28 Apr 2012

Paving itu Keras kawan, tahukah kau?

Paving itu keras rek!
       Dibilang biasa memang tak biasa kawan, tapi kali ini saya masukkan dalam kriteria cerita unik. Karena tak setiap hari saya melakukannya kawan, apakah itu? Tuh, ngetes seberapa keras paving di depan PESMA (pesantren mahasiswa) Darul Hijrah, tempat saya tinggal sebagai santri. Yups, di PESMA yang semuanya beranggotakan cowok (laki-laki). Sebagai kaum adam di negeri ini (Indonesia), kami punya budaya kecintaan sepakbola yang berlebih. Bahkan beberapa kali kami memilih menonton sepakbola daripada jadwal kajian, dan ini dilakukan berjamaah (imamnya bukan saya, hanya memplesetkan). Tetapi yang membuat saya khawatir adalah ketika sholat kalah dengan nonton bola, terutama timnas, astagfirullah. 
       Bukan hanya maniak nonton bola, tetapi juga maniak main sepakbola, itulah hal dilakukan oleh para Mahasantri (karena sudah mahasiswa, jd bukan santri lagi) di PESMA kami. Tak terkecuali pada jumat 27 April 2012, dengan beberapa anak kecil di sekitar PESMA kamipun bermain bola di halaman kecil. Saya sebetulnya akhir-akhir ini jarang ikut main futsal, karena memang lagi menghemat tenaga karena sedang ikut kompetisi dan rutin latihan. Selain itu bagi saya waktu sore lebih efektif untuk menulis di MS word (ini mah windowsnya bajakan), karena bakal menghasilkan hal lebih. Maklum kawan, seorang jurnalis dan writer, yang ahli speaker pula. :D 
        Saya belum tertarik ketika setelah sholat ashar berjamaah, lebih memilih isi BBM (bahan bakar makanan) di salah satu warung dekat PESMA. Setelah balik dari warung saya barulah tertarik, dan akhirnya ganti kostum kaos persija dengan baju singlet. Wah bakal seru ni, setelah lama tak nendang-nendang bola sama temen PESMA. Sebelum masuk balik dulu ngaretin rambut yang sudah mulai gondrong, sedikit mengganggu mata. Permainan seperti biasa, saya masih santai, mengandalkan umpan satu dua, gerakan cepat, ketenangan dan akurasi. 
       Beberapa goal dan assist saya buat, maklumlah bolanya juga bola plastik, gawangnyapun gawang bambu dan paling penting, lantainya lantai paving. Dan setelah beberapa gerakan tenang, akhirnya saya kembali pada perform sebagai SS (second striker) yang mengandalkan kecepatan, ketenangan, akurasi, dan pandangan. Hasilnya berkali-kali buat goal dan peluang, dan sekali saya melewati bek dengan tipuan sederhana tapi mematikan. Melewati dengan lari kencang jarak dekat, tetapi kena tekel. *bruk….. “macam pohon pisang jatuh.” (dalam hati saya). Nah, secara bersamaan badan saya menghantam paving, bagian kanan terpelanting ketanah, dan bibir kiri saya menghantam paving. Terasa gigi juga hantam tu paving, Alhamdulillah, masih sadar dan langsung berdiri diajak ke pinggir, pemain berakhir (g’ada peluit panjang bero). 
       Baru terbukti, bahwa paving itu keras kawan, tahukan anda? Dan saya salut ama kerasnya tu paving, istimewa dah. Akhirnya setelah melihat-lihat sekujur badan, ada sedikit lecet di sela-sela jari tangan, di pinggul, lengan, dan bibir jontor, karena daging dalamnya sobek. Alhamdulillah, tuh kawan, kalau anda belum mencoba pasti belum berani mengatakannya sepenuh hati. “Paving itu keras, saya salum ama kerasnya tu paving, istimewa.” Di akhir cerita, semua perlu disyukuri kawan, kalo kita sudah mati kan orang lain yang bilang innalillah, semoga tidak berucap Alhamdulillah. :D | ini cerita unik yang sekian lama tak di update, semoga bermanfaat, salam dari Sang Penggembala, Tyas Haryadi…. ^_^

23 Apr 2012

Ayo Nyantri

Santri yang sedang mendikuti kajian.
       Pancasila-adalah sumber hukum utama serta pertama di Indonesia, seperti halnya Al-quran sebagai hukum utama dan pertama bagi umat islam. Hal lain yang perlu dipahami lagi yaitu sila pertama Pancasila, yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Dari sila pertama itu tentu kita bisa memahami seberapa pentingnya agama bagi negeri ini. Akan tetapi akhir-akhir ini begitu banyak orang yang sudah melupakan agama. Bahkan tragisnya dunia pendidikan sekarang pelajaran agama hanya untuk sambilan saja, bukan sebagai materi utama. 
        Ini pula yang menyebabkan banyak para pelajar yang paham tentang iptek tetapi tidak mengerti mana yang benar mana yang salah. Tidak pula peka akan budi pekerti yang baik, yang sebenarnya diajarkan di bidang agama. Saya yang sekolah di SD, SMP, SMA negeripun merasakan hal serupa, beruntung ketika kuliah saya mengenyam dunia pesantren (Pesantren Mahasiswa Darul Hijrah). Hal ini membuat para pelajar lebih arif dan bijaksana. Kita mungkin sering mendengar slogan “Ayo Sekolah!”, kenapa sekarang tidak menggunakan slogan “Ayo Nyantri!”. Karena sekarang nyantri tak hanya identik dengan agama islam, sekarang sudah ada asrama untuk agama-agama lain, yang tentu semuanya untuk mengajari akhlak dan budi pekerti. Dengan begitu para pelajar yang kelak jadi pemimpin itu tak hanya berpikir kritis dan logis, tetapi juga berpikir mulia, bijak, serta memiliki budi pekerti yang baik seperti cerminan sila pertama Pancasila. (*) 
TYAS HARYADI, Mahasiswa Teknik Informatika UIN Maliki Malang
       Semoga tulisan kali ini juga bermanfaat kawan, karena kita memang butuh para pemimpin dan juga rakyat yang paham akan agamanya. Bukan hanya yang pandai melogikakan kemenangan, melogikakan kekayaan dan kebijakan, tetapi mampu menata hati untuk semua elemen kawan. Semoga kelak makin banyak anak negeri ini yang mampu menyeimbangkan antara agama dan duniawi. Sesuai dengan sila pertama pancasila, semoga gagasan kali ini bermanfaat untuk sebuah gerakan. Terimakasih, salam dari Sang Penggembala, Tyas Haryadi…. ^_^

