Bersama anak kecil, memberi pelajaran. |
Lihatlah ketika kamu berlari, maka adik2 kecil, lugu, polos, imut, nan ceria itu akan menghampirimu, mereka suka melihat semangat. Saat kita tersenyum, maka adik2 itupun akan membalas dengan senyuman malu2, tapi ikhlas. mereka lalu akan memerhatikan kita, senyum ikhlas kita.
kemana senyum ikhlas penuh arti itu sekarang? atau mungkin orang2 dewasa sudah lupa cara tersenyum dan selalu ceria?
adik2 itu sangat suka diangkat, entah main ayunan ditangan kita, atau ingin diangkat dengan dua tangan. ditaruh dipundak kitapun mereka bahagia. Tapi mengangkat orang dewasa terkadang disalahkan arti, mengangkat dengan pujian yang memang benar, tanpa manipulasi, apalagi mengada-ada.
"memang orang dewasa susah dimengerti." <~ itulah kata shincan,
adik2 itu berani, berani berlari (baca, Belari, lari dan Larilah), berani mengatakan A, B, C, tanpa tendensi, tetapi kalau sudah dewasa, keberanian jadi hal langka.
kata bapak, "semakin banyak makan asam garam orang akan lebih dewasa le!" tapi, kenapa semakin dewasa semakin pengecut?
orang2 dewasa juga terlalu banyak "tedeng aling2", padahal dahulunya mereka sungguh tulus, lugu, penuh niat mulia (waktu kecilnya).
orang dewasa yang masih tulus, lugu, penuh niat mulia juga masih tak dipercaya orang dewasa yang lain. mungkin itu pula pikiran mereka ke anak2.
Logika harus berkembang, tapi otak kanan jangan sampai hilang. Kenpa mereka mengalahkan otak kanan dengan otak kiri, padahal orang dewasa bilang "seimbang". Adik2 itu sangat jujur, ketika mau berbuka ikut lari2, mereka dengan senyum polos nan khas itu, berucap "aku durung adus mas!"
lihat itu orang2 dewasa, orang jujur yang mengatakan buruk itu buruk, baik itu baik, malah disalahkan (baca, jujur itu mujur, luhur dan derajatnya tanpa bisa luntur). walau tetapi ada yang membenarkan (sedikit).
benci berkata benci, suka berkata suka, cinta mengatakan cinta, juga disalahkan? "memang orang dewasa susah dimengerti" <~ shincan again.
"berilah kepercayaan untuk yang lain", tapi mana untuk adik2 itu? "belum waktunya", apa mereka juga memilih waktu utk mempercayai orang dewasa?
dan adik2 itu ingin segera menjadi dewasa, akankah jiwa indah di masa mereka sekarang akan hilang oleh logika yang berkembang?
murah senyum juga disalahkan, niatnya adik2 itu tulus. emang suka lihat anak2 mrengut, bawa pedang, atau pistol (beneran, bukan mainan).
itulah, mengapa aku suka anak kecil twips...
Ada lagi, anak nakal itu juga potensial sekali, tapi kenapa malah selalu yang disalahkan, dibilang nggak2, akhirnya mereka juga jadi nggak2.
mereka juga ingin diperhatikan, diberi kasihsayang, bukan hanya sekedar uang, jajan, makan, ilmu. anak nakal adalah calon pemimpin besar.
mereka penuh kreatifitas, penuh keberanian, natural, mereka penyuka warna merah! *mana yang katanya belajar, kenapa g'lihat, pake hati.
menyentuh hati orang2 dewasa memang tak mudah, menyentuh hati anak2, sungguh membuat hati ini terenyuh. lihat muka polos yang beringus itu.
semoga bermanfaat twips, *ilmu dari adik2 yang didepan @CMLibrary_ kemarin sore, dan adik edo di masjid yasin al falah (safari romadhon).
tetap ceria... ^_^ | berani (pegang gunting) | kreatif,,, (tunjuk kepala) | setulus hati, apalah kata orang, tetap cinta anak kecil.. ;)
salam dari Sang Penggembala, Tyas Haryadi... ^_^
0 komentar:
Post a Comment