atau menulis, dia akan datang mengantarkan susu hangat, lalu mengingatkanku untuk istirahat dulu, baru melanjutkan pekerjaan, setelah sholat malam.
Istri pula yang akan mengingatkanku tentang amalan ibadah malam, ketika aku mulai terlalai oleh dunia. Dan mengingatkanku akan dunia ketika aku fokus 100% pada akhiratku, dialah penyeimbang hidup, permata kehidupan. Sunatullah mengatakan wanita tergila-gila harta, dan pria tergila-gila wanita. Semoga saya hanya tergila-gila pada Allah dan Rasul saja, serta selalu tergila-gila untuk selalu bermanfaat untuk yang lain. Amin…
Selanjutnya adalah anak kawan, saya juga belum punya anak perempuan, tetapi saya punya adik perempuan (peri kecilku yang cantik itu). Saya ingat ketika ada sebuah hadist yaitu memiliki tiga anak wanita, itu pokoknya istimewa (tahu istimewanya apa, saya lupa kawan, Alhamdulillah) :D. Nah, sari itu kita bisa mengambil kesimpulan betapa istimewanya anak perempuan. Begitu pula istimewanya adik saya, karena dia saya belajar mengajari dengan lembut. Karena adik saya kelak akan jadi ibu pula untuk anak-anaknya, keponakan saya. Ketika melihatnya manja kepada saya, saya semakin tahu, bagaimana merwat anak perempuan membuat seseorang lebih dekat dengan sebuah kasih sayang, mengajarinya sepenuh hati. Menjaga kesuciannya, memperbaharui akhlaknya, memperelok hatinya. Begitu bermakna memiliki anak perempuan, semoga Allah kelak mengaruniaku anak perempuan secantik istriku. Amin… ^_^
Terakhir dalam pembahasan ini adalah nenek kawan. Muka keriput dengan seri-seri kebaikan hati dan lekuk wajah menunjukkan kecantikan, keanggunan fisik sewaktu muda, dan seri-seri cantiknya hati. Hal ini kulihat dari kedua nenekku yang masih ada, dari ayah (Mojokerto) dan dari ibu (Magetan). Masih ku ingat kecupan keduanya, kasih sayang seorang nenek yang tulus, sesekali juga mengharap aku segera sukses dan membagi rizki (sunatullah banget) :D. Neneklah yang membuat saya menghargai sejarah, menceritakan kepada saya sejarah keluarga, karena kakek lebih melihatkan kerasnya perjuangan. Nenek pula sumber saya untuk bertanya, siapakan eyang buyut saya, pekerjaannya apa, beliau dahulu seperti apa, dan lain-lain. Satu hal yang saya tahu, terkadang nenek juga kesulitan untuk menjawab pertanyaan saya. Dari nenek saya bisa melihat dunia yang mulai kesepian, fisik yang tak sesuai dengan hati. Semua ke elokan masa muda itu sudah tiada, hanya masih aku kenang dan aku lihat adalah elok hatinya.
Dari nenek aku mengerti makna kesetiaan seorang istri kepada suami. Kakekku dari ibu (biasanya kusebut nanang), sudah tiada saat aku duduk dibangku kelas 1 SD, tapi aku masih mengingatnya, selalu, dihati. Tetapi kakek dari bapak masih, beliau masih mesra dengan nenek, tidur berdua, makannya kakek kadang disuapi nenek. Begitu mesra kawan, subhanallah. Nenek adalah suritauladan kesabaran, dari beliaulah aku ada, dari rahim nenek ada ibu dan ayah kita kawan. Tak ingatkah kau seberapa berpengaruh nenek kita untuk diri kita? Selain mereka, bibi, teman, saudara perempuan juga sangat berpengaruh kawan.
Saya nambah saudara perempuan, anda bisa lihat di adik saya. Dialah tempat saya mengenal wanita, mulai dari ibu, nenek, anak, bahkan istri. Kadang dia jadi eksperimen untuk mengajari beberapa akhlak mulia juga, makmum gratisan dimanapun kapanpun. :D | wanita disekeliling kita itu sungguh besar pengaruhnya untuk kita kawan. Semoga bermanfaat, salam dari Sang Penggembala, Tyas Haryadi… ^_^
0 komentar:
Post a Comment