21 Apr 2012

Lembut dalam ketegasan

aku ingat seorang kakak punya kucing bernama mella....
tp ku hny orang yg berhati mellow...
pandaiku merangkai kata, merajut hati.
senyumku simpul kelembutan, selembut pelukan ibu yg kusayang.
langkah2ku mantap, tak tergoncang.
bak batu karang, seperti pinus tinggi menjulang
kudaki gunung, ku renangi samudera.
ku temui kucing kecil saat turun, kugendong, kumasukkan ransel. 
ku tak tega melihat air mata menetes. 
lbh baik barahku yg menetes. 
walau ingin membelai penuh kasih dalam sayang, tapi q tahu, pandangku sudah menguatkannya.... 
senyumku menjadi sebuah kasih tak terungkap untuknya, 
dan sayangku adl semangatku untuknya, 
hatiku terlalu lembut utk bertidak kasar, bahkan berniat sx pun. 
tapi pukul tetap pukul, tampar perlu ya harus. 
kalau belum 99putaran jgn hrp berhenti, 
dan jika takut gagal untuk apa kau mencoba? 
dan jika kau takut mati, untuk apa kau hidup? 
lembut itu bukan lembek, tp lembut itu tegas! 

semoga bermanfaat, salam dari Sang Penggembala, Tyas Haryadi.... ^_^

18 Apr 2012

Belajar Tiki-Taka

Permainan tiki taka.
       Mungkin sekian lama saya nulis di blog, saya belum pernah menuliskan seberapa saya cinta akan sebuah olahraga yang saya tekuni sejak kecil. Olahraga paling popular dijagad ini, olahraga yang pernah menjadi cita-cita saya sewaktu kecil, dan sekarang tetap menjadi cita-cita bisnis serta karier masa depan saya! Yups, SEPAKBOLA, sebuah cabang olahraga yang paling tenar pula dinegeri ini (selain bulu tangkis). Walau saya juga cinta akan bulutangkis, tapi tak sebesar cinta saya pada sepakbola kawan. Apalagi dengan sepakbola negeri ini sendiri, sepakbola merah putih. Bahkan saya pernah bermimpi menjadi pemain sepakbola professional, main di Manchaster United F.C. dan masuk timnas Indonesia. Lalu mengantarkannya juara piala dunia, sungguh special.
        Sampai sekarang mimpi ketika saya duduk dibangku SD dan SMP itu masih teringat, tetapi sudah saya F2 (di rename). Sekarang waktunya mengambil langkah realistis dan melanjutkan estafet sebagai pemain futsal saja, lalu berlanjut pada permainan sebagai pelatih kelak. ^_^ | ketika detik-detik itu terlewati saya mulai belajar menghikmahi hidup dari bermain sepakbola, lalu flashback2 itu datang kembali, memberi hikmah tiada batas. Sekarang saya sedang memikirkan tentang tiki taka (bukan teka-teki). Ini adalah sebuah permainan sepakbola yang mengandalkan pengusaan bola dalam waktu lama, operan-operan pendek, satu dua sentuhan, dan akhirnya mencari ruang untuk mencetak goal. Itulah sekilas tentang tiki-taka. Lalu apa hikmahnya? Silahkan baca TL (timeline) saya di twitter berikut ini… ^_^
tiki taka, kata temen itu adalah hafalan. hafal akan gerakan dan kebiasaan patner, cara mereka insting mereka. tiki taka tentang #pengertian
tiki taka, kata saya adalah tentang satu dua sentuhan, ini tentang peran kesemuax bukan satu saja, tiki taka tentang peran #kebersamaan
tiki taka itu membawa bola dg durasi waktu yg lama, mencari luang terbuka, selalu berusaha mencari celah dg sabar. tiki taka tentang #sabar
tiki taka tentang kedisiplinan dan mengetahui posisi masing2, mereka mengetahui kemampuan diri sendiri, tiki taka tentang #pahamiDiriSendiri
tiki taka mengalir dengan cepat, sewaktu-waktu bisa saja berpindah dari satu tempat ke tempat lain, smw itu jd mudah+indah krn #kerjasamatim
tiki taka tidak menonjolkan permainan individu, melainkan menonjolkan kemampuan melihat situasi, kesempatan, terpenting adl #analisis
tiki taka mungkin adalah sebuah teka teki yg sangat istimewa, kemana bola datang dan akan diberikan, bahkan sang pencetak goal, #kejutan
tiki taka bukan sekedar sebuah cara mengolah bola, tetapi menjadi cara mengolah tim sbg individu dan kelompok, ini jg jd managemen kerja.
tiki taka, sudah berkembang menjadi kesamaan diatas perbedaan, sm2 mampu menendang dan mengoper. ini tentang #penyamaan dr #perbedaan
tiki taka, sebuah cara untuk mencapai tujuan akhir sebuah kemenangan, itulah sepakbola #berorientasi_hasil_akhir
        Demikian kawan, sekilas tentang tiki taka, cara bermain yang dipraktekan oleh tim Barcelona. Sementara saya hanya belajar mengambil hikmah yang terpendam didalamnya dengan persepektif manusia dan pemain bola (belum professional). Semoga bermanfaat kawan, salam dari Sang Penggembala, Tyas Haryadi…. ^_^

17 Apr 2012

Hari Berbahasa Daerah

Bahasa Jiwa Bangsa.
       Bahasa-merupakan sebuah pencerminan dan jatidiri sebuah bangsa, dimana bahasa itu sendiri menjadi sesuatu yang penting. Pentingnya bahasa mungkin tidak hanya dalam hal berinteraksi sesama manusia, sampai mengutarakan isi hati. Tetapi dewasa ini, bahasa juga menjadi harkat dan martabat sebuah bangsa. Dimana, semakin banyak yang memperlajari dan menggunakan bahasanya tentu akan menjadikannya prestis tersendiri. 
       Begitu pula halnya dengan Indonesia, yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa, dan berbagai macam bahasa daerah. Kekayaan bangsa ini mulai terlupakan sekarang, karena banyak pendidikan baik formal atau non formal lebih menekankan pembelajaran bahasa asing, bukan bahasa daerah. Sehingga banyak anak-anak muda sekarang fasih berbahasa Inggris, arab, jepang, tetapi tak cakap dalam berbahasa daerah. Sudah waktunya diadakan hari berbahasa daerah, agar kekayaan bahasa negeri ini tidak hilang apalagi sampai punah. Selain karena faktor budaya ada faktor lainnya yaitu prestisnya, bagaimana bisa kita menjadi besar kalau tidak menghargai, memakai dan memahami bahasa sendiri. Dalam bahasa jawa ada istilah “wong jawa kudu jawani”, ini bisa diartikan bahwa orang jawa harus benar-benar menunjukkan jatidirinya sebagai orang jawa. Tentu dengan semakin banyak bahasa daerah yang digunakan akan meningkatkan prestis bahasa itu sendiri, termasuk Negara Indonesia.
TYAS HARYADI, Jurusan Teknik Informatika UIN Maliki Malang.
 
