Telinga kita mungkin sudah sangat akrab dengan kata analog dan digital. Tapi apakah kita sudah paham 100% tentang apa itu analog dan digital, seperti apa dan bagaimana penggunaan dalam kehhidupan sehari-hari? Sayapun seperti kebanyakan orang awam kurang paham tentang hal itu, akan tetapi saya berusaha belajar dengan membuat potingan tentang hal ini. Jurusan teknik informatika semester 3 belum terlalu paham apa itu devinisi dari analog dan digital. Saya rasa tidak terlalu ketinggalan, karena hampir 60%nya juga belum paham. ^_^
tetapi hal itu bukanlah alasan untuk berbagi ilmu dengan anda semua. Sekarang saya akan bebicara tentang besaran. Besaran yang diukur, dipantau, direkam, diproses, dan dikendalikan dapat berupa data analog maupun digital, tergantung pada sistem yang digunakan. Penting untuk diperhatikan bahwa besaran yang cocok akan menyebabkan prosesnya menjadi efisien dan akurat. Ada dua macam representasi bilangan untuk nilai besaran yaitu: analog dan digital.
Contoh dari sistem digital dan analog adalah pada arloji (jam tangan), dimana kita sering mendengar adanya jam digital dan jam analog. Dimana jam yang masih menggunakan jarum atau tanda panah sebagai penunjuk dengan format berputar itulah jam analog, selain itu juga ada sepidometer, nanometer, dan itu saja sementara karena akhir-akhir ini semakin banyak alat digital. Sementaraalat yang menggunakan sistem digital sudah sangat banyak, selai jam digital, HP, laptop, komputer, pengukur berat badan, bahkan alat pengukur tensi darahpun sudah memakai sistem digital. Setelah ada contoh, yang pertama akan saya bahas adalah sistem analog, analog adalah sistem yang dapat memproses dalam rentang waktu yang kontinue dan dinyatakan tegangan, arus atau pergerakan alat ukur yang proposional dalam nilai besaran. Besaran analog bervariasi dan kontinue dalam satuan nilai tertentu. Kedua adalah sistem digital, adalah sistem yang memproses nilai dengan diskrit dimana besaran dinyatakan secara proposional akan tetapi dinyatakan dalam bentuk simbol yang disebut digit. Apabila kita mengunakan sistem digital proses tetap dilakukan secara kontinue akan tetapi tidak menampilkannya melainkan terpenting adalah rentan (tinggi dan rendahnya) bukan masalah arus atau tegangannya.
Kemudian mengapa dewasa ini banyak alat-alat yang menggunakan sistem digital daripada sistem analog, apalagi ketika kita memiliki eyangnya handphone (HP yang masih menggunakan sistem analog dan hanya bisa berbicara satu suara). Perancangan sistem diggital lebih mudah seperti yang saya sebut diatas, bahwa tidak mementingkan nilai pasti (tegangan atau arus) yang lebih penting adalah rentan. Karena waktu dan kemudahan juga menjadi bahan pertimbangan bagi para pengusaha, jika lebih mudah dan cepat tentu produksi juga semakin meningkat begitu pula dengan penghasilan bukan? Mudah menyimpan informasi serta lebih akurat dan presesi. Selain itu operasinya juga lebih bervariasi dan kompleks untuk diprogram daripada di sistem analog. Rangkaian digitalpun lebih banyak dikemas dalam IC, walupun semua yang ada di dunia nyata ini merupakan nilai analog yang alami, dan besaran inilah yang bisa dipantau, diproses dan dikendalikan sistem. Dengan hal tersebut keberadaan pengonversi antara analog ke digital dan sebaliknya sangat dibutuhkan.
Demikian materi yang saya dapat dan berusaha saya jabarkan dalam posting saya kali ini, apabila masih banyak kekurangan saya harap kritik, masukan dan ilmu dari anda semua. Terimakasih! ^_^
Kemudian mengapa dewasa ini banyak alat-alat yang menggunakan sistem digital daripada sistem analog, apalagi ketika kita memiliki eyangnya handphone (HP yang masih menggunakan sistem analog dan hanya bisa berbicara satu suara). Perancangan sistem diggital lebih mudah seperti yang saya sebut diatas, bahwa tidak mementingkan nilai pasti (tegangan atau arus) yang lebih penting adalah rentan. Karena waktu dan kemudahan juga menjadi bahan pertimbangan bagi para pengusaha, jika lebih mudah dan cepat tentu produksi juga semakin meningkat begitu pula dengan penghasilan bukan? Mudah menyimpan informasi serta lebih akurat dan presesi. Selain itu operasinya juga lebih bervariasi dan kompleks untuk diprogram daripada di sistem analog. Rangkaian digitalpun lebih banyak dikemas dalam IC, walupun semua yang ada di dunia nyata ini merupakan nilai analog yang alami, dan besaran inilah yang bisa dipantau, diproses dan dikendalikan sistem. Dengan hal tersebut keberadaan pengonversi antara analog ke digital dan sebaliknya sangat dibutuhkan.
Demikian materi yang saya dapat dan berusaha saya jabarkan dalam posting saya kali ini, apabila masih banyak kekurangan saya harap kritik, masukan dan ilmu dari anda semua. Terimakasih! ^_^
0 komentar:
Post a Comment