Ibu dan Bapak. (imajinasi) |
"ibu bapak masih bertanya akan kebiasaan anaknya, walau anaknya sudah bercucu!"
"dan hanya ibu dan bapak, selalu memberi apapun, sampai nyawanyapun rela diberikan kepada anaknya!"
"tapi, anak tak pernah berpikir untuk membuat orangtuanya tersenyum, berterimakasih dan mohon maaf setiap saat, lebih parah, ingatnya hanya waktu ada perlu!"
"alhamdulillah, sekarang anak selalu perlu kepada orangtua, karena di ibu bapaklah ridho orang Allah hadir, masihkah qt tak ingat orang tua."
"yang dekat orangtua, cium tangan kedua ortu, minta maaf, ucapkan terimakasih."
"yang jauh, angkat hp, telefon, g'ada pulsa? puasa buat besok! ortu sering puasa untuk anaknya. kenapa anaknya tak mau puasa demi telfon ortunya?"
"ingat luasmu sebelum sempitmu, ingat sehatmu sebelum sakitmu, ingat hidupmu sebelum matimu!"
"dikala qt dipenjara mungkin tak bisa bersua dg ortu tiap saat, ketika koma tak ada senyum dan cium tangan untuk beliau berdua, dan jika kita mati ortu yang akan ingat selalu dengan anaknya, akankah qt seingat itu kepada ortu ketika beliau meninggal kelak?"
"dan jika beliau berdua sudah tiada, tak ada penyesalan, doa qt kita masih berguna, amal qt atas nama beliau, dan jadi ayah/ibu yg baik untuk anak kita (baik sekarang atau kelak)!"
"semua orang terlahir dari seorang ibu dan seorang bapak, dan kita kelak juga jd seorang ibu atau seorang bapak."
#ibu bapak, maafkan kami anak2mu, terimakasih atas segalanya.... :')
Ini dia kawan, sedikit curahan hati di FB sy. Sebenarnya ini bukan kenapa2, tapi karena dahulunya aku ingat, betapa diri ini terlalu melupankan betapa baiknya orangtua. Diri ini juga sering mengabaikan, mencari senyum orangtua, terlalu sibuk dengan diri sendiri, terlalu sibuk dengan mimpi-mimpi. Padahal yang diingin orang tua tak banyak, hanya ingin melihat dan mendengar kita bercerita dengan berapi-api tentang mimpi-mimpi kita. Lalu mereka berdua akan mendoakan semaksimal mungkin, walau tak terlalu paham dan mengerti sekalipun, beliau berdua tetap mendukung. Sejauh apa kita berkontribusi kepada orangtua kawan? Tak perlu memberi banyak, mulai saja dengan menyisihkan waktu, berterimakasih, minta maaf dan membuat senyum simpul dibibir keduanya.
Satu lagi yang akan selalu aku ingatkan, anak kita kelak (yg belum punya anak) akan seperti kita. Mari sayangi ortu, karena Ridho Allah ada di ridho kedua orangtua dan murka Allah ada dimurka kedua Orangtua. Kita kelak juga jadi orangtua, pikirkan saat itu, saat kita berada diposisi orangtua, dan anaknya seperti kita sekarang! Bagaimana perasaan qt? itulah kurang lebih perasaan orangtua, walau bisa jadi orangtua kita lebih sabar dan lebih bijak. Semoga bermanfaat kawan (netesin air beneran gw)…. Barokallah ibu bapak tercinta, salam dari Sang Penggembala. Tyas Haryadi…. ^_^
"yang jauh, angkat hp, telefon, g'ada pulsa? puasa buat besok! ortu sering puasa untuk anaknya. kenapa anaknya tak mau puasa demi telfon ortunya?"
"ingat luasmu sebelum sempitmu, ingat sehatmu sebelum sakitmu, ingat hidupmu sebelum matimu!"
"dikala qt dipenjara mungkin tak bisa bersua dg ortu tiap saat, ketika koma tak ada senyum dan cium tangan untuk beliau berdua, dan jika kita mati ortu yang akan ingat selalu dengan anaknya, akankah qt seingat itu kepada ortu ketika beliau meninggal kelak?"
"dan jika beliau berdua sudah tiada, tak ada penyesalan, doa qt kita masih berguna, amal qt atas nama beliau, dan jadi ayah/ibu yg baik untuk anak kita (baik sekarang atau kelak)!"
"semua orang terlahir dari seorang ibu dan seorang bapak, dan kita kelak juga jd seorang ibu atau seorang bapak."
#ibu bapak, maafkan kami anak2mu, terimakasih atas segalanya.... :')
Ini dia kawan, sedikit curahan hati di FB sy. Sebenarnya ini bukan kenapa2, tapi karena dahulunya aku ingat, betapa diri ini terlalu melupankan betapa baiknya orangtua. Diri ini juga sering mengabaikan, mencari senyum orangtua, terlalu sibuk dengan diri sendiri, terlalu sibuk dengan mimpi-mimpi. Padahal yang diingin orang tua tak banyak, hanya ingin melihat dan mendengar kita bercerita dengan berapi-api tentang mimpi-mimpi kita. Lalu mereka berdua akan mendoakan semaksimal mungkin, walau tak terlalu paham dan mengerti sekalipun, beliau berdua tetap mendukung. Sejauh apa kita berkontribusi kepada orangtua kawan? Tak perlu memberi banyak, mulai saja dengan menyisihkan waktu, berterimakasih, minta maaf dan membuat senyum simpul dibibir keduanya.
Satu lagi yang akan selalu aku ingatkan, anak kita kelak (yg belum punya anak) akan seperti kita. Mari sayangi ortu, karena Ridho Allah ada di ridho kedua orangtua dan murka Allah ada dimurka kedua Orangtua. Kita kelak juga jadi orangtua, pikirkan saat itu, saat kita berada diposisi orangtua, dan anaknya seperti kita sekarang! Bagaimana perasaan qt? itulah kurang lebih perasaan orangtua, walau bisa jadi orangtua kita lebih sabar dan lebih bijak. Semoga bermanfaat kawan (netesin air beneran gw)…. Barokallah ibu bapak tercinta, salam dari Sang Penggembala. Tyas Haryadi…. ^_^
0 komentar:
Post a Comment