       Ini pula yang saya kirim ke JAWAPOS kemarin kawan, Alhamdulillah g’tembus. Jadi punya hak untuk saya sebar luaskan ke khalayak banyak. Kenapa ini saya anggap menjadi penting? Karena bahasa adalah sebuah harga diri untuk suatu bangsa dan juga sebuah suku, lalu bagaimana jika suatu suku sudah tidak paham dan tidak menggunakan bahasanya sendiri? Dimana harga dirinya? (jangan dijawan dihatiku!) | Dalam hal ini adalah sangat erat hubungannya denga kearifan lokal, bagaimana barang made in Indonesia bisa dicintai, jika kita sendiri tidak mencintai produk lokal kita (bahasa salah satunya). Dalam hal ini (hari berbahasa daerah) tak hanya hal teknis yang perlu diperhatikan, tetapi lebih kepada hal mendasar yaitu CINTA.
        Nah, lagi-lagi kita ngebahas CINTA, cinta ini adalah kecintaan terhadap bahasa daerah itu sendiri. Yang pertama tentu bahasa daerah kita, yang selanjutnya adalah seluruh bahasa daerah di Indonesia. Kenapa? Perlu diingat, kekayaan negeri ini adalah keaneka ragamannya, termasuk bahasanya yang beraneka ragam. Layaknya kita tak hanya mengusai satu bahasa daerah, minimallah kita paham sedikit-sedikit tentang bahasa daerah disuatu wilayah. Jangan sampai kita tidak paham sama-sekali dan mengaku sebagai orang Indonesia. Mari membuat hari kita tak lepas dari bahasa daerah, menggunakan bahasa sendiri, berbagi dengan suku lain (saling belajar) dan tetap menjunjung tinggi bahasa persatuan. Yaitu bahasa Indonesia, semoga bermanfaat kawan. Salam dari Sang Penggembala, Tyas Haryadi…. ^_^

15 Apr 2012

Tentang Wanita dan Pria

Pria dan wanita.
Wanita adalah mahluk yang paling apresiatif, lihatlah ketika dia memberi selamat, lihatlah ketika dia mengobarkan semangat, tengoklah saat dia tersenyum dalam simpul singkat, dan tentu terasa sikapnya nan hangat!
Wanita itu tentang perhiasan terindah didunia (kata bung Rhoma, istri sholeha), wanita tentang luas samudera yang memanjakan mata, wanita itu tentang ibu, istri & anak!
Aku hanya pecinta wanita, yang menghargai setiap ibu seperti ibuku, setiap adik seperti adikku, setiap kakak seperti kakakku (kata irwansyah, pecinta wanita tapi bukan buaya).
Caraku dengan hatiku, cium manis untuk ibu, adikku, doa rinduku untuk calon ibu dari anak2ku, barokallah untuk kaum hawa didunia, dan syukur tetap selalu tercurah pada Tuhan semesta alam. #ALLAH
*belajar banyak dari kakak2, adik2 & ibu2. :')

Ku belajar tentang pria dari ayah, matanya menatap tajam, dia keras kepala, yang dia tahu tentang perjuangan, yang dia lihat jarak jauh, dia bervisi jelas, misinya juga tegas!
Yang diajarkan ayah pria jangan cengeng, pria itu lebih suka melihat ombak yang menerjang karang bukan sawah nan damai! Pria itu tentang api (bukan pengendali api, avatar), pria itu berjati diri (pria punya selera, bahasa iklan), pria itu imam!
Tapi dalam hati ayah ada ruang yang tak terungkap, tak seorangpun tahu, ditutup dinding baja, diberi laser, digembok (kuncinya dibuang kesamudera). Ruang itu adalah ruang kelembutan hatinya, saat ayah memeluk, mencium, ruang sayang yang tak bisa terungkap oleh kata, ruang cinta yang saking sucinya tak boleh satupun menjamah! Kelogisan kadang lebih tampak dari ruang itu, tapi disanalah sumber kelebihannya dari kaum hawa.
Pria adalah seorang petarung yang tak mau kalah (itu kenapa mereka kurang apresiatif), kadang mereka kalah dengan nafsu untuk menang sendiri, itulah naluri pria (naluri lelaki, samson). Mereka punya tantangan, mereka punya kemauan, kerja keras. Tapi msh ku ingat pesan ayahku, "mbesok pean ngopeni anake wong le!" (nafkah lahir batin), baru ku kepahami, resapi lalu lakukan mulai itu, pria itu tentang imam yang baik (bukan imam mahdi).
*terimakasih ayah kau mengajariku, pesan untuk para ayah & calon ayah. (nunjuk mata)! Ini amanah dari Allah, bukan sekedar isap jempol!
Sedikit tentang wanita dan pria dalam gelap malam setelah sholat isa’ jama’ah di masjid Al-Hijrah PESMA (pesantren Mahasiswa) DARUL HIJRAH, Lowok Waru kota Malang. Semoga bermanfaat kawan, salam dari Sang Penggembala, Tyas Haryadi… ^_^

13 Apr 2012

24 jam di Mojokerto

hasil hunting foto di mojokerto.
saya di candi tikus.
Bajak dengan lembu.
       Mojokerto adalah kota yang tidak asing lagi untukku nawak (bahasa malangan dari kawan), karena eyangku (ortunya bapak) tinggal disana. Walau tak terlalu lanyah (lancar dan memahami seluk beluknya), tetapi secara garis besar mulai memahami. Sewaktu kuliah di UIN Maliki Malang, jurusan TI (teknik informatika), aku sering berkunjung kerumah eyang. Dengan membawa berbagai macam misi, dan kali ini saya membawa misi jihad fiisabilillah untuk menyampaikan amanah dari orangtua kawan. Kenapa? Karena sebenarnya orangtua saya baru saja kerumah nenek, setelah bulek (adiknya bapak) melahirkan dengan operasi cesar. Walhasil beliau kesana juga membawa teh hijau, merasa teh itu bermanfaat untuk kesehatan dan merasakan hasilnya, ibu dan bapak nyuruh saya untuk mengantarnya kerumah nenek dan kakek. *berbakti benar ibu dan bapak saya kepada orangtua, perlu dilampaui kebaktiannya… ^_^
        Nah, sayapun yang beberapa minggu terakhir PP (pulang pergi, bukan pulang pagi) Malang Magetan tiap minggunya memang mengakhiri masa bermotor. Dan akan kemalang dalam misi “ngangsu kaweruh” dalam periode waktu yang cukup lama (biasanya satu semester). Nah kali ini selain mengantarkan amanah (berjuang fiisabilillah bahasa saya), saya juga bakal silaturohim ke teman2 sekitar, mengambil pembelajaran lebih dari dunia keagamaan disana, alam dan ngenalin bisnis CMS (cah magetan studio). Banyak ya? Saya mah punya motto “sambil menyelam minum susu, nonton bioskop, dan olahraga.” Komplit dah, satu kegiatan untuk multi manfaat. :D
        Saya menyelesaikan dahulu urusa KRSan di jurusan, sebenarnya ada sedikit evaluasi, katanya online, tapi kok masih harus minta tanta tangan dan lain sebagainya? Seharusnya kan tidak ada, kalau ada itu namanya masih offline. Sudah, tanpa memperhitungkan hal-hal diatas, saya berangkat ke mojokerto pukul 11.15. Sambil meliuk-liuk dijalan saya masih berpikir tentang satu hal “saya belum sholat duhur”, dihati saya banyak-banyak istigfar, takut jika nanti mati sebelum selesai melakukan sholat. Mungkin Allah masih memberi kesempatan untuk diri ini selalu bernafas, wal hasil sampailah saya di Mojokerto (rumah nenek) dengan keadaan selamat, sehat wal afiat. Sebenarnya, saya juga sedikit menyia-nyiakan waktu karena lewat jalur yang belum pernah saya lewati (istilah kerennya ”ngukur dalan”). Sehingga sampainyapun menjadi molor, tak sesuai dengan target. Selalu ada hikmah dibalik hikmah kawan, minimal hal yang selalu saya yakini itu selalulah terjadi. 
       Setelah sampai dirumah kakek dan nenek (eyang kakung eyang putri, bahasa saya), saya cium tangan keliling dengan bulek (adiknya bapak) dan kedua eyang. Dalam hal ini saya masih ingat pesan ortu “dadi bocah iku kudu ngormati wong tuwo le!” (jadi anak itu harus menghormati yg lebih tua nak!), itung-itung nabung buat nanti tua saya juga. :D | setelah bercerita panjang lebar, dan lebar panjang, sorenya saya nyempatin membaca buku “KICK ANDY”, buku yg menceritakan sebuah acara televisi di METRO TV ini memang memiliki banyak inspirasi. Subhanallah pokoknya, dan akhirnya sayapun paham bagaimana memaknai dan mengambil banyak pelajaran dari sana. Nah, malamnya magrib dan isa’, lagi-lagi saya diajari oleh pemuda dan masyarakat disana. Musholla-musholla dan masjid ramai dikunjungi oleh mereka yang masih anak-anak, beberapa orang remaja dan banyak juga sesepuh (orang yg sudah sepuh). Saya berucap dalam hati, “disini mirip kampung santri”, walau pengetahuan agama dilihat sepintas masih pas-pasan, tapi jangan sepelekan keinginan untuk berbuat baiknya, subhanallah.
        Saya sebenarnya ingin menjadi muadzin, karena memang sudah lama tak menjadi muadzin. Alhamdulillah Allah merestui mengumandangkan iqomah, *disyukuri kawan. Ingat, hal yang sangat jarang dilakukan oleh orang-orang sekarang adalah bersyukur, maka mulai sekarang mari bersyukur. ^_^ | lalu beberapa kalipun saya masih ditanya-tanya oleh para tetangga “tyas ta? Anake cak ran? Wes gedhe yo?” | “nggih cak/bu/mbah (yg manggil banyak), diopeni kaleh bapak!”. Nah, satu lagi kawan pesen saya, eyang, ataupun orangtua suka sama anaknya yang “srawung” (akrab dengan tetangga dan sekitar), jadi penting anda ramah dan menyapa semua orang yg dilalui dijalan, walau anda tak kenal. Itung-itung ngembangin budaya ketimuran juga euy… -_^ | dan saya lewati malam itu dengan senyum ria dan berbagi cerita dengan keluarga eyang, adik-adik keponakan, dan lain sebagainya. Saat semua sudah mulai tidur, saya khatamin dulu buku yang memang mau saya habiskan disana.
        Satu lagi kegiatan sore itu yang belum saya ekspos, yaitu menimba air untuk keperluan masak. Maklum daerah pegunungan, tergantung sama PDAM, sementara PDAM sedang bermasalah karena longsor di daerah pacet kawan. (semoga semuanya selamat dan diberkahi Allah, amin…) | diwaktu itu saya melihat eyang putrid menimba, sementara eyang kakung memberi makan ayam (eyang kakung kakinya sakit, jadi tidak bisa kerja keras). Walhasil saya dengan sangat mengharap bisa membantu eyang putrid, saya timba, saya angkat ke tempat penampungan untuk masak. Kapan lagi bisa berbakti sama ibu dan bapaknya bapak? Saya sekarang menggantikan SUPIRAN PUJO HARTONO (nama bapak saya kawan). Nah, disini juga ada hikmah, respek kawan, respek, anda tak akan istimewa jika tak memiliki respek yang baik. Paginya, adzan subuh (sebelumnya) Alhamdulillah terbangun, masih sempat sholat dua rekaat dan berangkat ke musholla untuk sholat subuh, bisa iqomah lagi dan ngaji sampai matahari terbit lagi (sesuai rutinitas setiap harinya). Pagi itu target saya adalah mau silaturohim ketempat teman yg kenal lewat twitter (motto saya, kunjungi semua saudaramu, ini tentang sunah untuk silaturohim kawan). Dan satunya lagi adalah hunting foto dan video + ngabadikan keluarga dirumah eyang.
        Alhamdulillah targetpun terpenuhi, saya sudah dapat foto dan video keluarga. Lalu berkelana sebentar ke daerah pegunungan di dekat rumah eyang, subhanallah, saya mendapat sesuatu yg luar biasa. Mulai dari adat istiadat nan masih terjaga, bajak sawah dengan sapi, rumah gedeg (rumah dari anyaman bambu), pertanian. Dan juga hal yang memeriskan hati, pertambangan batu yang kurang menjaga kelestarian lingkungan. Pemandangan yang indah di sungai dan tanaman pagi disekitar bebatuan, sungai yang meliuk-liuk, jembatan kayu yang mulai rapuh, sampai ulat nan berbulu lebat tak luput dari jepretan dan video saya. Untuk yang kali ini saya hanya bisa menjabarkan lewat hasil kawan (foto dan video). ^_^ | selanjutnya saya kembali saat waktu mendekati sholat duhur, lalu sholat dahulu di masjid, pulang kerumah eyang, makan siang sambil membaca buku-buku terakhir. Dan akhirnya bersiap untuk kembali lagi kemalang! Kali ini saya sangat bersyukur memiliki keluarga mojokerto, cintailah keluargamu kawan, maka kau akan memulai mencintai setiap keluarga yang ada didunia. Karena keluarga2 itu akan mengingatkanmu akan keluargamu. *_*

        Sebelum kembali ke Malang, saya sempatkan mencari daerah jatirejo, alamat temen yang namanya dian. Hanya ingin tahu lebih tentang suatu daerah, tetapi Allah mengarahkan saya masuk candi tikus, pernah lewat beberapa kali tapi belum pernah masuk. Alhamdulillah kali ini masuk dan menikmati keindahannya, lalu cabut ke Pasuruan. Karena saya kembali memanfaatkan waktu untuk silaturohim kawan. Sempat kehujanan (basah kuyub) di sekitar kec. Gondang sampai kec. Dlanggu. Cerita selanjutnya berlanjut ekpedisi ke Pasuruan kawan, sekian terimakasih. Semoga bermanfaat, salam dari Sang Penggembala, Tyas Haryadi… ^_^

12 Apr 2012

Flahsback, Jabang Bayi

       Kelahiran adalah sebuah moment langka, dimana satu nyawa telah hadir di duni yang fana ini. Seorang pemimpin telah datang, kelak dia akan menjadi pemimpin besar (minimal pemimpin dirinya sendiri). Hal ini menjadi luar biasa jika kita mampu mengambil hikmah dari sebuah kelahiran “jabang bayi” kawan. Seperti itupula yang ingin saya bagi dari postingan kali ini, tentang kelahiran seorang anak manusia yang sekarang bernama Tyas Haryadi. Di sebuah desa nan sepi dan masih hijau bernama Kuwonharjo, di kec. Takeran kab. Magetan Jawa Timur Indonesia. Pada 1 Februari 1991, tepatnya pukul 23.30 an, lahirlah seorang laki-laki yang sekarang tengah mengetik tulisan ini. Yups, kawan, itulah kelahiranku.
       Saya lahir pada jumat kliwon, tak tahu tepatnya itu malam jumat kliwon atau jumat kliwonnya sendiri. Kata orang itu adalah malamnya para hantu keluar (lah, saya keluar dari rahim malam itu). Tapi, selalu ada hikmah disetiap apapun yang terjadi, termasuk kelahiran saya itu. Malam hari merupakan sesuatu yang membuat saya selalu berani menghadapi apapun, karena meraka yang lahir malam sudah terbiasa tanpa cahaya, sudah terbiasa dalam kesepian, dan sudah terbiasa memecahkan keheningan dengan tangisannya. Saya lahir dirumah nenek di magetan, beliau bernama Djainem (bacanya Jainem, karena pakai ejaan lama), dan alm. Kakek saya Sastroredjo karmoen (bacanya Sastrorejo Karmun, sama ejaan lama juga). Saya adalah cucu kesekian dari nenek dan kakek baik dari ibu atau bapak, tetapi cucu pertama dan mungkin satu-satunya yang lahir dirumah itu.
        Saya lahir dengan bantuan seorang dukun bayi (bukan dukun santet), yang tidak lain beliau masih saudara ipar dengan nenek saya. Beliau adalah mbah suminem (kalau ejaannya kurang paham, belum lihat KTP beliau). Rumahnya juga ada dibelakang rumah nenek, jadi begitulah kehidupan didesa, kiri kanan keluarga dan serba melengkapi. Saya juga tidak tahu persisnya bagaiman saya lahir, hanya saja saya mengetahui dari beberapa kali ibu cerita dan ayah cerita. Ingat kawan, ibu dan ayah kita tentu sangat mengingat darah dagingnya lahir, maka mintalah mereka untuk bercerita, walau kita sudah mendengarnya berkali-kali, tapi berkali-kali pula keduanya tak akan bosan bercerita dan akan membuatnya bahagia (membahagiakan orangutan dr hal-hal kecil). Saya lahir dalam keadaan sehat wal afiat, tanpa kekurangan suatu apapun. Ayah saya mengadzani dan mengiqomahi ditelingan kanan dan kiri secara bergantian. Dan jadilah keluarga dirumah menjadi ramai karena kehadiran saya.
       Zaman dahulu, USG memang bukan barang langka, tetapi masih barang mahal, apalagi untuk keluarga ibu yang tergolong orang pas-pasan. Ayah saya adalah seorang karyawan perusahaan swasta, beliau bekerja sebagai mekanik Kapal laut, kapal barang. Beliau memiliki nama asli SUPIRAN, tetapi sewaktu menikah nama beliau menjadi lebih panjang yaitu SUPIRAN PUJO HARTONO. Sementara ibu saya adalah ibu rumah tangga, tidak boleh bekerja oleh bapak. Beliau bernama asli YATMI, dan dipernikahan yang sama pula namanya berubah menjadi YATMI SRI UTAMI, tetapi akhir-akhir ini kembali ke nama singkat beliau YATMI. Jadi ibupun saya tanya sudah adakah tanda-tanda mau punya anak laki2? Beliau hanya menjawab dengan polos, “ngimpi le, ngimpi ngukurungi jago, jagone bagus manut, jarene mbah lanang kuwi tanda anake lanang!” satu hikmah besar yang harus anda catat USG ZAMAN DAHULUADALAH MIMPI… :D
       Kata ibu, saya ada itu 8bulan setelah beliau berdua menikah. Memang waktu yang cukup lama, dari situlah saya paham, seberapa berarti seorang anak setelah anda menikah kelak. Ketika saya tanya bagaimana bu’ ngelahirin, “rasane yo ra karuan le!” (rasanya tidak bisa digambarkan). Hati saya terdentum meriam, ibu ILU IMU INU (I love you, I miss you, I need you). Sungguh sebuah hal yang istimewa, ketika kita mengetahui proses kelahiran kita sendiri. Tentu banyak cerita dari kawan-kawan yang lebih menyentuh hati, sementara saya hanya sederhana, apa adanya dan setahu saya. Karena ibu bukanlah seorang sastrawati, atau pujangga yang pandai merangkai kata. Beliau adalah ibu sederhana yang mengajari saya dan anaknya tentang kesederhanaan, menanmkan pentingnya kejujuran. Sementara akses komunikasi dengan bapak memang terbatas oleh waktu, satu hal kawan, syukuri semuanya ALHAMDULILLAH…. Yang ingin saya ajakkan kali ini, mari flashback sebentar tentang masa-masa lalu kita, itu akan menghidupkan hari, menambah koreksi, menajamkan ingatan, melatih kepekaan, dan selalu menjadi proses belajar tiada henti sampai mati. Semoga bermanfaat, salam dari Sang Penggembala, Tyas Haryadi…. ^_^

10 Apr 2012

Polwan Cantik, Interogator Korupsi Handal

       KORUPSI-memang sudah meraja lela dinegeri ini, masalah ini sebenarnya tidak begitu berbeda dengan ketergantungan Negeri ini kepada BBM (Bahan Bakar Minyak). Kenapa tidak begitu berbeda? Karena sama-sama ada biang yang membuat masalah makin ruwet. Jika dimasalah BBM ada para pendemo yang kadang bertindak anarki dan tidak menyalurkan aspirasi tidak pada tempatnya. Kalau di korupsi ada aktornya (koruptor), yang selalu mengelak dan tak pernah jujur kepada interogator, saat persidangan bahkan dirinya sendiri. 
       Seharusnya kita belajar dari penyelesaian masalah demo pada saat kenaikan BBM. Pada saat pendemo memasuki masa-masa krusial, banyak polwan cantik yang dikerahkan untuk meminimalisir pelecehan seksual (tujuan polisi). Tetapi efeknya lebih lagi, karena para pendemo menjadi tidak anarkis, dan lebih bersemangat untuk orasi memperjuangkan aspirasi rakyat. Bagaimana jika interogasi para koruptor dilakukan oleh polwan cantik? Tentu tidak hanya cantik fisiknya, tetapi juga cantik perangai, ilmu dan akhlaknya. Bisa jadi para koruptor akan bisa berbicara jujur dan selepas-lepasnya tentang kronologi atau detil korupsi yang terjadi atau dia ketahui. Tentu menangani koruptor tidak harus dengan keras, mungkin kelembutan hati dari polwan yang cantik pula hatinya bisa menjadi pelunak pikiran koruptor. Memang wanita adalah mahluk yang lemah lembut dan terbuka, sehingga koruptor nantinya juga berhati kewanitaan (lemah lembut dan terbuka) setelah diinterogasi oleh wanita (polwan).
TYAS HARYADI, Jurusan Teknik Informatika UIN Maliki Malang.
 
       Dalam gagasan kali ini (yg saya kirim ke jawa pos juga), sebenarnya ingin berbagi satu hal. Yaitu ~> wanita itu spesial! Kenapa? Tahukan kita tentang surga ditelapak kaki ibu, lalu sahabat bertanya kepada Rasulullah tentang orang yang harus dipatuhi? Maka Rasul menjawab, ibumu, sahabat itu bertanya sampai empat kali, tahukan jawabnya? Ibumu, ibumu, dan yang keempat adalah ayahmu. Hal ini sudah mencerminkan seberapa istimewa wanita, ibu kita, istri kita, dan anak kita kelak. Anda tentu bisa berpikir, maka pikirkan tentang istimewanya wanita. Eksploitasi apa yg ada di otak anda, luapkan dalam doa, kata, tulisan, pujian, puisi, lagu, dan lain sebagainya. Dan pastikanlah anda bisa menghargai wanita, mengerti wanita, karena wanita ingin dimengerti kawan, dan sebagai umat muslim kita harus mengasihi kaum hawa, meluruskan pula bengkoknya. Semoga bermanfaat, salam dari Sang Penggembala, Tyas Haryadi… ^_^

8 Apr 2012

Hanya Rakyat Jelata yang Belajar Nasionalisme

Nasionalisme dari ujung negeri.
       Rakyat-adalah status saya sekarang, kedepan, dan selama-lamanya (itulah filosofi hidup saya), agar diri ini tetap dan selalu merakyat! Walau saya bermimpi menjadi presiden Indonesia kelak (kalau targetnya sih, th 2020), tapi saya harus tetap jadi rakyat agar merakyat, mulai sekarang, kedepan, dan akan datang. Ini dia kawan, yang sulit dipikirkan dan dilakukan oleh orang-orang sekarang ~> “rendah hati, bukan rendah diri!”. Saya juga sedang belajar, sungguh saya belajar menjadi orang paling tidak punya, menjadi orang paling sederhana, dan mencoba berbagai posisi, sebanyak mungkin, sejauh mungkin. 
      Dan kali ini, saya ingin berbagi tentang satu hal, NASIONALISME. Kadang seorang rakyat seperti saya, yang masih punya KTM (kartu tanda mahasiswa). Dibilang mandiri kadang masih dikirimi, dibilang minta terus ya sesekali menghidupi diri sendiri (hitungannya bulan), yang ngerintis usaha tapi masih dalam taraf nyari tanah dan nyiapin batu pertama (logika pembangunan). Memang cukup riskan, ketika saya bilang NASIONALISME, lalu mengajak mereka (tu orang yg ketemu dg saya) untuk mencintai negeri ini. Kebanyakan mlengos (berpaling tanpa menganggap, b.jawa), tak sedikit pula yang memberi pujian (kali ini makna berlawanan, mereka mencela atw mengejek), tapi saya anggap itu adalah pujian, karena saya ingat sebuah motto kakak PRAMUKA di SMA (kriwil julukannya) ~> “anggaplah pujian sebagai kritikan dan kritikan sebagai pujian”.
        Hal saya ketahui tentang NASIONALISME hanya satu hal, yaitu rasa cinta. Banyak yang menjelaskan secara ilmiah, melalui literature-literature yg komplit, sampai dalil-dalil para manusia (bukan Rasul). Tapi nasionalisme sangatlah dekat dengan rasa cinta, yaitu cinta pada tanah air, negeri ini, INDONESIA. Dan hal itu menumbuhkan nasionalisme dalam jangka panjang, serta continue. Kawan, nasionalisme bagi rakyat jelata seperti saya ini adalah cukup sederhana, cukup melakukan terbaik yang mampu saya lakukan sekarang. Tak perlu terlalu berlebih dan kekurangan (karena yg berlebih dan kekurangan itu tak baik). Wal hasil, saya mulai dengan menanamkan, bahwa jika KTP saya, paspor saya, dan tanda pengenal lain masih WNI. Maaf, NKRI HARGA MATI!
        Lalu, saya tanamkan pada diri ini untuk cinta pada produk dalam negeri. Dalam hal ini bersifat global, produk dalam negeri ini memiliki banyak subtansi (cabang2, dan sub2, bukan sayur itu). Mulai barang dagangan (makanan minuman, pakaian, kendaraan, alat2 elektronik, dkk), lanjut ke barang hiburan (musik, film, animasi, lan sak piturute [dan lain sebagainya, b.jawa]), mengkol ke olahraga, menikuk tajam ke jodoh juga (produk dalam negeri). Sebenarnya masih banyak lagi subtansi yang lain, tapi ambil sedikit lalu amalkan, ilmu itu harus aplikatif bukan hanya jadi persepektif. Saya masih berteriak kesana-kemari tentang nasionalisme, dan belajar sedikit demi sedikit, yg kelak akan jadi samudera.
        Nah, kali ini saya ingin bercerita sedikit tentang kisah kasih hati saya dalam belajar Nasionalisme kawan. Saya mulai dengan no telp, beberapa kali saya meyakinkan diri dan kawan2, bahwa saya tak akan semuda itu untuk ganti nomor. Tetapi, setelah saya lihat, saya pilah dan pilih, hanya Telkom dan Telkomsel yg merupakan kepemilikan dalam negeri (walau tak 100%, minimal sahamnya maksimal di Indonesia) apalagi ini BUMN. Walhasil saya ganti nomor, mendapat protes, dukungan, dan lain sebagainya. Saya mulai sadar, seberapa nasionalisme itu memang sudah mulai berkurang di Negeri ini, bahkan mulai hilang tanpa bekas kawan. Terbaru, saya juga membeli sebuah kaos, sepatu, kaoskaki, sampai tas karier, juga mencari yang made in Indonesia. Yang paling menyita perhatian adalah baju merah putih, Indonesia, baju yang dipakai p. Andi Malaraeng (MENPORA). Baju itu beberapa kali saya buat kuliah, dan kawan2 sampai dosenpun juga komentar tentang kostum ini. Satu hal kawan, mereka mengakui seberapa dibutuhkan Nasionalisme, rasa cinta akan negeri ini!
        Saya memang belum tahu zaman dahulu seperti apa, tapi ketika Indonesia meredeka, sebenarnya kita punya ideologi dan nasionalisme yang tinggi. Dapat dilihat dr pengakuan bangsa-bangsa lain dan beberapa pimpinan memiliki peran penting dalam dunia internasional. Terbaru saya mendengarkan MP3, tentang pidato-pidato yang membakar nasionalisme dari Bung Karno. Sesuatu yang sangat jarang dilakukan para pemimpinan negeri ini, sungguh sangat ironis. Maka, marilah belajar nasionalisme, dari hal kecil yaitu cinta. Begitulah kami rakyat jelata yang belajar nasionalisme. Semoga bermanfaat, salam dari Sang Penggembala, Tyas Haryadi…. ^_^

6 Apr 2012

Arti dan Manfaat (pemaknaan sebuah puisi)

       Wahai kawanku nan budiman (walau nama kalian bukan budi), banyak orang yang membaca puisi, tak tak semua orang memahami, banyak orang bicara sajak, tapi tak semua manusia paham apa itu sajak. Itulah pujangga, mereka berpikir luas, dalam, tapi membiarkan orang lain mengambil makna semampunya (senyampenya bahasa mudanya). Seperti itu pula ketika saya membuat puisi nan benar-benar dari hati, sebagian memaknai hanya kandungan kasarnya, bukan kandungan dalamnya. Satu hal yang saya ingatkan untuk teman-teman, membaca puisi itu hikmahi dengan hati, tak hanya dengan otak. Seperti puisi saya kali ini, yang berjudul “Arti dan Manfaat” semoga benar2 berarti dan bermanfaat (niatan dari hati) ^_^….

wahai mahluk berhati,
wahai mahluk bernafsu,
wahai mahluk berakal,
semua ucapmu tentang kata, apakah kata hati?
yg di mengerti, mengandung hikmah,
banyak homo sapiens yg maknai,
sampai kapan?
sampai tak bertemu mentari, sampai mati, sampai bertemu dengan Illahi....
semua hanya tentang arti dan manfaat,
seberapa berarti dan menjadi mulia karena manfaat....
*puisi jumat mubarok dari Sang Penggembala,,,, :)

        Puisi diatas tujuannnya adalah untuk para manusia, sebagai mahluk berhati, tapi tak terlalu memakai hatinya, yang bernafsu, dan terlalu mengumbar nafsunya, yang berakal tapi malah pandai mengakali kebenaran dan orang lain. Sungguh, yang saya maksud adalah kata (ucapan) adalah hal yang sangat urgen, sangat penting. Karena semua berawal dari kata, dan “mulutmu itu hariamumu” <~ iklan produk dalam negeri. Kata ibu saya “lidah tak bertulang, ngomong ora kulakan (bicara tidak beli bahan baku)”. Apakah ucapan itu sudah dari hati, hati itu bisa jadi bisikan syetan, tapi terbesar adalah fitroh kita nan suci. Sudahkah kata2 kita itu di mengerti, sudahkah kata-kata kita itu mengandung hikmah, banyak manusia yang mampu memaknai dan mengamalkan? 
       Lalu saya bertanya, sudah puasakah anda? (dengan kalimat “sampai kapan?”) sampai kita tak berjumpa sinar matahari, sampai mati dan sampai bertemu illahi (kiamat), karena semua yg kita bagi masih berarti sampai sekarang dan akhir zaman kelak. Lalu, seberapa berarti, dan seberapa bermnfaat (ingat khoirrunnas anfauhum linnas = sebaik2 manusia adalah yg bermanfaat bagi yg lain). Intinya mampu memberi arti dan bermanfaat bagi yang lain. Semoga bermanfaat kawan, salam dari Sang Penggembala, Tyas Haryadi…. ^_^

Maaf dan Terimakasih untukmu Ibu Bapak

Ibu dan Bapak. (imajinasi)
"ibu bapak masih selalu mengkhawatirkan anaknya ketika anaknya sudah berkeluarga sekalipun."
"ibu bapak masih bertanya akan kebiasaan anaknya, walau anaknya sudah bercucu!"
"dan hanya ibu dan bapak, selalu memberi apapun, sampai nyawanyapun rela diberikan kepada anaknya!"
"tapi, anak tak pernah berpikir untuk membuat orangtuanya tersenyum, berterimakasih dan mohon maaf setiap saat, lebih parah, ingatnya hanya waktu ada perlu!"
"alhamdulillah, sekarang anak selalu perlu kepada orangtua, karena di ibu bapaklah ridho orang Allah hadir, masihkah qt tak ingat orang tua."
"yang dekat orangtua, cium tangan kedua ortu, minta maaf, ucapkan terimakasih."
"yang jauh, angkat hp, telefon, g'ada pulsa? puasa buat besok! ortu sering puasa untuk anaknya. kenapa anaknya tak mau puasa demi telfon ortunya?"
"ingat luasmu sebelum sempitmu, ingat sehatmu sebelum sakitmu, ingat hidupmu sebelum matimu!"
"dikala qt dipenjara mungkin tak bisa bersua dg ortu tiap saat, ketika koma tak ada senyum dan cium tangan untuk beliau berdua, dan jika kita mati ortu yang akan ingat selalu dengan anaknya, akankah qt seingat itu kepada ortu ketika beliau meninggal kelak?"
"dan jika beliau berdua sudah tiada, tak ada penyesalan, doa qt kita masih berguna, amal qt atas nama beliau, dan jadi ayah/ibu yg baik untuk anak kita (baik sekarang atau kelak)!"
"semua orang terlahir dari seorang ibu dan seorang bapak, dan kita kelak juga jd seorang ibu atau seorang bapak."
#ibu bapak, maafkan kami anak2mu, terimakasih atas segalanya.... :')
        Ini dia kawan, sedikit curahan hati di FB sy. Sebenarnya ini bukan kenapa2, tapi karena dahulunya aku ingat, betapa diri ini terlalu melupankan betapa baiknya orangtua. Diri ini juga sering mengabaikan, mencari senyum orangtua, terlalu sibuk dengan diri sendiri, terlalu sibuk dengan mimpi-mimpi. Padahal yang diingin orang tua tak banyak, hanya ingin melihat dan mendengar kita bercerita dengan berapi-api tentang mimpi-mimpi kita. Lalu mereka berdua akan mendoakan semaksimal mungkin, walau tak terlalu paham dan mengerti sekalipun, beliau berdua tetap mendukung. Sejauh apa kita berkontribusi kepada orangtua kawan? Tak perlu memberi banyak, mulai saja dengan menyisihkan waktu, berterimakasih, minta maaf dan membuat senyum simpul dibibir keduanya.
        Satu lagi yang akan selalu aku ingatkan, anak kita kelak (yg belum punya anak) akan seperti kita. Mari sayangi ortu, karena Ridho Allah ada di ridho kedua orangtua dan murka Allah ada dimurka kedua Orangtua. Kita kelak juga jadi orangtua, pikirkan saat itu, saat kita berada diposisi orangtua, dan anaknya seperti kita sekarang! Bagaimana perasaan qt? itulah kurang lebih perasaan orangtua, walau bisa jadi orangtua kita lebih sabar dan lebih bijak. Semoga bermanfaat kawan (netesin air beneran gw)…. Barokallah ibu bapak tercinta, salam dari Sang Penggembala. Tyas Haryadi…. ^_^

5 Apr 2012

Vertical Garden, solusi lahan minim

Masuk Gagasan di Jawa pos.
       TAMAN-mungkin menjadi hal yang sangat langka bagi mereka yang tinggal didaerah perkotaan, berbeda dengan yang tinggal di pedesaan, karena relatif memiliki halaman luas. Apalagi mereka yang tinggal di pemukiman padat penduduk, rumah susun, apartemen, atau perumahan yang sempit tentu akan kesulitan memiliki taman. Mengingat, pentingnya dalam rumah memiliki taman atau tanaman hijau sebagai sirkulasi udara dan penyedia oksigen bagi manusia. Maka, dewasa ini tentu Vertical Garden bisa menjadi solusi cerdasnya.
        Kenapa harus Vertical Garden? Karena taman jenis ini tidaklah terlalu membutuhkan tempat yang luas. Karena memang memanfaatkan media yang meninggi, dan bisa menggunakan bahan-bahan sederhana, seperti bambu, pipa paralon, dan juga botol minuman. Selain sederhana bahannya, perawatannya juga tidak ribet, air yang digunakan untuk menyirami jika berlebih akan turun langsung ke tanaman dibawahnya, begitu seterusnya. Dalam hal lain, taman ini bisa dipindah-pindah tempat tanpa kesulitan. Yang terpenting lagi, taman ini tidak harus berada diluar rumah, karena jenis tanamannya memang tidak terlalu membutuhkan sinar matahari. Jadi, sekarang punya rumah dikota yang sempit juga bisa punya taman yang hijau.
TYAS HARYADI, Jurusan Teknik Informatika UIN Maliki Malang.
 
        Tulisan inilah kawan yang terpampang dalam Gagasan di Halaman Koran harian Jawapos pada tanggal 03-04-2012. Dengan ilustrasi kencing ditoilet serasa kencing disemak belukar. Yups, inilah tulisan pertama saya yang tembus di Koran tingkat nasional kawan, terbesar di Indonesia (saat ini). Sekaligus duit aliran pertama dari sebuah sumber media cetak (Koran) untuk saya, tingkat nasional pula. Sebenarnya ide ini saya dapat sewaktu mewawancarai mahasiswa Arsitektur di kampus, dimana saya jadi reporter sebuah Majalah kampus di UIN Maliki Malang (yaitu GEMA). Dari dialog dengan beberapa mahasiswa itulah saya mulai memahami plus minusnya vertical garden. Namanya mahasiswa kawan, mereka terlalu asyik dengan dunia kemanjaannya (dimanja tugas, dimanja malas, dimanja galau dan dimanja kiriman orangtua). Terkadang membuat pikiran menjadi tidak terbuka, bahkan terkesan mati suri tak berarti dan tak memberi kontribusi.
        Inilah tujuan utama kenapa saya berjuang menembuskan tulisan ketingkat nasional, agar semua sadar, bahwa mahasiswa itu sudah waktunya untuk berpikir tentang karya. Jangan Cuma galau dan cinta, galau dan cinta itu boleh, tapi galau dan cinta yang menghasilkan karya. Bukan Cuma bakat yang terpenting. Tetapi ada yang lebih penting pula, yaitu sebuah kemauan serta niat nan ikhlas! Jangan kelamaan mikir, karena pikiran tanpa dituliskan atau disampaikan = kentut yang tak bau, hanya bermanfaat sedikit perkembangan untuk berpikir lebih lagi. Untuk kali ini yang ingin saya sampai adalah “MARI BERKARYA” ^_^ | semoga bermanfaat, salam dari Sang Penggembala, Tyas Haryadi…. ^_^

2 Apr 2012

Adik Bagiku

Anak,
Ibu,
Bapak,
Satu satu, dua dua, tiga tiga, sayang adik kakak
     Akupun punya adik,
     Dia wanita nan jelita,
     Bidadari kecil, imut, memikat mata, membuat tertaut dihati,
     Dialah adikku, yang kusayang yang kucinta.
Allah masih segala,
Rasulullah selanjutnya,
Orangtua yang utama,
Dan adikku, sekarang jadi posisi selanjutnya.
      Dimatanya kulihat mataku,
      Karena sikap selalu meniru sikapku,
      Apa katanya masih dan terus bercermin dari apa kataku,
      Sekarang dia adikku, tapi dengannya aku berlajar mendidik anakku.
Pagi kubangunkan, walau sulit untuk bangun, seperti ku dulu.
Dia konyol, terkadang melebihi kekonyolanku.
Malam kurelakan sholat jama’ah dimasjidku hilang, untuk sholat berdua dengannya.
Ku ajari baca alif-alifan, walau aku juga baru belajar.
      Ku kecup keningnya tanda sayangku,
      Kadang ku jitak jidatnya, juga rasa sayangku,
      Kudiamkan dia, ku buat dia menangis, masih dengan rasa sayangku,
      Apa yg diminta akan kuberi, tapi jika itu melawan azas kejujuran, maaf!
      Itupun masih karena rasa sayangku.
Di KK ku punya satu adik,
Tapi, semua yg lebih muda dariku adalah adikku,
Bagiku adik bukan sekedar status, tapi gelar sacral.
Bagiku adik tak harus akrab dengan perintah, tapi selalu ternaung kasih sayang.
Bagiku adik jangan lembek, sesekali harus dikerasi, agar dia punya jatidiri dan mandiri.
Dan adikku harus tahu agama, berbakti pada orangtua, dan memegang kejujuran.
Inilah adik, adik, dan adik bagiku….


Wahai kawan, tentu kita pernah memanggil nama adik. Entah itu adik sendiri, atau adik orang lain. Puisi kali ini adalah persepektif adik bagiku, dengan emosional hatiku, dan biarkan imajinasimu serta hatimu memiliki penafsirannya sendiri setelah membacanya. Semoga bermanfaat, saya masih pujangga yang tak lekang oleh waktu, tak mau kalah oleh arus, tak mau roboh oleh badai, dan tak mau takabur dari bujuk rayu setan. Salam dari Sang Penggembala, Tyas Haryadi…. ^_^

1 Apr 2012

Kantin kejujuran untuk anak usia dini

KUA (kantin Ulul Albab)
       JUJUR-adalah sebuah kata sederhana yang memiliki nilai dan makna luar biasa. Sayang sekarang ini kejujuran sudah mulai dilupakan, dan menjadi sangat mahal harganya sehingga jarang ditemui. Mulai dari ujian akhir sekolah, ulangan harian, ujian skripsi, sampai para pemimpin yang akhir-akhir ini sangat suka bohong. Hal ini tentu menjadi cerminan seberapa buruk karakter masyarakat Indonesia saat ini.
        Ketika saya dan beberapa teman membuat kantin kejujuran dikampus, kami beri nama KUA (kantin ulul albab), sesuai motto kampus kami menciptakan generasi yang ulul albab. Namun dari hari ke hari semakin banyak saja kerugian yang dialami, mungkin memang dari kecil belum belajar untuk jujur. Seperti kata pepatah, “menulis diatas air itu mudah tetapi cepat hilang, berbeda menulis diatas batu, sulit tapi tak akan hilang.” Ini pula yang membuat kami berpikir kenapa tidak membuat kantin kejujuran untuk anak-anak usia dini? Anak-anak memiliki jiwa yang bisa menerima segala hal, sehingga akan sangat menerima pembelajaran kejujuran ini. Tentu dengan harapan 20 tahun lagi, anak-anak usia dini ini akan menjadi pemimpin negeri ini selanjutnya, dan semoga mereka masih ingat tentang pembelajaran kejujuran diwaktu kecilnya.
        TYAS HARYADI, Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika UIN Maliki Malang. Sang Penggembala, semoga bermanfaat kawan. Sekedar info, gagasan dan opini ini sebenarnya adalah karya saya yang dikirim ke redaksi surat kabar macam jawapos, kompas, macam macam lah (sebenarnya baru dua itu saja). Kalau tidak tembus ya disini tempatnya, karena dengan media surat kabar, ide ikhlas itu akan lebih banyak orang yg membaca. Tak apa, semua harus disyukuri "Alhamdulillah", the power of istiqomah pokoknya. semoga bermanfaat... ^_^
sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com